Bijak dalam membaca😊
❗HANYA HALUAN AUTHOR, DAN NOVEL INI TIDAK MENGENAL AGAMA APAPUN❗
"Ahh..! " pekik Reqy sambil membuang jutaan kecebong ke dalam kantung pengamannya di dalam sana. Setelah itu bergegas mengeluarkan uang warna merah dari pouch bagnya dan mengusir wanita itu.
Reqy Sebanan adalah seorang duda matang, berusia 38 tahun yang dipecundangi oleh istri yang sangat dicintainya 10 tahun yang lalu. Reqy tahu istrinya mendesah di bawah kungkungan laki-laki lain, tapi dia tak bisa melakukan apapun.
Cinta yang teramat dalam membuat Reqy membiarkan dan memendamnya dalam hati, sampai talak itu jatuh ketika istri yang dicintainya berani menampar putra mereka.
Hingga Reqy dipertemukan dengan daun muda 19 tahun dari desa yang membuatnya kelimpungan.
Bagaimana kisah hot duda satu ini?
Ikuti ceritanya
by : Roro Halus
❗DILARANG PLAGIAT ❗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roro Halus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. Tidak mau punya anak selain, Reno
"Dalam mimpimu, Pak! Saya tidak akan sudi!" teriak Nia dengan ekspresi marahnya.
Entah keberanian dari mana hingga Nia mampu berteriak didepan Reqy. Tapi Nia merasa sangat terhina dengan ucapan yang baru saja dilontarkan.
Alih-alih meminta maaf, atau memuji, Reqy justru merendahkan harga dirinya, padahal jelas Reqy tau jika dirinya wanita baik-baik yang terpaksa dijual.
Bukan wanita yang senang hati menjual tubuhnya!
Sedangkan Reqy yang diteriaki hanya diam sambil melihat Nia masih dengan ekspresi dingin dan datarnya.
Kesal!
"Bapak keterlaluan! Saya bukan wanita murahan, Pak! terlepas saya dijual bukanlah keinginan saya! Apa, Bapak terlalu menyukai tubuh saya, hingga ingin menjadikan saya simpanan?" teriak Nia yang sudah dilanda amarah dan perasaan tak menentunya.
Nia sangat kesal dengan perasaannya sendiri yang berdenyut saat melihat Reqy.
Entah karena kesuciannya yang telah menjadi milik Reqy, atau karena cerita dan hutang budi yang selama ini mendiang ibunya ucapkan.
Karena Reqy adalah sesosok malaikat yang menolong Ibunya dulu ketika tak ada satupun orang yang mau menolong dirinya, sedangkan anak kecilnya sudah berada di ujung tanduk.
Yah, anak kecil itu mengalami kelainan jantung, namun biaya operasi yang cukup besar membuat ibunya hancur, tanpa diduga Reqy datang menjadi pahlawan dan membiayai operasi itu.
Mungkin karena kasihan!
Dan rasa syukur terus menetap di hati ibunya, karena berkat uang Reqy, anaknya sehat kembali!
Yah, anak itu adalah Tania!
Nia, yang 12 tahun lalu diselamatkan oleh Reqy, namun kini dihancurkan pula oleh Reqy.
"Bapak-bapak gak ada akhlak! bagaimana bisa berfikir menjadikanku bayi gulanya! Cukup yang semalam saja menjadi penebusan hutang budi saya!" sinis Nia
Brugk!
"Ambillah 100 jutamu, dan silahkan pergi!" kata Reqy dengan dingin dan ketus.
Penolakan Nia menggores kelelakian Reqy dan harga diri Reqy.
Reqy sudah menurunkan egonya untuk memberikan penawaran yang menguntungkan Nia namun malah disambut teriakan oleh Nia.
Kemudian Reqy berdiri dan meninggalkan kamar itu sambil memakai kaca-mata hitam dari sakunya tanpa menoleh sedikitpun pada Nia.
Reqy marah karena baru kali ini ada wanita lancang padanya!
'Biadab! Dasar tua bangka! sok ganteng! pedofil! Aaaaaaaa! ' batin Nia berteriak-teriak karena sikap angkuh Reqy.
Tanpa Nia sadari air matanya mengalir menatap punggung Reqy yang hilang di balik pintu hotel itu. Nia mengambil uang yang dilemparkan Reqy tadi dan pergi meninggalkan kamar hotel itu.
Dengan perasaan hancur!
Tubuh yang remuk!
Dan hati yang patah!
Nia menuju terminal bus yang tidak terlalu jauh dari hotel itu dengan taxy yang ada di depan hotel. Bayangan kejamnya paman dan bandot tua yang membelinya itu membuat dirinya ketakutan dan memutuskan untuk pergi dari kota ini.
Pergi sejauh mungkin!
Mengikuti kemana arah langkah membawanya!
Setelah sampai terminal dengan baju seadanya dan slingbag yang berisi uang pemberian Reqy, Nia menaiki bus seadanya tanpa berfikir kemana akan dibawa oleh bus itu.
Nia duduk di dekat jendela dan bus itupun langsung berangkat.
Ternyata Bus itu tujuan akhir di terminal Senen— Jakarta Pusat.
Perjalanan yang ditempuh Nia sekitar 12 jam untuk sampai di Jakarta.
Sedangkan ditempat berbeda, di sebuah mobil sport yang baru saja memasuki gerbang TOL untuk kembali ke Jakarta, Reqy tengah menahan emosi dan juga kegelisahan karena memikirkan Nia.
Entah kenapa bayangan tentang Nia dan kegiatan semalam berkeliaran di otak Reqy tanpa permisi.
"Bos, kenapa?" tanya Boni sambil terus mengemudikan mobilnya.
"Diam, Bon!" jawab Reqy ketus.
Reqy merasa sangat khawatir jika Nia kembali pada pamannya dan akan dijual kembali oleh pamannya atau lebih parah Nia akan bertindak nekad mengakhiri hidupnya.
Seperti pertama kali melihat di hotel kemarin!
"Bos mikirin, Nia?" tanya Boni mencoba menguraikan ketegangan di dalam mobil.
"Fokus saja!" titah Reqy masih ketus.
"Bos, suasana mobil seperti kuburan! merinding saya bos!" kata Boni sekali lagi.
"Kamu mau saya tinggal disini?" tanya Reqy dengan ketus.
"Oke, oke Bos! saya diam ... Makanya saya sudah peringatkan, Bos, jangan main-main sama yang perawan! perawan untuk dinikahi bukan dijadikan bayi gula!" kata Boni santai.
Reqy hanya diam, namun dalam hatinya mengiyakan ucapan asisten sekaligus sahabatnya itu, karena pertama kali main dengan perawan membuat dirinya tak tenang, jantungnya berdebar, dan hatinya gelisah.
Sangat gelisah!
"Apa bos mau kembali dan melamar Nia? sebelum terlambat, Bos!" lanjut Boni pelan karena tidak ada sahutan dari bosnya itu.
Reqy hanya melirik menghadiahi tatapan tajam pada Boni sebagai balasan dari ucapannya.
"Tidak semua wanita sama, Bos! aku lihat Nia gadis yang manis dan lugu, terbukti dia juga masih virgin, Bos. Dia memilih bunuh diri daripada dijual!" kata Boni mencoba menyadarkan Reqy.
Trauma pernikahan yang Reqy alami membuatnya berfikir semua wanita sama saja dan tidak percaya lagi dengan wanita.
Apalagi cinta!
Semua wanita dimatanya sama semua, seperti Sonia!
"Saya hanya tidak ingin Boss menyesal jika, Bos menyadarinya nanti dan Bos tidak lagi bisa menggapai, Nia!" kata Boni
"Diamlah, Bon, Aku lelah. Bangunkan aku saat sudah sampai!" kata Reqy sambil menyandarkan tubuhnya dan menutup mata karena Reqy merasa sangat pusing.
Hatinya sangat berkecamuk.
Setelah hampir delapan jam berkendara, mobil yang Boni kendarai sudah mendekati rumah Reqy. Sepanjang jalan Boni tidak berani mengganggu Reqy tidur.
"Bos!" kata Boni sambil menggoyangkan tubuh Reqy.
"Hmm!" jawab Reqy sambil membuka matanya.
"Sudah sampai!"
"Terimakasih, menginaplah disini! sudah malam!" kata Reqy.
"No, Bos, aku rindu istriku! baru juga jam delapan, Bos!" kata Boni sambil tersenyum membayangkan akan bergumul manja dengan istrinya.
Sudah sangat rindu!
"Brunomu sudah berdiri tuh!" kata Reqy sambil ekor matanya menunjuk senjata Boni yang berdiri.
'Memalukan sekali, dasar! kenapa juga bangun cuma membayangkan tubuh my honey!' batin Boni malu-malu.
"Ah si Bos, tentu saja sudah tidak tahan bos! kan disana hanya bisa membayangkan bos main kuda-kudaan!" jawab Boni ngasal.
"Sana pulang, takut keluar disini!" ejek Reqy sambil keluar dari mobilnya dengan tersenyum.
"Ih, Bos. Bruno saya tidak semurahan itu!" pekik Boni kesal karena tidak terima dengan ucapan Reqy.
Reqy berlalu begitu saja menuju rumahnya membiarkan para maid mengambil barang bawaannya dari mobil.
"Mbak, Reno mana?" tanya Reqy pada mbak yang mengurus Reno yang sedang berjalan ke dapur.
"Aden Reno sedang belajar di kamarnya, Pak!" jawabnya.
"Pur, mana?" tanya Reqy lagi.
"Saya, Pak. Ada apa?" tanya mbak Pur yang tiba-tiba keluar dari dapur.
"Bawakan seperti biasa ke kamar!" jawab Reqy kemudian berlalu menuju kamarnya tanpa menunggu jawaban mbak Pur.
'Hoalah, opo Bapak ngelu ndase yo? Ko mesakne nemen, wong sugih nanging ora tentrem!' batin mbak Pur.
(Hoalah, apa bapak kepalanya pusing ya? kasihan sekali, orang kaya tapi tidak bahagia)
Kemudian Reqy menuju kamar Reno terlebih dahulu sebelum menuju kamarnya.
Reqy ingin melihat sang putra!
Cklek!
"Reno belajar apa?" tanya Reqy sambil menghampiri Reno.
"Sudah selesai Pah, Papah baru pulang? maafkan Reno ya, Pah!" jawab Reno sambil berdiri menghampiri Reqy dan memeluk papahnya itu.
"Tidak apa, Sayang, Papah yang harusnya minta maaf!" jawab Reqy sambil mengusap dan mencium pucuk kepala Reno.
Putra semata wayangnya!
"Papah gak salah, Reno yang terlalu memaksa Papah untuk memberi Mamah baru! Reno gak apa-apa selamanya gak merasakan kasih sayang, Mamah!" jawab Reno pelan masih memeluk papahnya.
"Maafkan Papah ya, nanti papa carikan Mama yang baik untukmu!" jawab Reqy terenyuh.
"Serius, Pah?" tanya Reno yang tidak menyangka papanya akan menjawab seperti itu.
"Iya, Sayang, kamu benar. Tidak semua wanita sama!" jawab Reqy pelan.
"Segera ya, Pah! Reno pengen punya adek juga! biar tidak sepi, Pah!" jawab Reno senang dengan kabar yang Papahnya bawa.
Reno sangat menginginkan punya adek seperti teman-temanya yang lain, yang bisa memamerkan bagaimana gemasnya adeknya, lucunya punya adek, dan serunya punya adek.
"Papah tidak mau punya anak selain, Reno!"
Bersambung...
lanjut, crazy up gak ni?