**Karlina/Lina**: Seorang pekerja kantoran yang berdedikasi untuk ibunya yang sakit. Saat mengunjungi ibunya di rumah sakit, Karlina kecelakaan fatal dan meninggal. Rohnya kemudian bertransmigrasi ke tubuh Alia, yang dikenal sebagai Lia, di dalam buku novel romantis yang sedang populer. Karlina memiliki tekad kuat untuk mengubah alur cerita yang mengarah pada kisah tidak bahagia dalam novel tersebut.
**Alia/Lia**: Protagonis utama wanita, siswi SMA yang cerdas dan berbakat. Dia adalah target cinta dari Langit, pacarnya yang memanfaatkannya dan dari Dora, antagonis wanita yang iri padanya. Setelah diselamatkan dari penculikan oleh Levi, Lia jatuh cinta pada pandangan pertama. Perjalanan cintanya dengan Levi penuh dengan rintangan, termasuk pernikahan tidak bahagia dengan Keyla yang dipaksa oleh situasi.
**Levi Nata Samudra**: Protagonis pria, CEO muda yang cerdas dan posesif terhadap Lia. Dia adalah anak dari seorang pemimpin mafia luar negeri, Dafi, dan menemukan dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desfitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 15
**Pagi di Kantor Keluarga Nata Samudra**
Gedung Nata Samudra Corp, salah satu perusahaan konglomerat terbesar di negara itu, menjulang tinggi di jantung kota. Kantor pusatnya berada di lantai tertinggi, dengan pemandangan kota yang luas dan menakjubkan. Levi berjalan melewati lorong yang elegan dengan dinding kaca, mengenakan setelan jas yang dipotong sempurna. Wajahnya menunjukkan campuran antisipasi dan tanggung jawab.
Di ruang rapat utama, Dafi, ayahnya, sudah menunggu bersama dewan direksi dan beberapa eksekutif senior. Mereka semua berpakaian rapi dan tampak serius.
“Levi, hari ini adalah hari yang penting,” kata Dafi, suaranya tegas. “Kamu akan diresmikan sebagai CEO perusahaan ini. Ini adalah langkah besar dalam penyamaran ku sebagai pebisnis terhormat, sementara kamu juga menjalankan operasional keluarga kita di bawah radar.”
Levi mengangguk, merasakan beban tanggung jawab itu. “Aku mengerti, Ayah. Aku akan menjaga reputasi perusahaan dan juga melaksanakan tugas keluarga dengan sebaik-baiknya.”
Dafi memandang putranya dengan bangga dan memberi isyarat kepada sekretaris untuk memulai upacara pengukuhan. “Para anggota dewan, hadirin sekalian, hari ini kita mengumumkan bahwa Levi Nata Samudra akan menjadi CEO baru dari Nata Samudra Corp. Dia membawa visi baru untuk masa depan perusahaan kita.”
Para eksekutif memberikan tepuk tangan, dan Levi berjalan ke depan ruangan, menerima kontrak simbolis dari ayahnya. Dia menandatangani dokumen itu, menandakan dimulainya babak baru dalam kariernya.
Setelah upacara, Levi berbicara singkat kepada karyawan yang berkumpul. “Saya berterima kasih atas dukungan kalian. Saya berjanji untuk memimpin perusahaan ini dengan integritas dan inovasi, membawa kita ke masa depan yang lebih cerah.”
**Sore di Markas Keluarga**
Setelah upacara, Levi menuju ke markas keluarga yang tersembunyi. Ini adalah bagian dari tugas barunya yang lebih rumit, memimpin operasi mafia sambil menjaga citra sebagai CEO. Markas itu tersembunyi di bawah salah satu properti perusahaan, dengan akses yang sangat terbatas.
Di ruang bawah tanah yang dijaga ketat, Levi bertemu dengan beberapa anggota penting mafia, termasuk Ervin, sahabatnya, dan beberapa pemimpin lainnya. Mereka duduk di sekitar meja besar dengan peta operasional tersebar di atasnya.
Ervin menyambutnya dengan senyuman. “Selamat, Levi. Sekarang kamu memiliki dua dunia yang harus kamu kendalikan. Bagaimana rasanya menjadi CEO dan bos mafia sekaligus?”
Levi tersenyum tipis, menatap peta. “Ini bukan tugas yang mudah, tapi aku yakin bisa menangani keduanya. Kita harus terus beroperasi tanpa menarik perhatian, terutama dari pihak berwenang.”
Seorang anggota mafia lainnya, Thomas, angkat bicara. “Kami telah merencanakan operasi besar untuk minggu depan. Ini akan menjadi ujian pertamamu sebagai pemimpin operasi. Tapi kita juga perlu menyelesaikan masalah penyelundupan di pelabuhan.”
Levi mengangguk. “Kita akan mengatasi semua itu. Tetap berkoordinasi dan pastikan semua langkah diambil dengan hati-hati. Aku akan berikan instruksi lebih lanjut dalam waktu dekat.”
**Di Kampus Universitas Harapan**
Di kampus, Lia sedang sibuk dengan persiapan untuk semester pertama. Gedung Fakultas Teknik menjadi tempat yang penuh dengan aktivitas. Dia merasa gugup sekaligus bersemangat menghadapi tantangan akademik yang baru.
Lia bertemu dengan beberapa teman baru di koridor, termasuk seorang mahasiswa bernama Rina yang ramah dan penuh energi. Mereka berbicara tentang mata kuliah yang akan diambil dan rencana untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
“Aku dengar kamu mendapatkan penghargaan di sekolahmu,” kata Rina dengan mata berbinar. “Itu luar biasa! Kamu pasti sangat pintar.”
Lia tersenyum dengan malu. “Terima kasih, Rina. Aku hanya berusaha sebaik mungkin. Aku berharap bisa terus belajar dan berkembang di sini.”
Rina menepuk bahu Lia dengan semangat. “Aku yakin kamu akan melakukannya dengan baik. Kalau butuh bantuan atau teman bicara, aku selalu ada.”
Setelah beberapa jam di kampus, Lia dan Rina memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar taman universitas. Mereka melewati area dengan pohon-pohon rindang dan bangku-bangku, berbicara tentang harapan dan mimpi mereka untuk masa depan.
Lia menatap langit dengan penuh harapan. “Aku ingin memanfaatkan setiap kesempatan yang ada di sini. Ini adalah awal dari perjalanan baru bagi kita semua.”
**Malam di Apartemen Levi**
Malam itu, Levi duduk di ruang kerjanya di apartemen yang modern dan elegan. Dia menatap laptop dengan serius, membaca laporan operasional dan rencana bisnis untuk perusahaan. Namun, pikirannya juga melayang pada operasional mafia yang harus dia jalankan dengan hati-hati.
Teleponnya berbunyi, dan dia melihat nama Lia di layar. Dengan senyum, dia mengangkat telepon. “Halo, Lia. Bagaimana hari pertamamu di kampus?”
Suara Lia terdengar hangat dan penuh semangat. “Hari ini luar biasa. Aku bertemu teman-teman baru dan melihat semua fasilitas yang ada. Aku merasa ini akan menjadi pengalaman yang luar biasa.”
Levi merasakan kebahagiaan mendengar antusiasme Lia. “Aku senang mendengarnya, Lia. Aku yakin kamu akan menikmati setiap momennya.”
Lia tertawa kecil. “Bagaimana dengan kamu? Bagaimana rasanya menjadi CEO sekarang?”
Levi menghela napas panjang. “Ini tantangan besar, tapi aku siap. Aku juga harus menjaga tanggung jawab lain, yang membuat hidupku cukup sibuk.”
Lia merasakan kekhawatiran dalam suara Levi. “Aku di sini untukmu, Levi. Jika kamu butuh seseorang untuk bicara atau bantuan, aku selalu ada.”
Levi merasa hatinya hangat. “Terima kasih, Lia. Aku menghargai itu. Kita akan menghadapi semua ini bersama.”
Mereka berbicara hingga larut malam, berbagi cerita tentang kehidupan baru mereka dan berharap bahwa masa depan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan bagi keduanya.
