Dom and Pip Stories
- Dominic Blair O'Connor ( Dom menolak memakai O'Grady karena lucu O'Grady O'Connor sebagai nama belakang ) adalah seorang pilot pesawat tempur dan juga anggota junior Navy Seals, dikirim ke daerah konflik di Libya. Tanpa diduga, timnya menemukan bahwa terjadi korupsi dan pengkhianatan dari kontraktor militer Amerika Serikat yang membahayakan para tentara yang bertugas disana. Dom yang satu tim dengan pilot cantik Gizem Karaman, harus berjibaku melawan anggota mereka sendiri.
- Philip Blair O'Grady adalah fotocopy opanya Bayu O'Grady dengan gaya dan sifatnya yang mirip. Bahkan seleranya pun sama dengan wanita. Pip, biasa dia dipanggil, jatuh cinta dengan sekretarisnya sendiri, Liora Nayla, gadis blasteran Indonesia Perancis yang super koplak macam Oma Ajeng nya. Saking koplaknya, Pip sampai meragukan apakah Liora memiliki perasaan yang sama dengannya atau tidak.
Generasi ke delapan klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Amisha dan Arletta
"Whoah..." ucap Liam dan Peter melihat markas rahasia FBI yang seperti kastil tidak terawat tapi terlihat sangat canggih.
"Don't judge a book from its cover..." senyum Scott Peterson. "Ayo kita segera bersiap-siap karena bounty hunter sudah semakin banyak bergerak. Oh, taktik kalian menyebar posisi ke Italia, Yunani, dan Mesir, tidak berhasil."
"Kok bisa?" tanya Dominic.
"Kemungkinan ada pengkhianat yang memberitahukan ke JD," sahut Shaqeer sambil mengambil kopi dari mesin kopinya. "Kopi ?"
Dominic menoleh ke arah Gizem. "Mau kopi, G?"
"Boleh." Gizem pun berjalan di markas rahasia FBI itu. "Mr Peterson, apakah ayah kami tidak tahu ?"
Scott tersenyum. "Mereka tahu."
Ketiga rekan Dominic melongo.
"Ayah kalian sudah curiga, ponsel kalian mati. Terutama ayahmu, Liam. Dia agen CIA kan? Terlepas kita jarang akur," ucap Scott. "Tapi ayah kalian memilih menahan diri karena ternyata anak buah keluarga Dourdan juga ada di CIA dan ayah Peter serta Gizem tidak mau ada perang.. Sementara."
Dominic menghampiri ketiga rekannya sambil membawakan empat mug berisikan kopi hitam. "Kita ngapain disini Oom?" tanya Dominic.
"Berisitirahat dulu. Kita butuh amunisi untuk isi perut." Scott menghubungi seseorang via ponselnya. "Letta, kirim makanan ke markas rahasia ya. Kami semua lapar."
"Ah syukurlah kalian selamat. Sekarang, dimana laptop JD?"
Keempat orang itu menoleh ke arah seorang pria berkulit hitam yang seumuran Scott keluar dari sebuah ruangan dan seorang wanita dengan wajah khas blasteran latin.
"Boys and girl, perkenalkan. Ini Oom Andre Raines, Chief Fly Team di Budapest dan Renata Knight, ahli IT FBI.," senyum Shaqeer.
***
Kamar Mayat Queen Elizabeth Hospital London
Galena tersenyum lebar melihat banyaknya calon pendonor disana. Dibantu tiga asistennya yang sudah hapal dengan dokter jagal itu, mereka mulai memeriksa satu persatu mayat yang ada disana.
"Dokter Luna. Kita ambil seperti biasa?" tanya salah satu asistennya.
"Yes. Tapi kalian semua cek darah mereka. Aku tidak mau kecolongan ada yang punya HIV Aids atau penyakit kelamin !" Galena lalu menghubungi seseorang. "Amisha, mommy butuh bantuan."
***
Dallas Texas
"Kamu mau kemana?" tanya Chris Armstrong saat melihat istrinya tampak berkemas sementara putra tunggal mereka, Jayendra yang sedang berkunjung ke rumah orangtuanya bersama dengan istri dan anaknya, hanya melengos melihat ibunya macam mendapatkan obat awet muda.
"Biarin saja Papa Demit. Mama Kunti mau gentayangan," kekeh Jayendra yang hapal kebiasaan ibunya.
"Lho mbak Kunti mau kemana dan ngapain ?" tanya Chris ke putranya yang bekerja sebagai seorang dokter fisioterapi seperti tantenya, Milly Bradford Al Khalifa. Jayendra adalah dokter untuk tim Dallas Cowboys.
"Dom dan Shaqeer habis bantai orang banyak di London. Tante Lena butuh bantuan tambahan mama Kunti," jawab Jayendra kalem.
Chris melongo. "Astaghfirullah..."
"Jay, mama serius itu mau ke London ?" tanya Edeline, istri Jayendra yang biasa dipanggil Eddie. Keduanya dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Joshua. Edeline adalah seorang dosen di Dallas University dan seorang aktivis hak asasi muslim di Amerika.
"Serius lah !" jawab Rania semangat.
"Ma, aku itu aktivis tapi mama mertuaku sangatlah kacau ..." gelak Edeline.
"Salahnya kamu jatuh cinta sama anak mama yang paling kalem sedunia," balas Rania sambil memegang pipi menantunya. "Jaga rumah ya Eddie. Mama agak lama ini kayaknya."
"Have fun ya Ma," senyum Edeline.
"Tentu saja ! Mood booster ini !"
"Jangan dikompori, Edeliinnneeee !" rengek Chris Armstrong gemas dengan menantunya yang sama saja dengan mertuanya.
***
Kamar Mayat Queen Elizabeth Hospital London
Seorang gadis remaja cantik dengan rambut coklat panjang dengan mata biru terang, mendatangi tempat dimana ibunya bersama timnya berada.
"Aku bantu apa ini Mom ?" tanya gadis itu sambil membuka jaketnya dan mengambil scrub disana. "Whoah, banyaknya ..."
"Misha, kamu ambil darah mayat tujuh, delapan dan sembilan. Cek di sistem termasuk sidik jarinya. Cari riwayat kesehatannya dan kalau oke, kita ambil organnya. Kalau tidak oke, dilepas masukan ke dalam peti mati," perintah Galena.
"Siap Mom !" jawab Amisha yang sudah diterima fakultas kedokteran Oxford sambil mengenakan sarung tangan lateksnya.
***
Markas Rahasia FBI
Seorang gadis cantik dengan rambut coklat diikat tinggi macam Cepol dan mengenakan jaket kulit, kaus hitam dan jeans hitam plus sepatu boot, datang ke markas FBI dengan membawa dua keranjang makanan.
Dominic dan Shaqeer yang sedang mempelajari isi laptop JD bersama dengan Andre Raines dan Renata Knight, menoleh ke arah gadis itu.
"Ayo, makan dulu !" ucapnya dengan wajah judes. "Dombreettt !"
Gadis itu langsung memeluk Dominic erat. "Pip sudah panik saja kamu AWOL !"
"I'm fine, Arletta.." jawab Dominic ke gadis yang sepantaran dengannya.
Arletta melepaskan pelukannya dan Dominic memperkenalkan ke rekan-rekannya yang sedang mensetting ponsel baru mereka.
"Untung ada Tante Ray di Zagreb ! Kalian ada Oom Sandy di Sisilia ... Kalau tidak, entah bagaimana ngamuknya Opa Bayu !" omel Arletta yang merupakan chef RR's Meals bersama ibunya, Elfesya McCloud Peterson.
"Makanya aku langsung mikir ke Zagreb karena ada Tante Ray disana plus kita bisa sewa pesawat kan ?" senyum Dominic.
Arletta langsung menarik tangan Dominic guna menjauh dari semua orang.
"Yuk makan dulu ..." ajak Scott yang tahu putrinya akan ribut dengan Dominic.
Gizem melihat bagaimana Arletta akrab dengan Dominic, hanya tersenyum. Untung sepupu.
***
"Kamu itu !" Arletta memukul bahu Dominic keras-keras. "Opa E sampai harus ribut dengan Opa Bayu gara-gara kamu memilih minggat ke London !"
"Karena di London ada kalian, Letta..."
"Iya benar ada kami ! Tapi kamu juga membawa hawa jagal ke London !" hardik Arletta.
"Apa maksud kamu Letta ?" tanya Dominic.
"Amisha dengan bahagianya mau autopsi banyak mayat bersama Tante Lena dan sekarang Tante Rania terbang dari Dallas ke London demi tandem coba ! Beneran kamu itu !" Arletta memukul bahu Dominic berulang kali saking gemasnya.
"Lho bukan salah aku, Letta ! JD membuat kita harus menyelamatkan diri ! Kamu kan tahu sendiri satu botol kecil RDX itu bisa menghancurkan satu blok !" balas Dominic sambil mengusap lengannya yang panas kena keplak Arletta.
"Kamu itu bukan Superman ! Meskipun Opa Bayu mirip Superman. Anyway, kamu itu Dominic Blair O'Connor ! Kamu itu macam ..." Arletta tampak berpikir tentang superhero yang cocok untuk Dominic.
"Harry Potter, melawan Voldemort?" cengir Dominic.
"Tapi kamu itu Muggle!"
"Ya tinggal buat magic Wand..." balas Dominic kalem.
"Benar-benar deh ! Kalau London banyak mayat, pokoknya itu salah kamu !" pendelik Arletta.
"Lho kok jadi aku ?" senyum Dominic.
***
Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaaaa gaeeesss
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
semangat terus ya Terry ....
Yg pnting daigo ga bkin msalh,tar jg d rstuin ko....sklian bkin sjrah 2 yakuza jd dmai....
Btw,kli ni terry bkln d tolak lg ga y???