Chantika Anastasya gadis berusia 17 tahun yang meninggal karena rem mobilnya blong yang menyebabkan ia menabrak truk yang ada di depannya.
Bukannya mencari pertolongan, ia malah tersenyum senang karena ia pikir setelah ini ia akan pergi ke surga dan melepaskan semua beban yang sudah ia pikul selama ini.
"Syurgaa.....I'm coming"
Tapi bukannya ke surga, chantika malah terjebak di tubuh gadis culun yang ternyata memiliki masalah hidup yang cukup berat dan rumit.
Lalu apakah Chantika kuat menjalani kehidupan barunya dengan semua masalah yang ada?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chryssa_Dike, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Sudah 5 hari ini Chaca koma, tapi tidak ada tanda-tanda jika Chaca akan bangun dari komanya.
Kedua orang tua Chaca pun selama 5 hari ini selalu menginap di rumah sakit untuk menjaga anak mereka, sedangkan Tyanna dan Jeyden selalu ke rumah sakit untuk menjenguk sang menantu tapi setelah malam datang, mereka akan pulang dan kembali besok siangnya lagi
Marka sendiri, selama 5 hari ini juga libur tidak ke kantor, ia tidak bisa meninggalkan Chaca sendirian di rumah sakit bersama mertuanya. Ia takut mertuanya tau kalau hubungan mereka sedang tidak baik-baik saja atau tau kalau hubungannya memang tidak pernah baik-baik aja.
"Mae, daddy, tidak papa kan Marka tinggal sebentar? Marka sedang ada urusan di kantor, dan tidak bisa dititipkan ke sekretaris marka" pamit Marka sopan.
Mendengar ucapan sang menantu Johnny dan Tannia pun mengangguk mengerti.
"Tidak papa, lagian ini kan masalah pekerjaan. Jadi pergilah, dan hati-hati dijalan" ucap Tannia
Setelahnya Marka pun menyalami kedua mertuanya dan langsung keluar dari arah rumah sakit menuju arah apartemen Yura.
Sebenarnya Marka sedang tidak ada urusan kantor, ia keluar hanya untuk menemui sang kekasih yang ngambek karena 5 hari ini tidak pernah ia perhatikan. Ia terpaksa menuruti keinginan sang kekasih untuk pergi ke apartemen. Karena Yura mengancam, kalau marka tidak datang ia akan ke rumah orang tua Marka untuk membongkar hubungan gelap mereka.
Marka yang tidak mau itu terjadi pun menuruti kemauan sang kekasih. Sesampainya di apartemen sang kekasih ia pun masuk ke dalam, dan langsung disambut oleh Yura yang sudah berpakaian rapi tengah duduk di sofa ruang tamu. Yura yang melihat sang kekasih sudah datang pun langsung berlari dan memeluk kekasihnya.
"Sayang, aku kangen sama kamu" ucap Yura cemberut.
"Aku juga" jawab Marka seadanya.
"Kau tidak senang bertemu denganku?" tanya Yura tersulut emosi.
"Aku senang"
"Benarkah? Kalau begitu ayo antar aku ke mall dan belikan aku tas dan baju branded keluar terbaru disana" ucap Yura gembira.
"Sayang aku sedang lelah, dan ingin istirahat. Jadi kapan-kapan saja ya beli bajunya" ucap Marka melas.
Pasalnya selama 5 hari ini ia benar-benar lelah menjaga sang istri. Ia benar-benar tidak bisa istirahat dengan baik saat di rumah sakit. Rasanya punggung dan lehernya juga sakit karena harus tidur di sofa kecil yang ada dipojok ruangan.
"Tapi aku maunya sekarang, jadi sekarang saja ya?" ucap Yura merayu sang kekasih.
"Besok saja ya, kan minggu lalu kamu sudah berbelanja banyak, jadi ditunda dulu ya?" Ucap Marka berusaha sabar.
"AKU MAUNYA SEKARANG TITIK" teriaknya pada Marka. Mendengar bentakan sang kekasih, Marka pun tersulut emosi.
"YURA BERHENTILAH BERSIKAP KEKANAKAN, AKU LELAH, BISAKAH KAU BERHENTI MEMIKIRKAN BELANJA, BELANJA DAN BELANJA, MINGGU LALU AKU SUDAH MENGHABISKAN BANYAK UANG UNTUKMU BELANJA. JADI SEKARANG MENGERTILAH PERASAANKU" bentak Marka. Yura yang mendengarkan bentakan sang kekasih pun langsung menangis.
"Apa kau bilang? Aku kekanakan?" Tanya Yura dengan berlinang air mata.
"Salahkah jika aku ingin bertemu dan bersenang-senang dengan kekasihku?"
"Ohhh....atau sekarang kau sudah mulai menaruh rasa pada istrimu itu?" Ucap Yura sambil sedikit terkekeh.
Mendengar ucapan sang kekasih Marka pun panik, ia bingung bagaimana caranya untuk menjelaskan pada sang kekasih bahwa ia tidak memiliki rasa sama sekali pada istrinya.
"Tidak, aku tidak mempunyai rasa padanya, aku hanya mempunyai rasa padamu saja, dan hati ini juga hanya untukmu saja, aku janji itu" ucap Marka sambil mencium pucuk kening sang kekasih. Dan Yura tersenyum senang mendengar itu.
"Terimakasih karena sudah mencintaiku"
***
Dua orang wanita renta baru saja masuk kedalam ruangan chaca.
"Aduh cucu ku, kenapa sekarang kau terlihat sangat kurus hmm? Apakah suami mu tidak mengurus mu dengan baik?" tanya perempuan itu sambil mengelus pipi tirus sang cucu.
"Kapan kau bangun sayang? Oma mengkhawatirkan mu" ucap Oma Chaca pada cucunya.
Melihat sang sahabat sedih, akhirnya wanita tua yang satunya langsung berjalan kearah Oma Chaca. Kemudian mengelus bahu renta sahabatnya itu.
"Sabar ya, pasti sebentar lagi Chaca bangun" ucap wanita itu sambil terus mengelus bahu temannya.
"Iya makasih" ucap Oma sambil tersenyum simpul.
Setelahnya ia pun langsung membuka suaranya sambil menolehkan pandangannya pada Johnny.
"Johnny, kenapa Chaca bisa seperti ini? Apakah kau tidak menjaganya dengan baik sampai-sampai dia bisa jadi seperti ini!" ucap Oma sambil melirik anak tunggalnya itu dengan tajam.
Johnny yang ditatap seperti itu pun langsung menciut, tidak mungkin ia jujur tentang masalah yang tengah menimpa keluarganya. Ia juga tidak mungkin memberitahu mamanya bahwa sang anak baru saja sembuh dari leukimia. Karena jika sang mama tau cucu satu-satunya itu ia sakit, maka yang ada malah ia yang akan dibunuh oleh sang mama. Karena tidak becus mengurus anaknya sendiri.
Chaca itu cucu kesayangan sekaligus cucu satu-satunya mama Johnny. Jadi mama Johnny sangat sayang kepada Chaca.
"Chaca jatuh dari tangga ma" ucap Johnny pada sang ibunda.
"Kok bisa, apakah tangga itu licin? Siapa yang habis mengepelnya, suruh menghadap mama sekarang!" ucap Oma dengan emosi.
Tanpa berlama-lama lagi Johnny pun langsung berjalan kearah sang mama untuk menenangkan emosi mamanya.
"Ma, jangan marah-marah ingat mama baru aja sembuh loh" ucap Johnny sambil mengusap bahu mamanya.
"Ya gimana nggak marah, orang cucu kesayangan mama, sakit gini" ucap Oma jengkel.
Saat tengah asik berdebat, tiba-tiba Nenek Marka membuka suaranya yang membuat semua orang langsung memusatkan pandangannya pada sumber suara.
"Badan Chaca kejang!" teriak perempuan itu kaget.
Mendengar ucapan Nenek Marka, semua orang pun langsung mendekat ke arah Chaca, Johnny yang panik pun langsung berlari kearah ruangan dokter yang tadi menangani sang anak.
"Dokter tolong! Anak saya kejang!" ucap Johnny saat sudah masuk di ruangan tersebut.
Mendengar teriakan, sang dokter yang tadinya menulis pun kaget dan langsung mengarahkan pandangannya ke depan.
"Ada yang bisa saya bantu pak?" ucap dokter itu sambil berusaha menetralkan detak jantungnya.
"Itu pak, anak saya kejang-kejang" ucap Johnny dengan nafas yang sedikit tersengal karena berlari dari ruangan sang anak ke ruang dokter karena saking paniknya.
"Baik pak, kalau begitu mari saya periksa anaknya" ucap dokter itu sambil mengambil stetoskop nya.
Johnny sendiri langsung berjalan keluar diikuti oleh sang dokter, sesampainya di ruangan Chaca, sang dokter pun langsung masuk dan semua anggota keluarga diperintah untuk keluar terlebih dahulu. Agar tidak mengganggu proses pemeriksaan.
Di depan ruangan semua orang terlihat sangat panik. Tannia tidak henti-hentinya menangis karena khawatir dengan keadaan sang anak, ia takut kehilangan sang anak untuk kedua kalinya.
mungkin ini negara dlm khayalan ya ya...