~ Zifara Meisha Rabbah ~
" Hidup ini harus berdasarkan keyakinan bukan? bagaimana bisa aku yang seorang putri seorang Pendakwah kondang tak memakai hijab??? tidak hanya satu kali dua kali Ummi dan Abi mengingatkanku namun aku tetap merasa belum yakin akan sebuah hijab.
sehingga suatu hari Abi menjodohkanku dengan salah satu jamaahnya dari kesatuan tempat militer di mana Abi berceramah. Dari sanalah aku mengenal Ahmad Sulaiman Al Faroby. Dia mulai membuatku berubah namun dengan proses tak mudah tentunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Al Qassam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mendadak??
Entah demi apapun. Beberapa hari setelah itu Sulaiman tidak bisa tidur dengan tenang. Kala dia bertemu dengan calon mertuanya yang tak lain adalah Ustadz El.
" Assalamualaikum ustadz ... " sapanya. El tersenyum pada menantunya itu.
" Waalaikumsalam ... Kemarilah!" serunya meminta Sulaiman duduk di sebelahnya. El menatap menantunya itu nampak sungkan mengatakan sesuatu. " Ada apa katakan?!" tanya El dengan serius.
" Ustadz bolehkah saya segerakan pernikahannya?" tanya Sulaiman semendadak ini. El mengernyitkan alisnya.
" Ada apa? Kok tiba - tiba? Ada tugas di luar lagi ataukah asa masalah lainnya?!" El penasaran pada menantunya. " Ijinnya sudah di kantongi?" tanya El lagi. Sebab pernikahan batalyon itu tak semudah menikahi orang biasa.
" Hanya ingin menjaga ustadz. Jika di perkenankan menikah lebih awal dari rencana sebelumnya," jawabnya sambil menunduk.
Sulaiman merutuki kebodohannya yang lancangbdan memalukan karena meminta pernikahan di majukan. Ini sungguh bukan Sulaiman sama sekali. Di tengah jadwal tugas yang longgar pikirannya malah tidak singkron.
What is Your Mind bro???
Ustadz El nampak tersenyum agaknya Sulaiman jujur ingin menjaga. Tapi arti menjaga di sini bukanlah menjaga yang melindungi namun menjaga dirinya dari hal - hal yang berdosa. El paham bahwa Sulaiman memang agaknya menjaga hal itu. Dia jamaah El yang begitu taat agama di kala yang lain bersifat pada Umumnya. Darah Al Faroby ini sungguj berbeda dari yang lain. Entah kebaikan apa yang di lakukan keluarga itu sehingga menghasilkan putra seperti dia.
" Untuk perizinan bagaimana Sulaiman??!" tanya Ustadz El. Sulaiman nampak garuk - garuk kepala.
" Mom sudah merencanakan dari jauh Ustadz. Semuanya akan beres sebentar lagi," jawabnya jujur akan kelakuan mom-nya itu. Semakin memalukan saja dirinya saat ini di hadapan calon mertua seperti ini.
" Baiklah nak! Kita cari tanggal baiknya ... Datanglah ke rumah dengan keluargamu besok malam," jawab El pada akhirnya. Sulaiman paham dan mengangguk.
" Terima kasih ... Maafkan saya ustadz tidak seharusnya terburu - buru seperti ini," ucap Sulaiman tidak enak sekali.
" Apa yang kamu katakan??! Lebih baik segera Sulaiman daripada di tunda. Paham kan maksudnya??? Tidak masalah ... Putri saya meskipun dia tak berhijab insyaallah kelakuannya baik nak," ujar El bangga di sana. Meskipun kurang sempurna tapi Zifa selalu menjaga dirinya dengan baik.
" Saya sangat yakin dengan ucapan Ustadz. Dia gadis yang baik. Selama beberapa hari bersamanya untuk pernikahan kami dia begitu menjaga dirinya," jawab Sulaiman. El menatap calon menantunya yang begitu sopan ini. Hati El serasa ingin menangis dan mengadu pada Robb-nya semoga putrinya itu bisa membuat Bangga Sulaiman. Agaknya Sulaiman menginginkan istri yang berhijan semoga dia bisa membimbing putrinya. Dulu seketika Sulaiman di tanya jodoh dia hanya menyebutkan satu hal.
Asalkan dia tak pernah melepas hijab Ustadz! Itu sudah cukup bagi seorang Sulaiman.
" Maafkan saya Sulaiman ... Saya tidak memenuhi kriteriamu," ucap Ustadz dengan menyesal. Sulaiman membola dia baru sadar bahwa dirinya telah mengingatkan Ustadznya itu perihal hijab.
" Tidak Ustadz ... Dia gadis penurut insyaallah dia akan memahami dengan cepat. Semoga Allah mudahkan Sulaiman membantunya memakai hijab. Ustadz doakan kami," jawab Sulaiman dengan tersenyum. Air mata terharu tentu saja menitik di pipi El. Dia selama ini belum bisa membuat putrinya yakin bahwa hijab itu utama. Hijab itu penting bagi muslimah. Kenapa begitu sulit meyakinkan putrinya itu.
" Bahagialah selalu nak ... Semoga Allah beri kemudahan dan panjang umur agar bisa mendampingi putri saya. Terima kasih sudah menerima dia apa adanya," jawab El dan memeluk calon menantunya. Tentu hal itu tak luput dari pandangan abdi negara lainnya. Mereka ikut bahagia melihat hal itu.
semangat Nara 💪💪