NovelToon NovelToon
Tuan Muda Iblis Yang Memanjakanku

Tuan Muda Iblis Yang Memanjakanku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / perjodohan
Popularitas:27.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: 1PM

Awalnya ingin berpacaran bebas dan menemukan pria yang sempurna.
Tanpa diduga, dia terpaksa memiliki hubungan dengan tuan muda yang kaya.
Meskipun tuan muda itu kaya dan tampan, masalahnya dia cacat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 1PM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 21

"Pi, Kak Vano juga berhak untuk itu Pi, bagaimanapun Kak Vano tetap anak Papi,"

"Dia anakku? William tersenyum remeh, asal kau tahu Max, dia bukan anak kandung ku!"

Deg 

"Apa Pi? Apa maksud Papi berbicara seperti itu? Pi, Max tahu mungkin Papi masih membenci Kak Vano atas kecelakaan itu. Tapi Pi, Papi tidak boleh asal bicara, apalagi mengatakan jika Kak Vano bukan anak kandung Papi. Bagaimana jika Mami sampai mendengarnya? Papi harus pikirkan perasaan Mami!"

"Sudahlah kau persiapkan diri saja untuk acara nanti malam! gadis itu, kau harus mendekatinya. Setelah dia bercerai dengan anak cacat itu, kau harus menikah dengannya! Papi akan selalu mengawasimu, agar kejadian kau melarikan diri tidak terulang lagi.

"Tunggu! apalagi maksud Papi dengan gadis itu akan bercerai dengan Kak Vano?" tanya Max heran. 

"Papi menyuruhnya untuk bercerai setelah kau kembali," jawab William enteng.

"Pi, kenapa bahkan Papi mengatur hidup orang lain? Apakah dengan perintah Papi gadis itu akan langsung menyetujuinya. Bahkan Max yang anak Papi sendiri saja tidak mau kalau harus diatur-atur seperti itu. Apalagi orang lain Pi!" marah Max.

"Walaupun gadis itu tidak menyetujuinya, Papi akan melakukan segala cara agar gadis itu setuju. Dan ingat Max dia sekarang keluarga Papi bukan orang lain lagi! Dia menantu Papi dan itu harus kau yang menjadi suaminya! karena kaulah anak kandung Papi satu - satunya sekarang, dan Papi melakukan ini untuk kebaikanmu kelak, kau mengerti! William berucap dengan tegas tanpa ingin dibantah.

"Cukup William! Suara seorang wanita menghentikan perdebatan mereka, Wanita yang sedari awal mendengar pembicaraan mereka. Menahan rasa sakit di hatinya, hanya ingin tahu sejauh mana suaminya terus membicarakan tentang putra pertamanya.

Keduanya menoleh ke arah sumber suara, dan betapa terkejutnya Max mendapati Mami nya yang sekarang berdiri tidak jauh darinya dengan deraian air mata yang kini membasahi seluruh wajahnya. Sementara William hanya bersikap biasa saja, tidak peduli jika istrinya mendengar apa yang baru saja dia katakan.

Maxime mendekat ke arah Maminya dan langsung menarik ke dalam pelukannya. Bukannya mereda, tangisnya justru semakin menjadi, dadanya naik turun menahan amarah.

"Kenapa? kau takut jika anakmu yang lain tahu tentang perbuatanmu di masa lalu? sampai kapan kau akan menyembunyikan ini dari Max, ha? seberapa penting anak cacat itu untukmu, sampai kau terus melindunginya?" marah William.

Tiffani melepaskan pelukannya dan berkata di sela isak tangisnya "Bukankah memang kewajiban seorang Ibu untuk melindungi anak-anaknya. Apa Anda begitu keberatan jika aku selalu melindungi anakku sendiri? Anda boleh membenciku sepuas Anda, tapi Stevano tidak bersalah, kenapa Anda terus membencinya?

"Mi", ucap Maxime memeluknya kembali mencoba menenangkan.

"Jelas saja aku membenci anak itu! Anak yang membuat masa depan yang sudah aku rencanakan dengan baik hancur begitu saja, dan itu juga karena perbuatanmu Tiffa!"

"Cukup Pi! Hentikan….

"Kau harus tahu Max apa yang diperbuat Mami kesayanganmu itu! Potong cepat William.

"Sudah Pi!, Max tidak ingin mendengar lagi! Ayo Mi, Max antar ke kamar! Ucap Max kemudian segera membawa Maminya pergi.

" Sampai kapan kau akan menutupi anak hasil perselingkuhan itu?" teriak William .

Deg 

Langkah kaki keduanya berhenti secara tiba-tiba, ketika kata itu menggema di seluruh ruangan.

"Apa maksud Papi berbicara seperti itu?" kaget Max.

"Kau tidak menyangka bukan, jika wanita yang kau panggil Mami ini, yang terlihat di mata orang lain begitu sempurna nyatanya hanya seorang wanita m*****n."

"Kau keterlaluan Willy, aku sudah berulang kali katakan jika aku tidak pernah selingkuh! Tapi kau tidak percaya kan?"

"Hahaha" tawa William terdengar mengerikan. Apa namanya bukan selingkuh, jika kau sudah punya kekasih tapi justru menikah dengan orang lain, Bahkan kau menikah secara diam-diam disaat aku sedang berjuang untuk masa depan kita dulu, dan bahkan yang kau nikahi adalah kakak kandungku sendiri. Kau benar-benar wanita l***k Tiffa!"

Tiffani memegang dadanya yang semakin terasa sakit, keringat dingin membasahi wajahnya bercampur dengan air mata. Hingga tak lama kemudian dia jatuh tak sadarkan diri.

"Mi, Mami kenapa Mi? bangun Mi! panik Max.

"Sudahlah Max kau tidak perlu khawatir, dia nanti juga akan bangun sendiri, dia memang selalu seperti itu, berpura-pura pingsan jika aku membahas masa lalunya. 

"Pelayan! Cepat bantu aku!"

Pelayan pun berlarian datang untuk membantu Nyonya Besarnya.

.

.

.

Di Kediaman Stevano Anderson

Di dalam kamar Stevano duduk merenung di kursi rodanya di depan balkon. Dia terus menatap kamar sang istri yang sepertinya belum juga kembali.

Sebelumnya 

"Tuan, tadi Nyonya Liliana Gottardo menelepon, hari ini Nyonya Olivia, istri Anda harus pergi ke sekolahnya untuk mengambil surat kelulusan," lapor Bibi Lu .

Stevano hanya diam saja, tapi untuk sesaat setelah dirinya terdiam tiba-tiba dia berkata " Bibi , tolong panggilkan Jason kemari! Ada yang harus ku katakan."

"Baik Tuan Muda, Bibi permisi dulu."

Stevano hanya menganggukan kepalanya.

Tak lama pintu diketuk dan muncullah Jason dari balik pintu itu, "Ya Tuan , ada yang bisa saya bantu?"

"Antarkan istriku ke sekolahnya! kata Bibi Lu dia harus mengambil surat kelulusan," perintah Stevano.

"Baik Tuan, saya permisi dulu."

Setelah kepergian Jason Stevano mendorong sendiri kursi rodanya dan duduk di samping jendela, dia menyibak gorden kamarnya, dan melihat ke arah kamar istrinya yang berada di lantai atas tepat di seberang kamarnya. 

Pandangannya beralih ketika tak lama gadis itu keluar berjalan di halaman rumah mengenakan seragamnya dan diikuti oleh Jason.

"Ternyata aku menikahi gadis kecil," gumamnya diiringi senyum tipis di bibirnya, sangat tipis, hampir tidak terlihat.

Kriet 

Suara pintu kamar terbuka membuyarkan lamunan Stevano seketika. Dilihatnya Jason yang masuk ke dalam kamar. 

"Kau sudah kembali ? Apa gadis itu sudah di kamarnya?" Ucap Stevano lalu pandangannya beralih kembali ke arah kamar istrinya.

"Nyonya belum kembali Tuan, tadi kulihat Nyonya masuk ke mobil Tuan Muda Maxime," adu Jason.

Brak 

Stevano langsung berdiri kasar, hingga kursi rodanya membentur dinding dibelakangnya dan menoleh cepat ke arah Jason.

"Apa kau bilang? Dia pergi bersama siapa? Dan kau membiarkannya begitu saja?" Marah Stevano .

"Maafkan saya Tuan."

"Hahaha" 

Tawa Stevano terdengar menyedihkan sekaligus mengerikan secara bersamaan. "Akhirnya hari ini datang juga. Hari dimana mereka bertemu, dan akhirnya gadis itu akan meninggalkanku, Jason."

"Apa maksud Anda Tuan? Saya tidak mengerti."

"Dia, gadis itu akan menceraikanku setelah Maxime kembali, inilah awalnya pertemuan mereka, pasti mereka sengaja dipertemukan," lirih Stevano.

.

.

.

Begitu Jasmine masuk, langkahnya langsung terhenti ketika suara Ibu nya terdengar.

"Kenapa kau pulang ke rumah ini? harusnya kau pulang ke rumah suamimu Jasmine! Dan apa tadi yang Ibu lihat, kau pulang bersama seorang pria, pria itu bukan Asisten Stevano kan?"

"Ibu, Jasmine bisa jelaskan! 

"Bibi! Liliana memanggil salah satu pelayan di rumahnya.

"Jasmine harus kamu ingat satu hal sayang, kau sudah menikah! Dan kau harus berpikir seribu kali ketika kau akan pergi atau apapun itu bersama pria lain tanpa izin suamimu!"

Liliana menghentikan perkataannya ketika seorang pelayan sudah berada di depannya.

"Iya Nyonya," ucap pelayan yang baru saja datang.

"Bi, Tolong suruh sopir persiapkan mobil untuk mengantar Nona pulang ke rumah suaminya," perintah Liliana.

"Baik, Nyonya."

Kemudian Liliana kembali menatap putrinya yang kini menunduk setelah kepergian pelayannya.

"Kau bisa jelaskan itu kepada suamimu nanti, sekarang kau pulanglah, suamimu pasti sedang menunggu saat ini ."

Liliana mendekat, lalu memeluk dan mencium kening putrinya lembut "Kau sudah tidak seperti dulu lagi nak , yang jika kau pergi, kau hanya perlu izin dari Ayah dan Ibu, kini kau sudah menikah dan memiliki suami, selain izin darinya, kau juga harus menghargai dan menghormatinya, kau harus memikirkan perasaannya ketika kau akan melakukan apapun, kau mengerti?" Pesan Liliana yang kini menatap putrinya dalam.

"Iya Bu, Jasmine mengerti, jawab Jasmine mantap.

1
Tuthy Dzaky Syarif
wow makin tegang
Tuthy Dzaky Syarif
mampir baca trus
Adam Malik
Luar biasa
Anonymous
keren
chue
kakkkk cerita liora ana nggaaa
Ragil Tia
haruse Jasmin Ki bilang sama suami.
Hamidah Hamidah
trus sebenarnya bunga itu siapa
Maria Mahdalena Manalu
Luar biasa
Dewi Dewiii
Jason cocok sama bunga
Dewi Dewiii
penasaran sama adiknya Stevano
Helen Nirawan
cape liat jasmine , kesel abis
Ryan Jacob
semangat Thor
Helen Nirawan
mang jasmine gk tau diri kesel ,dr awal lu merasa dipaksa kan ,sampe mo kabur , skr lu br merasa lu istri gt krn bela in pelayan yg di hajar ,bela vano di dpn org byk ,lu jd istri ,klo gk ada org ,lu org asing gt, sekolah bkn ny pinter , kyk.gini model ny org sekolah , tobat
Helen Nirawan
kan gk cacat ,dah sembuh kyk ny
Helen Nirawan
ini ai jasmine ribet ,sok pinter
Helen Nirawan
kan dah oon penakut ,sok pinter , liat laki lu takut ,tp malah bikin gara2 , ampun tobat gw
Helen Nirawan
dah penakut ,pake acara mo kabur ,di goreng br tau rasa ,iisshh
Helen Nirawan
yg engga2 aj ,apain kabur ,mang ngaruh gt ,payah
Tarmi Widodo
mampus kau max
Tarmi Widodo
luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!