NovelToon NovelToon
Noda Red Pertama

Noda Red Pertama

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Paksa
Popularitas:17.6k
Nilai: 5
Nama Author: Jumli

Monika terpaksa menikah dengan Herman, pria itu selalu dingin dan cuek tidak peduli. Tidak ada cinta dalam rumah tangga mereka, yang ada hanya keterpaksaan.

Setelah pernikahan, begitu banyak cobaan yang Monika hadapi. Suami yang selalu dingin dan mertua yang tidak menerima kehadiran nya, bahkan usaha mereka untuk menyingkirkan Monika dari hidup Herman.

Sebelum nya Monika sempat menolak keras saat Herman datang untuk melamarnya. Alasan pernikahan mereka bukan cuma karena malam yang pernah mereka habiskan bersama tanpa di sengaja, tetapi juga karena Adik Monika sendiri.

Ternyata, tanpa Monika ketahui, selama ini dia sudah menyakiti sang adik dan bahkan hampir membunuhnya. Adiknya itu adalah wanita yang sangat Herman cintai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jumli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Satu Ruangan

"Hehehehe. Ini jam Istirahat, pekerjaan sedang di tunda," balas Doni sambil terkekeh,tidak marah sama sekali.

Monika hanya menggeleng saja walau dia juga saat ini sedang jengkel. Sebenarnya dia tidak sekasar ini pada Doni, hanya saja masalah yang menimpanya akhir-akhir ini membuat Monika tanpa sadar berbicara keras pada Pria itu

"Terserah kau saja. Sekarang aku sedang membutuhkan bantuan mu. Kau tidak boleh menolak," kata nya yang sudah yakin Doni pasti mau mematuhi kata-katanya.

"Katakan saja. Untuk Monika, aku siap dua puluh empat jam."

Dengan bangga Doni menepuk dadanya sendiri. Monika hanya memelototi pria itu.

Banyak karyawan yang memperhatikan mereka, namun tidak ada yang berani berbisik, sedangkan Doni seperti sudah terbang saat melirik Karyawan pria lain.

"Cari tahu informasi tentang seseorang. Namanya Ananda dan Dilla, aku akan kirim alamat dan foto mereka. Harus jelas dan lengkap. Tidak perlu banyak, cukup yang terjadi kemarin dan hari ini."

Monika mengeluarkan amplop berisi uang dan menyerahkan nya pada pria itu.

Monika tidak ingin membuang waktu dan harus segera tahu secepatnya. Ia ingin pergi langsung ke kediaman Okto, tapi pasti hanya masalah yang akan dia temui di sana. Karena Mario bahkan sudah membuang dirinya, siapa lagi yang akan membelanya jika keluarga itu merendahkannya nanti.

Pokoknya Monika akan menemui Mario saat Ananda benar-benar telah lenyap.

"Tidak-tidak. Aku tidak membutuhkan balasan untuk mu."

Doni menolak untuk menerima pemberian Monika. Dirinya akan menjalankan permintaan wanita itu, dengan ikhlas tanpa ada imbalan.

"Don, ambil!"

Intonasi penuh tekanan Monika lontarkan pada pria yang masih menolak itu.

"Tapi_"

"Ambil atau kehilangan pekerjaan mu!"

Doni dengan cepat meraih amplop itu dan langsung memasukkannya dalam kantung. Jika dia kehilangan pekerjaan maka dia akan kehilangan semuanya termasuk melihat Monika.

"Padahal aku berharap di kasih hati nya saja," gumam Doni.

"Apa katamu?"

Samar-samar Monika bisa mendengar bisikan itu. Doni hanya tersenyum paksa. Akhirnya Monika menyuruh Doni untuk pulang hari ini lebih awal, lebih tepatnya agar bisa menjalankan apa yang Monika minta.

Tidak ada yang berani menegur atau memarahi nya karena Monika yang menyuruh. Walau terbilang sangat tidak patut di contoh, tapi tidak ada yang bisa mengkritik.

Monika hanya akan membuatkan surat izin saja untuk pria itu.

Setelah selesai jam Istirahat, Monika memilih kembali ke ruangan nya. Dirinya terkejut melihat tempat yang biasa Surya gunakan kini di duduki oleh orang lain.

"Apa yang kau lakukan di sini? Mana Papa Ku," tanyanya pada pria gagah nan matang yang ikut menatap pada nya.

"Perusahaan ini sudah menjadi milik ku, terserah aku mau di sini atau tidak."

Dia adalah Herman.

"Kau...!"

Monika ingin marah namun menahannya, dia hanya bisa kesal karena mengingat lagi apa yang kemarin Surya katakan tentang orang ini.

Wanita itu hanya merenggut dan berjalan dengan hentakan kasar menduduki kursi kerjanya. Monika memang bekerja satu ruangan dengan Surya, Ia sengaja tidak ingin memiliki jabatan apapun untuk saat ini. Dirinya hanya ingin membantu Surya mengerjakan pekerjaannya, dan lagi pula nanti posisi Surga akan jadi milik nya.

"Pah, Papa di mana?"

Setelah duduk, Monika langsung menghubungi Surya. Pria baya itu rupanya pergi mendadak ke luar kota untuk melihat cabang yang sedang bermasalah.

"Kenapa orang itu harus gantiin, Papa sih? Monik kan bisa!" gerutunya sambil melihat Herman dengan mata tajam nya. Pria itu hanya memutar bolpoin dengan santai sambil ikut melihat Monika dengan wajah yang tidak bisa di tebak.

"Ih, Papa kenapa nggak bilang ke Monik dulu sih."

Monika terdiam mendengar ucapan di balik telepon, dirinya memang seharian ini tidak mau berbicara dengan Surya. Akhirnya Surya setuju tanpa berbicara dengan nya saat jam Istirahat tadi.

"Iya, sudah ya."

Monika mengakhiri panggilan itu dengan pasrah, dirinya yang salah. Surya juga tidak bisa menolak saat Herman bilang ingin menggantikan dirinya selama pergi di luar kota.

"Apa liat-liat?!"

Monika memelototi Herman karena pria itu bukannya bekerja malah melihat dirinya.

Sebenarnya bukan cuma Herman, tapi Monika juga. Wanita itu sangat jelas jika di mukanya memancarkan amarah, lain hal nya dengan Herman yang tidak punya ekspresi apa-apa di wajahnya.

"Berhenti melihat ku, brengsek!"

Dengan kasar Monika melempar kan penutup Pena nya ke arah Herman dengan kencang melayang. Hampir saja tepat mengenai wajah pria itu namun dengan sigap Herman menangkap tanpa melihat benda tersebut.

Ia lalu berdiri mendekati Monika sambil memegang benda yang wanita itu lemparkan.

"Berhenti di tempat mu!"

Monika mengacung kan sisa Pena yang ada di tangan nya. Ia sedikit takut saat melihat pria itu mendekat dengan wajah dingin.

Herman mengambil Pena itu dan menutup nya dengan pelan lalu meletakkan nya di atas telapak tangan Monika. Pria itu memegang meja dan kursi yang Monika duduki lalu menunduk mendekati telinga Monika.

"Kamu akan berurusan dengan ku jika macam-macam dengan Ananda," bisik nya.

Monika sangat marah dan kesal mendengar ucapan itu.

"Kau...? Berani mengancam ku!" balas Monika dengan wajah garang cantiknya.

"Ssshhh. Tidak perlu berteriak," desis Herman menjauhkan kepalanya dari telinga wanita itu namun masih dengan posisi tubuh yang sama. Teriak Monika juga seperti menusuk gendang telinga nya.

"Bajingan! Menyingkir dari hadapanku."

Herman menahan kedua tangan Monika yang hendak mendorong dirinya. Di tariknya kedua tangan itu sampai pemilik badan berdiri dari duduknya.

"Aku tidak akan melepaskan mu begitu saja dan membiarkan Ananda di sakiti lagi!"

Kata-kata penuh tekanan itu membuat Monika geram.

Herman juga menghempaskan tubuhnya di atas kursi setelah memberikan dirinya peringatan. Pria itu langsung kembali ke tempat duduknya dengan tenang.

'Kurang ajar kau Ananda. Aku akan membalas mu bahkan sampai ke neraka!'

Monika mengepalkan kedua tangannya dan masih menatap Herman yang langsung tidak peduli lagi dengan keberadaan Monika.

Monika bisa gila jika seharian satu ruangan dengan pria itu, Ia memilih untuk fokus bekerja dan abai akan orang lain yang ada di sana.

Hari itu Monika habiskan dengan rasa kesal sepanjang hari, bahkan berlanjut sampai hari berikutnya saat mendengar informasi dari Doni.

Pria itu mengatakan tidak terjadi apa-apa dengan wanita yang bernama Ananda. Monika juga kaget kalau keluarga Okto pulang pergi rumah sakit karena Kelvin. Katanya Anak itu menjadi korban peristiwa rencana jahat Monika bersama Dilla.

Lebih parahnya lagi sekarang Dilla sudah berada di rumah sakit jiwa. Monika tidak percaya dengan berita ini, maka di sinilah sekarang Monika berada.

Rumah sakit jiwa, untuk memastikan. Dodi bilang Dilla di tempat kan di sana. Tanpa sepengetahuan nya, Monika rupanya di ikuti oleh seseorang. Siapa lagi kalau bukan Herman orang nya.

Pria itu tidak membiarkan Monika bepergian di luar jam Kerja. Hari memang telah sore, tetapi waktu pulang belum sampai. Herman jadi curiga dan mengikuti wanita itu. Jangan sampai dia merencanakan hal buruk untuk Monika.

Yang pernah penasaran dengan nasib Dilla saat baca KONTRAK 5 TAHUN di sini ada sedikit gambaran ya.

Semoga berkenan memberikan dukungan kepada penulis berupa like 👍 kalian

Author sangat mengharapkan nya 🤗

Terimakasih sebelumnya sudah mampir 🙏 🙏 🙏

1
MamaNa Nazwa
ko Lana up nya
Jumli: terimakasih sudah menemani cerita Monika🙏
Jumli: maaf ya kak.
In sya Allah akan update kembali. mohon doanya agar di beri kelancaran 🙏
total 2 replies
Lina Marlina
up lg dong thor
Jumli: terimakasih sudah menemani cerita Monika 🙏
Jumli: maaf ya kak 🙏
In sya Allah secepatnya akan update kembali. mohon doanya agar di beri kemudahan 🙏🙏🙏
total 2 replies
mama Al
salam kenal dari fajar untuk Embun
AbiManyu
kasihan shopia kena mental gak tuh makanya jangan main" sm monic
AbiManyu
duhh tamparam dari siapa tuhh
AbiManyu
wkwk kasihan alex harus jadi kambing hitam diantara monic dan herman
AbiManyu
debat mulu ihh ... gemes rasanya/Chuckle/
AbiManyu
monic lanjut teruss gas in sampe dapat🤣
AbiManyu
gue bayangiin dulu bangunan mirip ikan gede banget
AbiManyu
🌹mawar untukmu thor
AbiManyu
nadia sok ikut campur urusan pernikahan herman..🫣
AbiManyu
anna sama monic juga sama" perempuan kan.. kenapa harus pilih" sih
AbiManyu
semangat monic kamu pasti bisa membuat herman mencintaimu
AbiManyu
benar kamu harus membuat herman jtuh cinta denganmu monik
AbiManyu
herman jahat bener lu sm monik🤣kasihan pantatnya monik cium lantai dengan keras
AbiManyu
🌹untuk monik
AbiManyu
herman suaminya yang bijak dapat membela istrinua disaat mommy tidak menyukainya.. kuharap herman bisa mempertahankan seperti tetap melindungi monika selama di amrik
AbiManyu
sedih banget pasti baru saja merasakan bertemu kembali ... harus pergi meninggalkan orang tersyng
AbiManyu
mereka sudah menikah
anjurna
/Rose/ mawar untuk Kakak...
Jumli: makasih banyak kak 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!