NovelToon NovelToon
Kutukan Cinta Istri Tak Dianggap

Kutukan Cinta Istri Tak Dianggap

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Cinta Paksa / Penyesalan Suami
Popularitas:249.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Bareta

(Revisi)

Merasa akhirnya bebas dari ikatan pernikahan dengan Elsa, wanita pilihan orangtuanya, Edward, berniat menata ulang hidupnya dan membangun rumah tangga bersama Lily, sang kekasih.

Namun tanpa disadari saat tangannya menggoreskan tandatangan di atas surat cerai, bukan sekedar perpisahan dengan Elsa yang harus dihadapi Edward tapi sederetan nasib sial yang tidak berhenti merudungnya.

Tidak hanya kehilangan pekerjaan sebagai dokter dan dicabut dari wasiat orangtuanya, Edward mendadak jadi pria impoten padahal hasil pemeriksaan dokter, dirinya baik-baik saja.

Ternyata hanya Elsa yang mampu mengembalikan Edward menjadi pria sejati tapi sayangnya wanita yang sudah terlanjur sakit hati dengan Edward, memutuskan untuk menikah kembali dengan Erwin, adik iparnya.

Apakah Edward akan memaksa Elsa kembali padanya atau memutuskan tetap menjadi pria mandul dan menikahi Lily ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tamu yang Tiba-tiba

“Selamat pagi dokter, apa kabarnya ?” sapa Fahmi begitu Edward melewati pintu lobi.

“Baik dan pengangguran,” sahut Edward sambil tertawa pelan.

Banyak yang menyapanya sejak ia turun dari taksi. Edward mungkin suami yang dingin dan keras untuk Elsa tapi tidak pada karyawan rumah sakit apalagi pada pasien-pasiennya.

“Gimana kabar boss barumu, Fam ?”

“Tuan Erwin lebih banyak dibantu oleh Joko, dokter, bahkan ruangan anda tidak disentuh olehnya. Semoga saja masa hukuman anda segera berakhir,” canda Fahmi sambil tersenyum.

“Kamu kira aku pesakitan yang sedang menjalani tahanan kota ?”cibir Edward yang ditanggapi dengan senyuman Fahmi.

Keduanya masuk ke dalam lift menuju ruangan dokter Robert. Hari ini tujuan Edward kemari untuk memberikan laporan mengenai simposium yang diikutinya di Singapura.

Begitu keluar di lantai 9, Edward berdiam sejenak, menatap pintu ruang kerjanya yang persis terletak di arah jam 12 dari pintu lift.

Baru sekitar 4 bulan Edward meninggalkan singgasananya di rumah sakit ini tapi kerinduannya seperti sudah bertahun-tahun.

“Aku sudah putus dengan Lily, Fam. Mungkin inilah yang disebut cinta buta, bertahun-tahun aku bukan tidak melihat tapi menutup mata atas semua kebohongan yang dilakukan Lily. Dia bahkan pernah hamil dengan pria lain dan melakukan aborsi ! Sebsgaiseorang dokter, aku merasa benar-benar bodoh tidak curiga sedikit pun.” Nada suara Edward terdengar berapi-api membuat Fahmi tersenyum.

“Setidaknya dokter masih bisa bersyukur karena belum sempat menikah dengan dokter Lily.”

“Tapi aku tidak bisa kembali pada Elsa, Fam dan rasanya hatiku benar-benar sakit padahal sejak dulu aku sangat berharap bisa berpisah dengannya.”

“Bukankah nona Elsa wanita yang pemaaf ?”

Edward menghela nafas dan menggeleng. “Aku menyakitinya terlalu dalam Fam bahkan sebagai suami aku sangat kelewatan karena tidak bisa ingat wangi tubuh istriku sendiri padahal setahun lebih kami tinggal satu atap.”

“Semua sudah terjadi dokter, yang penting nona Elsa tidak menyangkal kalau ia sedang hamil anak anda.”

Edward menghela nafas, wajahnya berubah sendu.

“Elsa akan menikah dengan Erwin, Fam. Bukankah proses surat ceraiku sudah dilanjutkan ?”

Edward mengeryit saat melihat Fahmi agak terkejut mendengar berita Elsa dan Erwin.

“Mungkin dokter Robert dan tuan Erwin minta Joko yang mengurusnya.”

Edward kembali menghela nafas dengan wajah yang semakin sedih.

“Elsa sudah memutuskan tidak akan pernah memberitahu anak itu kalau aku adalah ayah biologisnya. Tapi aku tidak menyalahkan Elsa, Fam. Perbuatanku malam itu dan selama bersama Lily pasti sulit dimaafkan.”

“Dokter Edward.”

Keduanya menoleh dan melihat Joko sedang berjalan ke arah mereka.

“Dokter Robert sudah menunggu anda di ruangannya.” Edward menganggukan kepala.

“Aku ketemu daddy dulu, Fam,” Esward menepuk bahu mantan asistennya.

“Baik dokter.”

Joko yang berjalan di depan Edward membukakan pintu ruangan daddy Robert, tidak kelihatan Erwin ada di situ.

Edward sampai lupa menanyakan dimana ruangan adiknya pada Fahmi karena terlalu asyik curhat, asistennya itu adalah orang yang paling tahu dan mengerti semua masalahnya dengan Elsa.

“Bagaimana acara lamaran Erwin, Dad ? Aku belum bertemu dan menelepon Erwin sejak dia berangkat ke Yogya.”

“Baik dan lancar. Bagaimana acara di Singapura ?”

Edward membuka tas selempangnya dan menyerahkan sejumlah dokumen sambil menceritakan apa saja yang didapatnya di sana.

“Sepertinya rumah sakit ini perlu mempertimbangkan untuk memperbaharui alat-alat khususnya untuk klinik jantung, Dad.”

“Kirimkan saja lewat email referensi alat yang menurutmu bagus biar daddy bisa membahasnya dengan direksi.”

“Sudah aku kirim ke email daddy dan Erwin.”

“Ada lagi yang mau kamu sampaikan ?”

Edward terlihat ragu-ragu sementara daddy Robert membaca sejumlah berkas yang diberikan Edward.

”Bagaimana kondisi kehamilan Elsa, Dad ?”

Dokter Robert mengangkat wajah dan dahinya berkerut.

“Kenapa tidak kamu tanyakan pada Erwin langsung ?”

“Eh iya Dad, nanti aku akan menghubungi Erwin.” Edward terlihat serba salah padahal tidak biasanya dia seperti ini.

“Ada teman daddy dari Surabaya yang ingin mengundangmu jadi dokter tamu selama beberapa bulan di rumah sakit tempatnya bekerja.”

“Maksudnya aku bekerja di sana Dad ?” dokter Robert menganggukan kepala.

“Daripada kamu menganggur.”

“Apa aku kenal dengan teman daddy ?”

“Rencananya dia akan kemari sebentar lagi, mungkin kita bisa bicara sambil makan siang.”

Belum sempat Edward menjawab, pintu ruangan kembali diketuk dan tidak lama Joko melongokkan wajahnya di pintu.

“Dokter Harris dan putrinya sudah di lobi, dokter.”

“Tunggu mereka di depan lift dan langsung ajak kemari.

“Baik dokter.”

Edward beranjak dari kursinya mengikuti daddy Robert yang sudah bersiap-siap menyambut tamunya. Dari nama yang disebut Joko sepertinya Edward belum mengenal dokter Harris.

“Apa kabar Bert ?”

“Kabar baik, sudah lama tidak ketemu.”

Kedua pria itu saling berpelukan layaknya teman lama. Setelah saling melepaskan diri, dokter Harris menyuruh putrinya maju ke depan untuk diperkenalkan.

“Cindy ?” Mata Edward langsung membola melihat wanita yang ada di samping dokter Harris.

“Selamat siang Om Robert, perkenalkan nama saya Cindy, teman kuliah Edward saat sama-sama mengambil spesialis jantung dan kami kembali bertemu di Singapura beberapa hari yang lalu.”

“Oooh, senang berkenalan dengan penerus Harris yang cantik ini.” Cindy terkekeh mendengar pujian daddy Robert yang kesannya seperti sungguh-sungguh tapi menurut Edward hanya basa-basi.

“Apa kabar Ed ?” Cindy mengulurkan tangannya pada Edward dan terpaksa pria itu menjabat tangan Cindy yang sedang senyum-senyum kepadanya.

“Kita duduk sambil ngobrol,” ajak daddy Robert pada kedua tamunya.

“Boleh saya pinjam Edward sebentar, Om ? Ada masalah yang belum kami selesaikan saat di Singapura.”

Kedua alis Edward menaut karena tidak merasa ada masalah penting yang perlu dibahas bersama Cindy.

“Ayo Ed !”

Tanpa menunggu persetujuan Edward, Cindy menarik pria itu keluar ruangan dokter Robert.

“Apakah ada tempat yang lebih privasi untuk kita bicara ?”

“Soal apa ?” Cindy tidak menjawab hanya melotot dan memberi isyarat pada Edward supaya memenuhi permintaannya.

Tidak ada pilihan lain, Edward mengajak Cindy berbincang di ruang kerja lamanya. Fahmi yang melihat mantan bossnya berjalan ke arah mereka buru- buru beranjak dari kursi untuk mendahului masuk dan menyalakan pendingin ruangan.

“Mau bicara apa ?” Cindy melongok, memastikan pintu tertutup dan Fahmi sudah keluar.

“Sebaiknya elo terima tawaran papa untuk bekerja di rumah sakit milik sahabatnya di Surabaya.”

“Kenapa ?” Cindy tersenyum smirk dan sambil bertolak pinggang, perlahan ia mendekati Edward.

“Jangan berbohong lagi sama gue Edward, gue sudah tahu semuanya ! Sekarang elo bukan hanya seorang dokter tanpa pekerjaan tapi juga seorang duda. Gara-gara elo memilih bercerai dengan istri yang dijodohkan dengan lo itu, om Robert memutuskan untuk memecat lo dari rumah sakit ini.”

“Hoax darimana ?” sinis Edward membuat Cindy malah tertawa.

“Jangan menghindari gur lagi, Ed ! Saat ini pilihan terbaik adalah menerima tawaran papa karena selain pekerjaan, elo bisa menata ulang hidup di kota yang baru. Jangan mencari-cari alasan lagi untuk menolak gue !”

Edward tersenyum sinis sambil menggelengkan kepala menatap wanita di depannya yang berbicara dengan penuh rasa percaya diri.

“Masih bilang tidak pernah stalking hidup gue ?”

Mata Cindy membola melihat Edward masih saja percaya diri meski semua rahasianya sudah diketahui Cindy.

1
Uti Enzo
Luar biasa
Safa Almira
bagus
Baretta: Terima kasih Kak Safa 😊🙏
total 1 replies
Pak dhe Tono
Luar biasa
Putii
Kecewa
Siti S
Luar biasa
Ayi Sansan
mantappp 👍
Baretta: Terima kasih Kak Ayi Sansan
total 1 replies
Diny Julianti (Dy)
jangan2 Hendra
Ita Maisaroh
akhir nya... lily buka topeng nya sendiri,
dasar sundel bolong
Mulyanah Fira
Luar biasa
Baretta: Terima kasih Kak Mulyanah Fira 😊😊🙏🙏
total 1 replies
guntur 1609
ceritanya menarik. keren. tapi konfliknya terlalu sedikit dan terlalu ringan. kakau ada konfliknya agak beretan sedikit thor. biar bacanya lebih emosi
Baretta: Terima kasih banyak atas dukungannya Kak Guntur1609 😊😊🙏🙏
Masukan dari kakak akan saya coba di cerita berikutnya
total 1 replies
guntur 1609
trims thor ceritanya. sangat keren
guntur 1609
sweet banget si edward
guntur 1609
beghhh gawat ni si edwin..bikin ngakaka saja
guntur 1609
emang oerempuan seperti tu. dia yg mancing2..ehhhhh nanti juga dia yg emosian. hadeehhh
guntur 1609
ed kau harus dikasih pelajaran. agar kau berubah
guntur 1609
bagus tuh elsa. edward harus di kasih oelajaran dia lupa dengan keadaanya dulu
guntur 1609
jangan bilang cowoknya gilang
guntur 1609
hahah cemburu kan loe
guntur 1609
karena kau wanita yg banyak tingkah
guntur 1609
bagis tuh gas. nasehati kiran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!