"I love you, om!!
maaf Tari pergi tanpa pamit, karena ternyata selama ini perasaan Tari, bukanlah rasa sayang seorang ponakan pada pamannya, melainkan rasa sayang seorang wanita pada lawan jenisnya, maaf sekali lagi, Tari pergi tanpa pamit, dan semoga kita bertemu setelah Om menikah."
Itu adalah isi surat dari Mentari Putri untuk pamannya yang bernama Andre tian.
Putri pergi tanpa pamit, karena sungguh jika dia harus pamit secara langsung, rasanya tidak mungkin, Tari tidak akan kuat, sungguh.
Sementara itu yang membaca surat langsung meremas surat tersebut dengan sangat kuat, sampai urat ditangannya terlihat mengeras,-
Dan semoga karya saya kali ini, bisa dinikmati banyak pembaca Aamiin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Diah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cara makan lagi
Mentari dan kedua temannya sudah kembali kemeja makan dimana Bayu dan Tian menunggu kedatangan Mentari dengan rasa cemas.
"Tari kamu baik-baik saja kan?" tanya Bayu yang menatap Mentari dengan rasa cemasnya, apa lagi ini pertama kalinya bagi Bayu, melihat sikap Mentari yang seperti itu.
"Iya, kamu gak kenapa-kenapa kan?" tanya tian, yang juga menanyakan hal yang sama dengan Bayu.
"Apa sih kalian ini, lebay banget, aku baik-baik saja, apa kalian tidak lihat jika aku terlihat sehat" ucap Mentari yang hanya menatap Bayu, tidak dengan Tian karena tidak mau melihat bibir Tian lagi, yang tadi sepat membuat pikirannya kacau.
"Oh iya, apa kita langsung pulang sekarang?" tanya Mentari yang kini mengalihkan pembicaraan.
"Ya" jawab Tian yang paling bersemangat ingin pulang, selain ingin cepat beristirahat dia juga ingin segera mengerjakan pekerjaannya, yang tertunda akibat ajakan Bayu juga Mentari.
"Ya sudah ayo!!!" ucap Mentari tanpa memperdulikan kedua temannya yang masih menyantap makanan Mereka. Ya kedua teman Mentari yang memang masih merasa lapar saat kembali dari toilet, langsung melanjutkan makan mereka, tak perduli dengan tanggapan Tian juga Bayu, karena mereka sudah bertekad akan jadi diri sendiri tidak perlu jaim, karena jaim tidak akan membuat perut mereka kenyang.
Apa lagi tadi saat menyusul Mentari, mereka baru memasukan makanan Mereka sedikit, maklum memang cara makan mereka sedikit lama, bukan jaim tapi lebih pada kebiasaan sejak mereka bisa makan sendiri, memang seperti itu.
"Tari... kami belum selesai makan" ucap Andini tidak setuju.
"perut kami baru terisi sedikit" ucap Aira mendukung Andini.
Mentari yang mendengar ucapan kedua temannya, langsung menatap piring kedua temannya secara bergantian dan benar saja sisa makanan Mereka masih banyak.
"Ya ampun, kenapa kalian makan sangat lambat, lihat punyaku saja sudah habis, padahal aku sedang tak berselera."
"Tak berselera??" ulang Andini juga Aira bersamaan, karena tidak percaya jika Mentari tidak berselera makan, padahal tadi mereka melihat Mentari memakan makanannya dengan lahap tanpa hambatan.
"Iya, jika aku berselera mungkin sudah dari tadi makananku habis, tunggu memangnya kemarin-kemarin kalian tidak pernah melihat cara makanku?" tanya Mentari yang penasaran kemana kedua temannya selama ini, kenapa baru membahas cara makannya sekarang, padahal sebelumnya mereka sering makan dikantin bersama.
Andini dan Aira menggelengkan kepalanya, pertanda jika ucapan Mentari benar, jika sebelumnya mereka tidak pernah memperhatikan cara makan Mentari, karena saat makan dikantin mereka selalu sibuk menatap seorang yang mereka kagumi, yang kebetulan selalu makan diwaktu yang sama dengan mereka, dan kebetulan juga selalu duduk didekat meja mereka.
"Ya ampun," ucap Mentari sambil menggelengkan kepalanya, "Ya sudah cepat habiskan!! aku beri waktu lima belas menit" ucap Mentari lagi.
Mentari terus menatap kedua temannya yang sedang berusaha memakan makanan Mereka dengan cepat, namun bagi mereka itu sangat sulit dan pada akhirnya mereka menyerah dan mengikuti keinginan Mentari untuk segera pergi tanpa menghabiskan makanan Mereka.
Mentari yang kasihan pada kedua temannya yang dia perkirakan masih lapar, langsung meminta berhenti disebuah toko oleh-oleh.
"Bang, berhenti didepan toko itu, aku mau beli oleh-oleh disana," ucap Mentari sambil menunjuk sebuah toko oleh-oleh yang tidak jauh dari mobil yang mereka tumpangi.
Sesuai arahan, Bayu berhenti didepan toko yang ditunjuk Mentari dan begitu mobil berhenti Mentari langsung mengajak kedua temannya untuk ikut berburu oleh-oleh, dan dia berkata pada kedua temannya untuk membeli apa yang mereka inginkan dan Mentari juga mengingatkan untuk membeli oleh-oleh untuk sodara kedua temannya.
Tentu saja kedua teman Mentari sangat senang dan dengan semangat yang membara kedua teman Mentari langsung menyerbu apa saja yang ingin mereka beli.
Dan setelah mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan mereka menghampiri Mentari. Mentari terkesiap melihat apa saja yang kedua temannya beli, sungguh diluar dugaan Mentari.
semangat Thor 💪
makasih 🙏😘
jadi cowok munafik banget, sudah jelas tau kalo mentari mencintai nya dan dia pun mencintai nya kenapa gak mutusin indah saja
Sabar terus mau selebar apa tubuhku ini kalau harus sabar terus hik hik hik/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
plissssssss./Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
ku mohon.....
Jadi plis kasih bintangnya dong biar penulis amatir ini semangat nulisnya /Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
satu lagi jang lupa tinggalkan jejak dengan cara vote, dan like. makasih dan sehat selalu.