***^^ Cerita ini adalah kisah nyata.
Nama tempat dan tokoh dalam cerita hanya samaran semata, serta ada tambahan-tambahan bumbu di dalamnya. Selamat membaca 🤗🤗 ***^^
Yulia Kinanti, wanita cantik asal desa yang menikah dengan seorang laki-laki dewasa asal kota yang bernama Rama Bagaskara 45 tahun. setelah mereka menikah, Yulia di boyong ke rumah suaminya yang ada di kota.
Namun siapa sangka, sang suami ternyata mempunyai anak laki-laki yang sudah dewasa, dia bernama Dewangga Arya Bagaskara 23 tahun yang seorang mahasiswa.
Dewangga Jatuh hati terhadap ibu tirinya sejak pertama kali melihatnya. namun, Angga berusaha untuk menahannya dan melupakannya, akan tetapi rasa itu tidak bisa di hilangkankan dan justru semakin besar. membuat Angga gila dan melakukan banyak cara untuk mendapatkan hati ibu tirinya. bagaimana kah kisah mereka selanjutnya. ? yuk terus ikuti ceritanya ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ~ Dewi KEGELAPAN ~, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
" Jadilah kekasihku, Yulia Kinanti,, " Ucap Angga dengan lembut, sembari mengecup telinga sang wanita. Kedua tangannya bertumpu pada kulkas, memenjarakan tubuh semampai nan indah milik Yulia, yang saat ini masih tersenggal-senggal karena ulahnya.
" Tidak Angga, tolong jangan ganggu aku lagi, bagaimana pun aku ini ibu tirimu. " Jawab Yulia, berkali-kali matanya melirik ke lantai atas, dia takut jika tiba-tiba Rama menyusulnya ke bawah.
" Kenapa memangnya kalau ibu tiriku,, ? Aku tau, kalau kamu juga menyukaiku kan ?" Angga bertanya, tangannya mengelus setiap jengkal kulit mulus Yulia, dari leher hingga turun ke dadanya.
Yulia menggelengkan kepalanya, dan dengan cepat Angga kembali melumat bibirnya.
Menyesapnya penuh gairah, yang akhirnya keluar desahan nakal dari mulut Yulia.
" Akhhh.!!"
Mendengar desahan Yulia, bibir Angga tersenyum kecil. Ia yakin, cepat atau lambat ia bisa memiliki hati ibu tirinya itu.
kini bibir Angga turun ke leher jenjangnya, kemudian turun lagi ke pundak mulus Yulia.
" Aku benar-benar Sangat mencintaimu My Baby Girl. Tinggalkan suamimu dan jadilah milikku. "
Sontak Yulia kembali dalam mode warasnya, dengan cepat dia mendorong tubuh Angga menjauh dari tubuhnya. Napasnya menderu-deru, hampir saja dia jatuh dalam godaan Anak tirinya.
" Tolong Angga. Jangan melampui batasanmu. " lirih Yulia. Wajahnya memucat, dia merutuki dirinya yang tidah bisa berkompromi dengan bibirnya. Di saat mulut berkata tidak, nyatanya tubuhnya bahkan tak bisa menolak sentuhan Angga.
Angga terkekeh, dia tersenyum nakal. Hampir saja wanita di depannya jatuh dalam genggamannya. Namun, harga diri Yulia terlalu tinggi, mungkin kalau wanita lain akan mudah jatuh dalam pelukannya. Akan tetapi tidak dengan Yulia, Dia benar-benar berbeda.
Karena itu, Angga semakin tergila-gila dengan Yulia. Dulu, dia sempat mencoba untuk menjauh dan menjaga jarak. Bahkan dia selalu menahan dirinya, namun..tidak untuk saat ini dan seterusnya. Dia akan benar- benar menaklukkan sang ibu tiri bagaimana pun caranya.
Angga kembali mengungkung tubuhnya, dan melepaskan salah satu tali gaun yang di pakai oleh Yulia. hingga gaun itu sedikit melorot dan memperlihatkan salah satu keajaiban dunia, yang hanya di ketahui oleh Ayahnya dan dirinya.
Dengan penuh nafsu, Angga mel*mat pucuk dada Yulia, membuat sang empu mendesah, merasakan sensasi geli dan nikmat bersama'an.
Tanpa sadar, Yulia meremas rambut Angga yang sedang fokus dengan mainan barunya. Laki-laki itu bak bayi yang sedang menyu*u pada sang ibu. Yulia terus saja mendesah dengan kedua matanya yang terpejam.
Saat logika sudah tak bisa lagi di ajak berkompromi, maka yang menang tentu saja nafsu dan hasrat untuk mendapat kepuasan dunia.
" Akhhh,, Angga..emhhh..!!" Desah Yulia
Angga tersenyum smirk, dia melepaskan mulutnya dari pucuk d*da berwarna pink, yang sudah men*gang itu. Dia kembali meremas dengan lembut, sembari melumat bibir Yulia yang sedikit terbuka.
" Aku suka suara desahanmu sayang, itu sangat sexi. Aku bisa memberikan yang lebih dari itu, memberikan keni*matan yang tidak akan bisa kamu lupakan." Bisik Angga, tangannya menuntun tangan kanan Yulia agar mau menyentuh tongkatnya yang sudah meng*ras di bawah sana.
Mata Yulia melotot, saat merasakan benda di tangannya begitu keras dan besar. Rasa penasaran tiba-tiba menggelitik hatinya, Ingin melihat penampakan tongkat milik Angga, Apa sangat besar ??,
" Kamu mau melihatnya ?,, " Tanya Angga tersenyum mesum.
Yulia menggelengkan kepalanya, saat kewarasannya kembali datang, dia segera membenahi pakaiannya, kemudian menyambar botol air minum yang tadi sudah dia isi. dan secepat kilat Yulia berlari menaiki anak tangga dan masuk ke dalam kamarnya.
Angga terkekeh geli, " Wanita itu memang unik dan aneh, setelah begitu pasrah di bawah kendaliku, sedetik kemudian dia bisa lari menjauh dengan secepat kilat. Bagaimana nasip tongkatku yang sudah lapar ini " Angga membatin sembari memegang tongkatnya dan tertawa kecil
****
Kirana menyandarkan punggung nya pada balik pintu kamar, napasnya mesih tersenggal-senggal, dan dia memegang dadanya yang masih begitu kencang berdegup.
" Brengsek !! Hampir saja aku masuk ke dalam kubangan dosa, kenapa dia sekarang menjadi seperti itu. Makin berani dan semakin gila. " Batin Yulia dengan memijat kepalanya yang tiba-tiba sakit
" Dari mana sayang ?" Tiba-tiba Rama bersuara di tengah lamunannya.
Yulia hampir saja kehilangan nafas, dia menelan salivanya.dan menatap suaminya dengan tersenyum manis.
" Tadi aku haus, tapi minumannya habis, jadi aku pergi ke dapur untuk mengambil." Jawab Yulia, sembari memperlihatkan botol minum yang sudah terisi air kepada suaminya.
" Oh,, Yasudah..sini tidur lagi. " Ucap Rama sembari merentangkan kedua tangannya.
Yulia pun mendekati sang suami, dan membiarkan Rama memeluknya. Rama merebahkan tubuh sang istri, kemudian membiarkan kepala istrinya berbantalkan dengan lengannya.
" Sayang..aku sangat ingin malam ini " Ucap Rama sembari meraba kulit istrinya yang lembut.
" Tapi aku ngantuk loh mas,," Jawab Yulia sembari memejamkan matanya.
" Sebentar saja. " Ucap sang suami, kemudian dia melahap bibir sang istri begitu saja.
Rama melepas pakaiannya dan juga pakaian istrinya. Ia mengungkung tubuh sexi sang istri, dan tanpa pemanasan dia langsung memasuki tubuh istrinya begitu saja.
" Akhhh !!! Mas...sakit. Pelan-pelan. " Ucap Yulia yang merasakan perih sekaligus lecet di bagian bawahnya. Namun, Rama tidak perduli, dia tetap memompa tubuh Istrinya dengan gairah yang memburu.
Sedangkan Yulia terus meringis, ia merasa kasihan dengan dirinya, seakan mendapat pemerkosaan berkali-kali dari sang suami.
rasa sakit itu terus mendera, seiring kecepatan pemompaan Rama diatasnya.
tiba-tiba, Yulia mengingat betapa lembutnya perlakuan Angga pada dirinya. Dan seketika itu, dia meneteskan air mata. Yulia membayangkan bagaimana jika Angga yang memompa dirinya ? Mungkin kah sama kasarnya dengan laki-laki yang saat ini ada di atas tubuhnya, atau kah mungkin lebih lembut dan penuh dengan cinta.?
Entah mengapa, Yulia justru membayangkan adegan gila bersama anak tirinya itu. Dan rasa sakit yang mendera di tubuhnya sejak tadi, berubah menjadi rasa ni*mat luar biasa. Bahkan Yulia, mengeluarkan desahannya berkali-kali.
" Akhhh,, sayang.." Desah Yulia
" Mendesah lah sayang,, aku suka suara desahanmu ," Ucap Rama dengan terus memompa tubuh sang istri dengan gila.
" Akhhhh.. !!, emhhh...!! " Yulia mendesah lagi dan lagi.
Rama terus menghentak dengan kecepatan tinggi, sembari melumat bibir Yulia dengan kasar. Dia semakin bergerak dengan kasar ketika otot-otot bawah milik istrinya semakin mencengkeram erat pusaka miliknya.
Sedangkan Yulia juga semakin menggila, di saat ada sesuatu yang siap meledak dari dalam tubuhnya. Hingga pada akhirnya mereka pun melenguh dengan bersama'an.
" Makasih sayang, kamu sungguh nikmat. " Ucap Rama sembari mengecup bibir istrinya sekilas. Sedangkan Sang istri hanya diam saja.
Yulia tidak bisa menjawab ucapan terimakasih dari sang suami, dia masih tersenggal-senggal menikmati sisa-sisa percintaan mereka. yang justru malah Angga yang ada di dalam benaknya, mengungkung dan memompa dirinya dengan hebat di atas tubuhnya. Tanpa ia sadari, orang yang dia pikirkan telah mengamuk dengan dasyat di dalam kamarnya.