NovelToon NovelToon
Menaklukan Hati Ceo

Menaklukan Hati Ceo

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: tanier alfaruq

seorang CEO cantik, seksi, dan galak, yang terjebak dalam dinamika dunia kerja dan cinta. Dia harus menghadapi tantangan dari mantan suaminya, mantan pacar Tanier, dan berbagai karakter wanita seksi lainnya yang muncul dalam hidupnya. Tanier, karyawan Lieka yang tampan, sabar, dan kocak, berjuang untuk memenangkan hati Lieka dan membantu perusahaan mereka bertahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tanier alfaruq, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21: Ancaman dari Diana

Suasana di kantor semakin menegangkan ketika berita tentang kedatangan Diana, mantan pacar Tanier, mulai beredar. Diana adalah sosok yang cantik dan berambisi, dikenal karena kemampuannya yang luar biasa dalam dunia bisnis. Namun, bukan hanya kepintarannya yang menjadi perhatian, tetapi juga ketidakpastian yang dibawanya ke dalam kehidupan Tanier dan Lieka.

Lieka yang sedang berada di ruang kerjanya merasa jantungnya berdebar ketika mendengar nama Diana disebut-sebut. Dia tahu bahwa mantan pacar Tanier ini memiliki sifat yang manipulatif, dan kehadirannya bisa menggoyahkan fondasi hubungan mereka.

Saat rapat berlangsung, Tanier merasakan ketegangan di antara rekan-rekannya. Mereka membahas proyek besar yang sedang mereka kerjakan, tetapi konsentrasi Tanier terbagi antara pekerjaan dan pikiran tentang Diana. Dia tahu bahwa Diana tidak hanya ingin kembali ke dalam hidupnya, tetapi juga ingin mengambil alih proyek yang saat ini ia kerjakan.

Tiba-tiba, pintu ruang rapat terbuka, dan Diana masuk dengan senyuman menawan. “Maaf, saya terlambat! Saya ingin memastikan bahwa saya tidak ketinggalan pertemuan penting ini,” katanya dengan nada ceria.

Lieka yang duduk di sisi Tanier merasakan panasnya darahnya naik. Dia berusaha untuk tetap tenang, tetapi perasaan cemburu mulai menguasai dirinya. Tanier meraih tangan Lieka di bawah meja, berusaha memberikan dukungan.

Diana langsung mengambil alih pembicaraan, memberikan ide-ide cemerlang yang menarik perhatian semua orang. Dia berbicara dengan percaya diri, seolah-olah sudah kembali ke posisi yang semestinya. Setiap kali Tanier mencoba mengeluarkan pendapat, Diana selalu menginterupsi dengan cara yang halus, tetapi cukup tajam untuk membuatnya merasa tertekan.

“Tanier, apa kamu tidak setuju bahwa ide ini akan membawa perusahaan kita ke level berikutnya?” tanyanya, menatap Tanier dengan penuh tantangan.

Lieka merasakan ketidaknyamanan di dalam hatinya. “Kami sudah memiliki rencana yang solid untuk proyek ini, Diana. Kami percaya dengan arah yang kami pilih,” jawab Lieka, berusaha menjaga ketenangan suaranya.

Diana tersenyum sinis. “Oh, tapi kadang-kadang kita perlu beradaptasi, bukan? Saya hanya ingin yang terbaik untuk perusahaan ini, dan saya yakin Tanier juga berpikir demikian.”

Tanier mengerutkan keningnya, merasa terjebak di antara dua wanita yang berjuang untuk mendapatkan perhatian dan kepercayaannya. “Diana, kami sangat menghargai ide-ide kamu, tetapi kami memiliki rencana yang sudah dirumuskan dengan matang. Saya rasa penting untuk tetap fokus,” katanya dengan tegas.

Setelah rapat berakhir, Tanier merasakan ketegangan yang menggelayuti suasana di antara Lieka dan Diana. Dia bisa merasakan bahwa Diana tidak akan mudah menyerah dan akan terus mencari cara untuk mendekatinya.

Lieka, yang sudah tidak sabar, berbicara dengan Tanier di luar ruangan. “Tanier, kita harus berhati-hati. Diana tidak akan segan-segan menggunakan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia mau, termasuk mengganggu hubungan kita.”

Tanier mengangguk, “Aku tahu, dan aku tidak akan membiarkan dia melakukan itu. Aku mencintaimu, Lieka, dan aku akan melindungi hubungan kita dari siapapun.”

Malam itu, saat Tanier pulang, suasana di rumah terasa mencekam. Dia tahu bahwa di luar sana, Diana sedang merencanakan langkah-langkah selanjutnya. Tanier mencoba untuk menenangkan pikiran Lieka. “Kita harus tetap tenang. Kita tidak bisa membiarkan Diana mengacaukan apa yang sudah kita bangun.”

“Tanier, aku merasa tidak nyaman dengan cara dia memperlakukan kita. Dia masih merasa memiliki hak atasmu,” jawab Lieka, suaranya penuh kekhawatiran.

Tanier meraih tangan Lieka, “Kita akan menghadapi ini bersama. Aku akan berbicara dengan Diana dan mengklarifikasi batasan-batasan yang ada. Kita tidak bisa membiarkan masa lalu mempengaruhi masa depan kita.”

Lieka mengangguk, merasa sedikit lebih tenang dengan dukungan Tanier. “Aku percaya padamu, Tanier. Tetapi kita juga harus bersiap menghadapi segala kemungkinan yang mungkin muncul dari sini.”

Keesokan harinya, Tanier memutuskan untuk mengatur pertemuan dengan Diana. Dia ingin menyampaikan pesan yang jelas bahwa dia sudah move on dan hanya ingin fokus pada hubungan dengan Lieka. Namun, di balik keputusan itu, dia tahu bahwa Diana tidak akan menyerah tanpa perlawanan.

Dengan tekad baru, Tanier bersiap menghadapi apa pun yang akan datang, bertekad untuk melindungi cinta yang telah mereka bangun. Dia tidak akan membiarkan ancaman dari masa lalu mengganggu masa depannya bersama Lieka.

Setelah Tanier memutuskan untuk bertemu dengan Diana, ia menghubungi mantan kekasihnya melalui pesan singkat. Tanier ingin memastikan bahwa pertemuan ini diadakan di tempat yang netral, di mana dia bisa berbicara langsung dan jujur tanpa gangguan. Dia memilih kafe kecil yang sepi di pinggir kota, tempat di mana mereka bisa berbicara dengan tenang.

Saat waktu pertemuan tiba, Tanier merasa sedikit cemas. Dia tahu bahwa Diana adalah seorang wanita yang pandai memanipulasi situasi dan bisa jadi sulit diajak bicara. Namun, dia bertekad untuk tidak membiarkan ketakutan itu menghalangi keinginannya untuk melindungi hubungannya dengan Lieka.

Ketika Tanier memasuki kafe, dia melihat Diana duduk di sudut, dengan senyuman yang menunjukkan kepercayaan diri. Dia mengenakan gaun yang menonjolkan lekuk tubuhnya, seolah ingin menarik perhatian Tanier.

“Tanier! Senang sekali melihatmu,” sapa Diana, berusaha menampilkan suasana hati yang ceria.

“Diana,” jawab Tanier, berusaha tetap tenang. “Terima kasih telah datang. Kita perlu membicarakan beberapa hal.”

Diana menatapnya dengan rasa ingin tahu. “Oh, apa ada yang salah? Aku harap semuanya baik-baik saja dengan proyek kita.”

Tanier menggelengkan kepala. “Semuanya baik-baik saja, tetapi aku merasa perlu untuk berbicara tentang batasan kita, terutama setelah apa yang terjadi di kantor.”

Diana menyilangkan kaki dan bersandar ke kursi, terlihat tenang. “Aku mengerti, Tanier. Tapi kenapa kita harus berbicara tentang batasan? Kita sudah saling mengenal dan bekerja sama dengan baik.”

“Karena aku sekarang sudah bersama Lieka,” kata Tanier, mengangkat dagu dengan tegas. “Dia adalah CEO perusahaan ini, dan aku berkomitmen padanya. Aku tidak ingin masa lalu kita mengganggu hubungan kami.”

Diana tersenyum, tetapi senyum itu tidak menunjukkan keikhlasan. “Kau tahu, Tanier, kadang-kadang orang-orang menganggap hubungan seperti ini bisa menjadi rumit. Apalagi ketika ada mantan di sekitar.”

Tanier merasakan ketidaknyamanan saat Diana memulai permainan emosionalnya. “Aku hanya ingin yang terbaik untukmu. Apakah kau yakin Lieka dapat membawamu ke arah yang benar? Dia bisa sangat sibuk dengan pekerjaannya.”

Mendengar pernyataan itu, Tanier tidak bisa menahan diri untuk membalas. “Lieka adalah orang yang kuat dan cerdas. Dia lebih dari mampu mengurus perusahaannya dan hubungan kami. Aku tidak perlu nasihatmu, Diana.”

Diana mengangkat alisnya, mengubah pendekatannya menjadi lebih agresif. “Oh, jadi kau merasa lebih baik sekarang, ya? Dengan semua keputusan yang kau ambil? Ingat, aku pernah mengenalmu lebih baik daripada siapa pun. Jangan sampai kau menyesal.”

Tanier merasa darahnya mendidih mendengar kata-kata Diana. Dia tidak akan membiarkan mantan kekasihnya merusak apa yang telah dia bangun dengan Lieka. “Diana, aku menghargai semua yang pernah kita alami, tetapi itu adalah masa lalu. Aku tidak ingin kembali ke sana. Aku mencintai Lieka, dan tidak ada yang akan mengubah itu.”

Diana mengerutkan kening, tampak marah. “Jadi, kau benar-benar yakin akan pilihanmu? Baiklah, Tanier. Tapi ingat, aku tidak akan menghilang begitu saja. Kita akan melihat siapa yang akan bertahan dalam hubungan ini.”

Setelah pertemuan dengan Diana berakhir, Tanier kembali ke rumah dengan perasaan campur aduk. Dia merasa lega karena sudah menegaskan posisinya, tetapi ancaman yang diungkapkan Diana tetap menghantuinya.

Ketika Tanier tiba di apartemen, Lieka sudah menunggunya. Dia bisa merasakan aura Tanier yang gelisah. “Bagaimana pertemuanmu dengan Diana?” tanya Lieka, mencoba membaca ekspresi wajah Tanier.

“Dia sangat manipulatif, tetapi aku sudah mengungkapkan semua yang perlu aku katakan,” jawab Tanier, mencoba menyembunyikan perasaannya yang sebenarnya.

Lieka menatap Tanier, khawatir. “Kau tahu, aku tidak suka jika dia terus-menerus ada di sekitarmu. Dia bisa saja merusak semuanya.”

“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Aku mencintaimu, dan aku bertekad untuk menjaga hubungan ini,” jawab Tanier, meraih tangan Lieka dan menggenggamnya erat.

Setelah berbicara, Tanier merasa sedikit lebih baik. Mereka menghabiskan malam bersama, berbagi cerita dan tawa untuk mengalihkan pikiran dari ancaman yang ada. Namun, Tanier tahu bahwa ancaman dari Diana belum sepenuhnya hilang.

Di dalam hati, dia bertekad untuk melindungi cinta mereka dari setiap ancaman yang datang. Dia tidak akan membiarkan masa lalu menghancurkan kebahagiaan yang telah mereka bangun bersama.

1
Leviathan
4 like mendarat, semangat, jgn lupa mampir juga saling bantu di chatt story ane
Tanier Alfaruq: ok siap
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!