Lusiana harus mengorbankan dirinya sendiri, gadis 19 tahun itu harus menjadi penebus hutang bagi kakaknya yang terlilit investasi bodong. Virgo Domanik, seorang CEO yang terobsesi dengan wajah Lusiana yang mirip dengan almarhum istrinya.
Obsesi yang berlebihan, membuat Virgo menciptakan neraka bagi gadis bernama Lusiana. Apa itu benar-benar cinta atau hanya sekedar obsesi gila sang CEO?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melewati Batas
Lusi terlalu polos, dia memang pernah berpacaran di bangku sekolah menengah atas, tapi tidak pernah sampai sejauh ini. Maksimal cium pipi, kini kepolosan seorang Lusi perlahan memudar bersamaan dengan Virgo yang mulai mengajari gadis itu yang tidak-tidak.
Di pagi yang dingin itu, suasana kamar mendadak menjadi sangat gerah. AC seolah tak mampu mendinginkan rasa panas yang menjalar di tubuh Virgo. Duda kesepian ditinggal mati itu, kini bangkit dari pertapaan nya.
Terlalu lama memendam rindu dan kesepian, kini Virgo melepaskan belenggu itu, tidak peduli kalau di depannya kini bukan Reva. Bukan mendiang istrinya yang telah lama wafat.
Dengan setengah kesadarannya, sambil menyesap lembut bibir gadis berseragam pelayan itu. Tangan Virgo memegang pinggang Lusi. Sembari mata terpejam, menikmati sensasi rasa yang lama dia rindukan.
'Dia mencium ku ... apa dia suka padaku? Aku ... kenapa aku diam saja, aku ...'
Lusi mengerjap, menatap ke depan. Dilihatnya wajah Virgo yang matanya tertutup seolah menghayati aksi pertemuan bibir dengan bibir tersebut.
"Ach!"
Lusi menyipitkan matanya, Virgo menggigit lidah gadis tersebut. Mengajaknya menari-nari di dalam sana, menikmati momen intens yang sangat akrab sampai bertukar cairan.
Lusi tidak bisa fokus, pikirannya bertempur. Mau mendorong badan Virgo, tapi dia juga menikmati ciuman mereka. Ciuman pertama yang mungkin akan membekas selamanya di hati Lusiana.
Andai gadis itu tahu, kalau dia saat ini hanya sebagai pelarian Virgo saja. Laki-laki itu tidak pernah tertarik dengannya, Virgo hanya terganggu dengan paras Lusi yang begitu mirip dengan mendiang Reva yang sangat dicintainya itu.
"Pak ..." ucap Lusi ketika tangan Virgo menyusup masuk ke dalam pakaian seragam yang dikenakan.
Lusi menahan tangan itu, akan tetapi Virgo kembali menekan Lusi. Menekannya dengan ciuman yang lebih dalam dan terasa lebih panas.
Harusnya Lusi menolak, toh dia bukan perempuan gampangan. Akan tetapi pesona dan buaian Virgo mampu membuat Lusi terpengaruh. Tatkala Virgo memijit bagian krusial miliknya. Sudah pasti bulu-bulu Lusi berdiri semuanya.
Gadis itu menahan napas, menikmati sensasi pijatan di buah semangka yang masih mungil tersebut. Sedangkan Virgo, otaknya sudah tak beres saat itu. Yang ada di dalam kepalanya adalah memasukkan burung ke dalam sangkar.
"Pak ..."
Lusi menundukkan kepalanya, ia merapatkan kakinya karena Virgo mulai mengeksplorasi bagian yang lebih jauh lagi.
"Apa yang mau Bapak lakukan?" gumam Lusi dengan perasaan tak karuan. Rasa gelisah, geli, semuanya campur jadi satu.
Tanpa menjawab, Virgo langsung melepaskan kancing bajunya. Lelaki itu langsung melempar pakaiannya ke lantai. Kemudian kembali fokus pada Lusi lagi.
Ditatap seperti itu, lusi pun bolak-balik menelan ludah. Apalagi saat melihat barisan roti sobek yang memanjakan mata. Seperti iklan suplemen pria di TV. Lusi akui, body Virgo memang idaman semua perempuan.
"Sstt!"
Lusi meringkuk, ia merasa geli tatkala kepala Virgo menyergap ke area leher dan langsung memberikan bekas di area lehernya yang putih tersebut.
Virgo seperti tak bisa mengendalikan diri, lelaki itu tidak sabar, mungkin karena memang sudah di ubun-ubun. Hingga tidak memikirkan dampak apa yang akan terjadi jika dia melakukan hal-hal seperti ini.
..........................
Pukul 10 pagi
Kondisi kamar Virgo sudah seperti kapal pecah. Lantainya penuh dengan pakaian, kemeja, celana, baju pelayan, semvak, sidi, kuthang, semuanya tergeletak begitu saja.
Virgo baru saja terbangun, kepalanya terasa sakit. Mungkin karena banyak minum semalam. Lelaki itu kemudian menatap sebelahnya, bola matanya langsung melebar dan berteriak marah.
"Kenapa KAU tidur di sini?" sentak Virgo dan bersambung.
terimakasih juga kak sept 😇