Sinopsis :
Kyara Azura disiksa sampai mati oleh Juan dan Mulan. Kyara sangat menyesal karena percaya penuh pada mereka sebelumnya. Terlebih karena Kyara sudah membantu mereka membunuh suaminya sendiri, Miko Aditama, karena Kyara pikir suaminya lah yang membunuh ibunya.
Penyesalan Kyara membawa Kyara kembali ke masa lalu, ke 3 tahun yang lalu. Saat dirinya kabur di malam pengantin.
Kyara sadar dan harus merubah masa depan. Dia pun menyayangi suaminya, memberi perhitungan pada Juan dan Mulan, dan mencari pembunuh ibunya yang sesungguhnya.
Apakah Kyara berhasil mengubah takdirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34 : Rasa Sakit dan Penyesalan
Kyara menaiki taksi ke tempat Miko di kepung. Untunglah saat mobil mereka lewat menuju gerbang hotel tadi, Kyara tidak sengaja melihatnya, jadi Kyara dengan cepat memberhentikan taksi untuk menyusul mereka.
"Semoga tidak terjadi sesuatu pada Suamiku. Kenapa perasaanku tidak enak begini?" Kyara sangat cemas di dalam taksi. Dia sangat khawatir pada Miko.
"Sudah sampai, Nona," ucap supir taksi.
"Terima kasih," kata Kyara, kemudian mengeluarkan uang dari dompetnya, untuk membayar ongkos taksi. "Ini ongkosnya, Pak." Kyara memberikan sejumlah uang.
"Maaf Nona, boleh Saya bertanya? Dari tadi Saya sudah menahan pertanyaan ini," kata supir taksi dengan sopan.
"Bertanya apa?" tanya Kyara balik.
"Saya bisa melihat cahaya putih dari belakang Nona. Tanda itu adalah bukti bahwa Anda adalah penjelajah waktu," ucap supir taksi.
"Cahaya putih seperti punyamu?" tanya Kyara balik. Sejak awal masuk taksi, Kyara melihat cahaya putih itu, tapi dia mengabaikannya karena pikiran Kyara terfokus untuk menyusul mobil Miko.
Supir taksi itu mengangguk.
"Aku dan suamiku adalah penjelajah waktu, tapi Aku tidak melihat cahaya putih dibelakangnya," kata Kyara lagi.
"Karena dia bukan penjelajah waktu, dia hanya seseorang yang Kamu pikirkan di detik-detik terakhir hidupmu, hingga jiwanya yang sedang berada di dekatmu ikut tertarik menjelajah waktu bersamamu."
"Kamu tau dari mana?"
"Aku juga seorang penjelajah waktu, Nona," jawan supir taksi, membuat Kyara terkejut. "Hanya penjelajah waktu yang bisa melihat tanda itu," lanjut supir taksi.
"Apa?" Kyara terdiam mematung.
"Apa Nona sudah berhasil menukar nasib Nona?" tanya Supir taksi, Kyara menggeleng.
"Nona harus berhasil menukar nasib Nona, jika tidak, jiwa kalian akan mati lebih cepat. Berapa kali Anda sudah menjelajah waktu?" tanya supir taksi lagi.
"Ini pertama kalinya, sudah hampir seminggu Aku di sini," jawab Kyara.
"Anda masih punya dua kesempatan. Jika dalam dua kali kesempatan Anda tidak bisa menukar nasib Nona, Anda selamanya akan bernasib buruk."
"Nasib siapa yang harus ku tukar? Suamiku atau Aku?"
"Kalian berdua. Karena Kamu yang menarik jiwa suamimu untuk ikut menjelajah waktu, jadi nasib kalian yang harus ditukar dengan nasib orang lain. Jika salah satu dari kalian tidak berhasil, maka dua-duanya akan mati, lebih cepat dari yang kalian bayangkan."
"Apa Anda sudah berhasil menukar nasib Anda?" tanya Kyara, penasaran.
Supir taksi mengangguk. "Saat kesempatan pertama Aku gagal dan mati lagi, di kesempatan kedua aku juga gagal. Untunglah di kesempatan ketiga Aku berhasil. Sekarang Aku dan keluargaku sudah hidup bahagia," jelas supir taksi. "Oh ya Nona, jangan membahas identitas asli Anda sebagai penjelajah waktu pada seseorang yang bukan penjelajah waktu. Hukumannya fatal," pesan supir taksi.
"Hanya suamiku yang tau siapa Kami berdua," jawab Kyara.
"Bagus, berarti Anda masih aman."
"Terima kasih informasinya, Pak. Saya buru-buru. Ini masalah nasib Saya."
"Semoga Anda berhasil mengubah nasib Anda, Nona," doa supir taksi.
"Sekali lagi terima kasih, Pak." Kyara kemudian keluar dari taksi. Dia tidak menyangka di dunia ini bukan hanya dirinya dan Miko yang mengulang waktu, ternyata orang lain juga mengalaminya. Sungguh, rahasia langit tidak mudah ditebak.
Taksi itu kemudian putar balik dan meninggalkan lokasi. Kyara berlari secepat mungkin untuk menyelamatkan Miko. "Tempat ini gelap sekali, tempatnya dimana?" Kyara mencari ke sana kemari. Mobil yang dia ikuti tadi berakhir ujung jalan, otomatis tidak jauh dari sini pasti ada tempat tersembunyi, tempat yang didatangi suaminya.
Dor
Kyara terkejut mendengar suara tembakan. Jantung Kyara memompa dengan cepat. Perasaannya tidak karuan. Kyara dengan cepat berlari ke depan, menuju sumber bunyi tembakan.
Rupanya Soni sudah melepaskan satu tembakan tepat di dada Miko. Miko terkulai tak berdaya. Namun kesadaran Miko masih ada. Kedua mata yang membulat itu menjadi saksi betapa menyakitkannya apa yang dirasakan Miko sekarang. Dia bahkan tidak sanggup mengeluarkan sepatah katapun ketika peluru tajam itu menembus bagian dadanya dengan begitu cepat.
"Seharusnya Aku tidak menganggap remeh Soni. Aku lupa bahwa dia bisa berubah menjadi seorang psikopat gila yang tidak akan pernah bisa menerima kekalahan. Aku tidak seharusnya bertindak gegabah untuk menyerang Soni dengan hanya membawa sebagian kecil anak buahku. Aku tidak seharusnya meremehkan Soni yang notabene adalah musuh utamaku dan Kyara. Aku benar-benar bodoh," batin Miko menatap pilu ke arah depan, menunjukkan seberapa besar penyesalan yang dia miliki dalam hatinya saat ini, karena bertindak tanpa memikirkan konsekuensi yang bisa saja dia dapatkan saat melakukan penyerangan kepada Soni.
‘’Hahaha, lihat kan Adikku yang manis? Kamu tidak bisa melakukan apa-apa sekarang? Kamu tidak bisa melawan sedikitpun. Kamu sudah lemah," ucap Soni, tertawa terbahak-bahak.
Terlihat jelas pria itu sangat puas melihat ketidak berdayaan yang di rasakan Miko. Setelah puas tertawa, Soni kembali mengangkat tangannya dan mengarahkan pistol yang dia pegang itu kepada Miko lagi. Dia ingin menembak Miko lagi untuk kedua kalinya.
Tes!
Miko meneteskan air mata penyesalan.
‘’Hahaha, Miko-Miko! Kamu bukan tandinganku. Bagiku Kamu hanyalah sebuah butiran debu yang sangat mudah Aku hilangkan, hanya dengan mengusapnya menggunakan satu tangan. Seharusnya Kamu tidak pernah berkeinginan untuk melenyapkan Aku, karena sebelum Kamu berhasil melakukannya, Aku yang akan lebih dulu melenyapkan Kamu dari dunia ini!’’
Soni memandang Miko dengan tatapan mata yang begitu meremehkan.
"Aku tidak takut meninggalkan dunia ini. Tapi Aku takut meninggalkan Kyara sendirian di dunia yang kejam ini. Seharusnya Aku tidak melakukan semuanya sendiri dan menggampangkan semua hal yang bersangkutan dengan Soni." Lagi-lagi Miko menyesal. Namun penyesalannya sudah terlambat.
Apalagi Miko melakukan semuanya tanpa memberitahu Kyara, dia benar-benar melakukan semuanya sendiri tanpa berunding dengan Kyara terlebih dahulu. Dia takut Kyara menderita dan disiksa para musuh mereka setelah dirinya pergi dari dunia ini.
Hal itulah yang membuat seluruh perasaannya terselimuti dengan rasa bersalah dan penyesalan yang begitu menyesakkan, bagaimana jika nantinya Kyara mencari dirinya yang sebenarnya sudah meninggal dunia di tangan Soni?.
"Kyara Sayang, maaf karena Aku telah melakukan semua ini tanpa mendapatkan persetujuamu. Aku melakukan semua ini dengan keputusanku sendiri, maaf karena Aku gagal melindungimu dalam kehidupan sekarang." batin Miko sangat sakit, lebih sakit dari luka tembak yang dia dapat.
Dor
Tembak Soni lagi untuk kedua kalinya.
"Sayang ..." teriak Kyara. Dia baru datang. Kyara syok dan langsung berlari cepat dari depan pintu untuk menghampiri Miko.
"Kenapa Kyara bisa kemari?" Membuat Soni heran sekaligus kesal.
"Sayang, Aku di sini. Kamu harus bertahan," pinta Kyara. Dia menangis sejadi-jadinya sambil memeluk Miko yang semakin hilang kesadarannya.
"Kebetulan sekali. Sekalian saja ku habisi kalian berdua!" Soni kembali mengangkat pistolnya.
Dor
Tembak Soni untuk ketiga kalinya. Tembakan itu tepat di jantung Kyara walau dari belakang.
"Om Soni, Aku akan menghukummu lagi di kehidupan berikutnya," batin Kyara.
Akhirnya Kyara dan Miko meninggal ditangan Soni.