NovelToon NovelToon
Kamar Jenazah

Kamar Jenazah

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / spiritual / hantu / Roh Supernatural
Popularitas:30.9k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Kamar jenazah, bagian dari rumah sakit yang agak dihindari. Misteri dan kisah mistis apa yang dialami oleh Radit Krisna yang bekerja sebagai petugas Kamar Jenazah. Tangisan yang kerap terdengar ketika menjalani shift malam, membuat nyalinya terkadang ciut.

Berhasilkah Radit melewati gangguan yang terjadi dan mengungkap misteri tangisan tersebut?

===

Hanya untuk penggemar kisah horror. Harap tidak membaca dengan menabung bab ya.

Follow IG : dtyas_dtyas

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15 ~

Terdesak. Itu yang Radit rasakan saat ini. Udin kembali kerasukan dan ia tidak ada kemampuan untuk membuat pria itu kembali sadar. Menekan tombol emergency, tapi belum ada jawaban.

“Din, istighfar,” teriak Radit.

“Nyawa dibalas nyawa.” Udin menolehkan wajah dengan seringainya, kedua matanya putih pertanda ada makhluk gaib menguasai tubuhnya.

“Kamu sudah mati, tempatmu bukan di sini. Jangan ganggu karena aku tidak tahu apapun.”

“Kamu tahu, kamu terlibat. Aku akan terus ikut denganmu.”

Semakin tidak mengerti dan bingung, apa iya hantu ini salah sasaran. Karena Radit tidak merasa mengenalnya apa lagi terlibat dengan kematiannya.

“Deo, apa dia yang menyebabkan ini semua?”

Udin kemudian tertawa mengikik. Pandangan Radit tertuju pada layar di atas pintu lift. Hampir tiba di lantai tiga belas, sebentar lagi pintunya akan terbuka. Ia hanya perlu mengulur waktu agar makhluk itu terus bicara.

“KALIAN HARUS MATI!”

Ting.

Pintu terbuka, Radit mendorong brankar membuat tubuh Udin ikut terdorong keluar.

“Aaaa,” teriak Radit terus mendorong Udin dengan brankar sampai terdesak di dinding tepat sebelah pintu bangsal lantai tiga belas. Beberapa orang keluarga pasien yang menunggu proses tindakan menghampiri Radit dan Udin.

“Tolong, Pak! Dia kerasukan,” ujar Radit menunjuk Udin yang masih terkikik.

“Kenapa Dit?” Andra keluar dari bangsal melihat ada keributan dan juga Radit diantaranya.

“Temen gue Bang, dia kerasukan.”

Andra mendekat, Udin sudah dipegang oleh dua orang pria. Entah doa apa yang dibacakan oleh Andra lalu mengusap wajah Udin membuat pria itu lemas dan tubuhnya merosot ke lantai.

“Kasih minum,” titah Andra.

Seorang pria lainnya menyodorkan botol air mineral.

“Kebetulan lo di sini bang, dari lantai satu dia udah ngaco. Di lift lebih serem lagi,” ungkap Radit.

“Gue baru antar pasien dari UGD, mau melahirkan. Bawa dia ke dalam dan suruh istirahat, jangan dipaksakan. Tubuhnya lagi lemah,” tutur Andra kemudian pamit kembali ke area kerjanya dan menepuk bahu Radit.

“Kalau dia suruh istirahat, terus gue bawa jenazah sendirian dong,” gumam Radit.

Jenazah wanita yang meninggal saat proses melahirkan, sudah dipindahkan ke brankar. Dua orang keluarga akan ikut ke kamar jenazah, membuat Radit menghela lega. Paling tidak ia ditemani, meskipun harus sendirian mendorong brankar. Udin ditinggal di bangsal tersebut, bahkan langsung merebah di ruang istirahat khusus untuk perawat dan dokter yang sedang bertugas.

Saat di dalam lift, salah seorang keluarga jenazah masih menangis. Radit terus menatap ke layar di atas pintu. Terus menghitung mengikuti angka yang tertera di layar. Teringat pesan Zul, agar jangan menatap langsung ke tubuh jenazah.

Mendorong brankar sendirian, ternyata agak sulit. Ia merasa brankar tersebut sangat berat. mengajak keluarga yang mengikutinya untuk bantu dorong, rasanya sungkan.

“Berat banget sih,” gumam Radit lagi bahkan sampai menghapus keringat di keningnya.

Zul yang melihat Radit datang mengambil alih brankar dengan menarik di sisi lainnya.

“Udin kemana?”

“Semaput, kerasukan dia.”

“Hah, serius?”

Radit hanya berdehem, membiarkan Zul yang mengkondisikan jenazah. Sudah ada dua jenazah baru di sana. Merasa sangat dahaga, Radit meneguk air dengan pandangan tertuju ke arah dalam ruangan. Langsung ia memuntahkan air yang sedang ia teguk, bahkan terbatuk-batuk manakala melihat sosok itu duduk di atas brankar tadi. tepat di samping jenazah.

“Dasar set4n, pantesan berat,” gumam Radit lalu bergidik dan mengusap tengkuknya. “Zul,” panggil Radit. “Kemari, cepetan.”

“Apaan sih?”

Sosok itu menatap tajam ke arah Radit, wajahnya menyeramkan dengan tatapan mata merahnya. Saat Zul mendekat, Radit segera menutup pintu bagian dalam.

“Eh, kenapa lo?”

“Terserah lo mau percaya atau nggak. Waktu gue ditinggal sendirian, arwah itu sudah gangguin gue. Arwah mayat korban pembunuhan tanpa identitas,” tutur Radit lirih karena tidak ingin terdengar oleh pihak keluarga jenazah yang ada di luar ruangan.

“Ck, halu kali lo.”

“Sumpah Bang dan tadi Udin kerasukan arwah perempuan itu. Barusan aja dia duduk di atas brankar, pantesan gue dorong sampe engap-engapan, taunya dia ikut disitu.”

“Terus gimana dong? Gue bukan pemberani juga, kalau dihadapkan yang beginian ya takut lah.”

“Urusan gue sama dokter Lena, tentang beginian. Gue tanya masalah gangguan arwah itu,” ungkap Radit masih dengan suara pelan.

“Ya udah. kita di sini aja.”

Baru kedua pria itu selesai bicara, terdengar suara benda jatuh dari dalam ruangan. Juga ketukan pintu dari dalam membuat Radit dan Zul menjauh.

“Gil4, tuh setan lagi tantrum apa gimana,” keluh Zul lalu berlari keluar.

Krek.

Pintu yang mengarah ke ruang di mana jenazah dimandikan dan juga tempat otopsi, tiba-tiba terbuka. Radit menelan saliva sambil melangkah mundur dan menabrak pintu keluar.

“Bang Zul!” teriak Radit ketika brankar di mana ada jenazah wanita, perlahan bergerak sendiri dan meluncur ke arahnya.

 

 

1
Arieee
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Fatimah Ziyadatul Khair
seru ceritanya. semoga segera nelurin cerita horor baru lagi. semangat kak othor
Vita Liana
cerita baru lagi dung kak hehe
Zuhril Witanto
🤣🤣🤣bukanya seneng tapi senep tiap hari liat hantu
Zuhril Witanto
astaghfirullah...
Zuhril Witanto
itu balasan untukmu Deo ..karna kamu gak mau mengakui dan gak bertanggung jawab
Zuhril Witanto
dan aaaaas.....
Zuhril Witanto
jelas2 Deo salah masih aja ngelak...biar aja di bawa
Zuhril Witanto
hantune ngeyelan
Zuhril Witanto
deg degan
Zuhril Witanto
motor Radit kan di pinjem Deo waktu itu
Zuhril Witanto
🤭🤭 ngarep
Zuhril Witanto
tuh hantu maksa banget
Zuhril Witanto
horor seru
Zuhril Witanto
ya ampun siapa yang nabrak
Zuhril Witanto
hantunya ikutan mandi
Zuhril Witanto
astaghfirullah...baca aja serasa ikutan lemes
Zuhril Witanto
spot jantung
Zuhril Witanto
serem banget
Zuhril Witanto
malah tambah serem lah di Kamboja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!