Nessa ikut kerumah suami nya yang baru menikahi nya satu minggu, Gadis sebatang kara ini menikah dengan duda tanpa anak. Istri nya Rian hilang selama dua tahun lama nya.
Namun ternyata rumah ini penuh dengan misteri, Di rumah itu juga ada Aldo teman nya Rian yang kata nya sudah sahabatan sejak kecil.
Keanehan terus Nessa rasakan setiap malam nya, Tak jarang pula dia menemukan Rian tidur berpelukan bersama Aldo. Belum lagi dinding rumah yang seperti di gedor dari dalam semen, Rintihan sakit juga sering Nessa dengar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. jari dalam kotak
Maharani tersentak mendengar suara teriakan yang sangat nyaring itu, Nilam sigap melindungi Nessa yang memegangi telinga nya karena sangat sakit terkena teriakan yang sangat dahsyat tersebut, Nessa mencolek telinga nya yang terasa hangat, Ternyata itu adalah darah yang merembes keluar, Karena Nessa memang manusia kosong yang tidak punya pegangan apa pun.
"Itu pasti dia! Dari mana asal suara itu, Ran?" Nilam menatap sekeliling rumah.
"Suara nya berasal dari mana mana, Aku tidak bisa memastikan arah yang benar." Sahut Rani bergerak kesana kemari.
"Pasti itu yang menakuti aku, Suara nya sama kok." Yakin Nessa mengambil kapas untuk menghentikan pendarahan nya.
"Bangsat!"
Maharani kesal sendiri karena tidak bisa menemukan sumber suara yang pasti, Hantu itu tak mau menunjukan satu tempat yang bisa di datangi. Padahal Maharani sudah siap untuk bertemu dengan nya, Malahan mereka memang sengaja mencari nya karena ingin tahu kenapa dia meneror Nessa, Bahkan kuntilanak merah yang sedang di luar pun berusaha mencari sumber suara itu.
"Dia pasti terkungkung, Ku rasa dia ingin minta tolong." Tebak Maharani.
Duk, Duk.
"Itu suara ketukan nya!" Pekik Nessa mendengar suara tersebut.
Namun lagi lagi Maharani dan Nilam tak bisa menemukan dia berada di mana, Suara ketukan itu tak mau berada dalam satu tempat, Seluruh rumah ini mengeluarkan suara ketukan. Sehingga mereka tidak bisa menemukan satu tempat yang pasti, Maharani dan Nilam mulai kesal karena merasa di permainkan.
Mereka berpencar untuk mencari di mana asal suara tersebut, Bahkan Nessa juga menempelkan telinga nya pada dinding rumah, Berharap akan segera menemukan sosok itu.
"Ku rasa mayat nya di cor dalam tembok." Tebak Maharani.
"Masa kita harus membongkar semua tembok?" Sahut Nilam.
"Aku yakin ini, Itu suara ketukan dinding! Pasti dia ingin menunjukan mayat nya." Maharani sangat yakin ternyata dengan tebakan nya.
Mereka hanya tidak bisa memastikan dinding yang mana, Karena suara ketukan ini berasal dari semua dinding. Nessa sampai di pohon bunga tempat ia tak sengaja memangkas nya, Entah kenapa Nessa ingin sekali menggali nya.
Bermodalkan cangkul kecil yang memang terselip di sana, Nessa mencoba untuk menggali tanah itu. Terasa susah karena akar pohon bunga ini banyak, Sehingga tanah tersebut susah mau di gali. Nessa tak putus asa dan tetap berusaha, Hampir satu jam dia berusaha menggali pohon bunga itu saja.
"Kenapa kau gali, Nessa?" Nilam bertanya penasaran.
"Entah kenapa kalau di bawah sini aku merasa ada sesuatu." Sahut Nessa.
Hingga akhir nya akar pohon itu pun terangkat keatas, Nessa cepat menggali nya. Sebuah kotak kecil berwarna merah bercampur dengan tanah menyembul, Di ambil nya kotak itu. Nessa yakin bahwa ini adalah kotak cincin, Di ikat menggunakan kawat berduri yang sangat tajam.
"Apa sih, Kotak kecil begini saja kok di ikat begini." Heran Nessa.
Karena tidak bisa mau di buka menggunkan tangan, Nessa pun membuka nya dengan tang besi. Sangat susah untuk di buka, Duo kunti itu pun ikut membantu nya juga. Hingga kotak itu pun bisa di buka, Nessa menatap dua teman nya yang juga penasaran dengan isi kotak tersebut.
"Aaahk!"
Nessa menjerit histeris karena di dalam kotak itu bukan hanya cincin saja isi nya, Cincin bermata putih itu ada di dalam sana berserta jari manis pemilik nya. Jari itu masih utuh seperti baru, Tapi itu tak mungkin daging baru karena akar yang tumbuh di atas nya saja sudah sebesar itu.
Namun jari itu masih segar seperti baru di potong, Nessa menekap mulut nya karena dia ngeri membayangkan jari seseorang yang di potong begitu. Maharani santai saja mengambil jari yang memakai cincin, Karena dulu Maharani juga meninggal dengan cara di mutilasi dalam keadaan hidup.
"Ini pasti ulah Aldo, Dia sangat marah saat itu ketika aku tidak sengaja menebas pohon bunga ini." Seru Nessa.
"Kau jangan asal tuduh, Nessa. Itu jatuh nya fitness, Biar pun gay dia tetap punya perasaan." Nilam berkata pelan.
"Fitnah bodoh, Ngapain pula kau mau fitness." Sergah Maharani.
"Aku bukan asal bicara, Tapi saat itu respon Aldo memang sangat marah." Nessa berusaha meyakin kan.
Nilam dan Maharani saling pandang karena mereka sebenar nya bisa saja curiga bahwa ini memang kelakuan nya Aldo, Dan pikiran mereka sudah jauh menduga. Terbersit dalam pikiran Nilam bahwa ini adalah jari nya Lia, Bisa saja istri pertama Rian tak menghilang karena kabur dengan pria lain. Dan bila ini memang jasad nya Lia, Maka ada kemungkinan bahwa Rian akan ikut andil dalam kematian istri nya.
"Bukan kah saat itu Aldo bilang bahwa kau akan meninggal kan Rian bila tahu yang sebenar nya?" Maharani teringat ucapan Aldo.
"Aku lupa!" Cengir Nessa.
Plak.
"Maka nya otak mu dulu jangan kau pakai mesum saja, Kini kau jadi pelupa!" Maharani menggeplak kepala nya Nessa.
Mereka masih tenggelam dalam pikiran masing masing, Dua hantu ini juga punya pikiran. Mereka pun sibuk menerka nerka apa yang sebenar nya sudah terjadi, Saat ini semua nya masih jadi teka teki yang sangat sulit untuk di pecahkan.
...****************...
Tangan tanpa daging itu terus meraba Tama yang sedang terbaring namun mata nya terbuka lebar, Dia tak bisa bergerak karena ketindihan mahkluk halus. Tangan itu tak berhenti untuk memegang tubuh nya, Nafas Tama tersendat sendat tak karuan ketika jari yang berkuku tajam itu berhenti di lambung nya.
"Aku kesakitaaan...Sakit sekaliii....
Suara itu juga masuk kedalam telinga Tama, Suara yang serak seperti sedang di gorok oleh sesuatu. Tama berusaha untuk bangun atau membaca ayat ayat yang dia bisa, Namun lidah nya sangat kaku untuk di gerakan.
"Tolooong...Aku sakiiit...
Rintihan sangat pedih karena dia sangat kesakitan, Entah apa yang dia alami sebelum meninggakan dunia ini. Yang pasti dia sangat kesakitan, Tama langsung teringat dengan Kakak nya yang hilang, Kecemasan timbul di hati nya sekarang.
"Kau kah ini, Kak?" Batin hati Tama yang mendadak ingin menangis.
Sekejab kemudian tangan itu menghilang ketika Tama meneteskan air mata, Tama malah semakin menangis karena hati nya meyakini bahwa Kakak nya sudah meninggal dan sekarang datang untuk meminta tolong, Namun Tama tidak mau bila sampai Bunda nya tahu.
Lagi pula ini masih prasangka nya saja, Prasangka yang di yakini oleh hati nya. Dia bertekad akan mengurus dari awal asal mula hilang nya Camelia, Karena polisi juga sudah menutup kasus ini, Tama pun tak ingin menggunakan polisi juga.
Selamat siang guys, Udah pada makan belum nih? Kalian lagi libur kerja ya? Othor kok enggak libur ya😆
yg old , generasi SUZANA
yg newbie, generasi LUNA MAYA