NovelToon NovelToon
Memeluk Cinta

Memeluk Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / CEO / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Genta Senja

Alena harus melunasi hutang kakaknya dan juga membayar tebusan kakaknya yang dipenjara akibat fitnah. Akhirnya Alena meminjam uang pada bosnya, Bima si CEO. Ia diberi pinjaman dengan syarat nikah kontrak dan berikan keturunan laki-laki.

Celakanya Alena tidak tahu kalau Bima sudah menikah sebelumnya dan hanya membutuhkan anak darinya saja. Begitu anak lahir, Alena dipisahkan dari anaknya. Perawatan yang tidak maksimal membuat anaknya meninggal dunia.

Melihat keterpurukan Alena dan dendam membara membuat Bima membongkar bahwa semua hanya skenario keluarganya. Ia terpaksa mengikuti dan tidak pernah bermaksud menjebak Alena sebab ia benar2 mencintainya.

Akankah Alena memaafkan semua kesalahan Bima saat akhirnya laki-laki itu menceritakan semua fakta yang terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Genta Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16 Kembali ke Indonesia

Perjalanan kembali ke Indonesia ditunda dia hari. Rencananya hanya satu bulan menjadi lebih. Bima tidak menjelaskan alasannya. Ia hanya bilang sibuk.

Hari ini Alena bersiap menata seluruh barang bawaan miliknya. Segala sesuatu yang ia beli di Singapura, ia packing untuk dibawa pulang.

Bibi Meri ikut membantu mengemasi seluruh barang milik Alena. Sementara Bima menunggu di bawah sembari menikmati secangkir kopi dan membaca beberapa berkas dokumen.

"Bibi nggak ingin ikut pulang?" tanya Alena sembari memasukkan barang ke dalam koper.

"Bibi ngikut apa katanya Tuan Bima. Kalau disuruh pulang...Bibi akan pulang. Begitu sebaliknya. Di sini sudah biasa kalau harus sendiri," Bibi Meri tersenyum.

Alena menghela nafas panjang. "Ale yakin, di Indonesia nanti...Ale bakal kangen sama masakan Bibi. Hehe..."

"Bibi juga pasti kangen sama Non."

Alena mengeluarkan satu kotak HP baru dari dalam laci nakas di samping tempat tidur. Ia serahkan kepada Bibi Meri.

"Apa ini, Non?"

"Buat Bibi. Nanti...kalau kita kangen...komunikasi lewat ini aja, Bi. Soalnya...ribet kalau pake telfon biasa."

"Tapi Bibi nggak bisa pegang HP, Non."

"Udah Ale setting. Tinggal pake aja. Ini Ale ajarin."

Gadis itu mengajarkan penggunaan HP secara sederhana. Seperti menerima telfon dan membaca pesan juga membalas pesan. Tiga hal penting itu yang diajarkan Alena.

Beberapa menit kemudian, Bibi Meri tersenyum senang. "Ternyata gampang ya, Non."

"Bibi emang canggih. Diajarin sekali langsung bisa. Jadi, nanti kita bisa komunikasi deh."

Bibi Meri menyimpan HP di dalam sakunya. "Terima kasih ya, Non. Bibi sangat terharu. Oiya, Bibi juga punya kenang-kenangan buat Non."

"Apa, Bi?" Alena penasaran.

Bibi Meri mengeluarkan sebuah gelang dari dalam sakunya. Gelang sederhana yang terbuat dari tapi dirajut dengan cantik. Warnanya coklat tua.

"Nggak lebih mahal dari pemberian Non. Semoga berkenan. Biar inget Bibi terus."

Alena tersenyum senang. Ia langsung memakai gelang itu. "Ini bagus banget, Bi. Makasih."

Keduanya kembali melanjutkan aktifitas mengemasi pakaian dan perlengkapan lainnya yang akan dibawa Alena pulang ke Indonesia.

Rintik hujan mulai terdengar, semakin lama semakin deras. Keduanya terus mengemas barang sambil diam-diam menahan hari sebab harus berpisah entah sampai kapan.

Alena seolah menemukan lagi kehangatan sosok ibu, begitu pula Bibi Meri. Seolah kembali merasakan keceriaan seorang anak.

Sayangnya, kebersamaan itu sudah harus berakhir. Meski sebentar, keduanya merasa bahagia. Rasa sepi saling sebab kehilangan tanpa sadar terobati.

HP Alena berdering. Tanda panggilan masuk. Sendy Altera muncul dalam notifikasi.

"Hai, Kak. Gimana?"

"Kamu habis nangis, ya? Kok kayak sesenggukan gitu."

"Hehe...nggak kok. Kenapa?"

"Cuman mau tanya aja. Kamu kapan balik ke Indonesia? Pengen banget hangout bareng."

"Hari ini aku balik ke Indonesia, Kak. Gimana kalau lusa kita hangout bareng?"

Sendy mengiyakan dengan antusias. "Hati-hati di perjalanan. Kalau udah sampai, kabarin aja."

Alena menutup telfon, baru saja ia letakkan di nakas, HP miliknya bergetar lagi. Kali ini dari Aldy.

"Kamu jadi balik kapan? Ini udah lebih dari sebulan, lho. Kamu baik-baik aja kan?"

"Hari ini balik. Tenang aja. Aku baik-baik aja. Ini lagi siap-siap mau pulang."

"Perlu aku jemput di bandara?"

"Nggak perlu. Nanti pasti diantar orang kantor. Kita ketemu besok aja. Di cafe biasa. Gimana?"

"Oke. Hati-hati di jalan."

Telfon dimatikan, muncul layar notifikasi dari Tegar.

From: Tegar

To: Alena

Idak balik ke Indo? Jangan lupa kabarin kalau udah sampek.

Alena mengetikkan beberapa kalimat balasan untuk Tegar.

From: Alena

To: Tegar

Hari ini Ale pulang ke Indo. Nanti kalau udah sampek rumah, Ale kabarin lagi. Baik-baik di sana ya, Kak.

"Non, barang-barang ini biar sopir aja yang bawa turun. Pak Bima manggil Non. Ditunggu di bawah. Katanya mau ngajak makan dulu sebelum berangkat. Kebetulan makanan udah Bibi siapin."

Alena mengangguk. Ia berjalan mengikuti Bibi Meri yang berjalan duluan menuju ruang makan di lantai satu.

Acara makan siang kali ini menuruti kemauan Alena. Membiarkan Bibi Meri dan juga sopir yang akan mengantar mereka makan satu meja.

Alhasil empat orang duduk di satu meja yang sama. Bima sebenarnya merasa canggung sebab tidak pernah makan bersama bawahan.

"Kalau bukan karena menuruti kamu, saya malas makan seperti ini." Bima menggerutu dalam hati.

Bibi Meri dan sopir terlihat sangat canggung. Mereka buru-buru menghabiskan makanan dan segera undur diri.

Bibi Meri beralasan belum membereskan alat masak di dapur. Si sopir beralasan ingin menata barang-barang yang akan dibawa pulang ke Indonesia.

Begitu tinggal berdua saja, baru Bima merasakan sedikit nyaman. Ia hanya terbiasa makan siang dengan asisten pribadi saja. Selain itu, ia tidak nyaman.

"Nanti begitu sampai di Indonesia, kita harus bicarakan terkait peraturan yang hingga detik ini saya yakin...belum kamu baca sama sekali."

"Saya baca atau tidak...intinya saya hanya perlu menurut, bukan?"

"Setidaknya saya tidak perlu menjelaskan. Cukup kamu pahami sendiri."

Alena menghela nafas panjang. Nafsu makannya hilang seketika. "Saya sudah selesai makan. Silakan Anda selesaikan makannnya. Saya mau ke dapur. Bantuin Bibi Meri."

"Sepuluh menit lagi kita berangkat."

"Baik, Pak Bima." Alena membungkuk sedikit di depan Bima sebelum ia berlalu menuju dapur.

Bibi Meri tampak sibuk mencuci peralatan yang ia gunakan untuk memasak menu makan siang barusan.

"Ale bantuin ya, Bi." Gadis itu berdiri di samping Bibi Meri. Memasang sarung tangan khusus cuci piring.

"Jangan, Non. Nanti kalau Pak Bima tahu...bisa ngamuk. Dikirain Bibi nyuruh Non Alena," cegah Bibi Meri, "Lagipula udah mau selesai. Non temenin Bibi aja."

Alena mengalah, ia lepas kembali sarung tangan yang baru saja ia kenakan.

Terdengar suara hujan di luar. "Hujan lagi, Bi. Semoga tidak mengganggu jam terbang."

"Aamiin."

Bima memasuki dapur. Ditatapnya dia orang yang tengah menata perkakas untuk memasak.

"Alena! Ayo kita berangkat."

"Iya, Pak." Ia melangkah mengikuti Bima yang berjalan di depan. Bibi Meri mengikuti paling belakang.

"Non kasih kabar kalau sudah sampai Indonesia," ujar Bibi Meri sedih. Ia meneteskan air mata.

"Iya, Bi. Pasti." Alena ikut sedih. Keduanya berpelukan beberapa saat. Baru setelah itu, Alena masuk ke dalam mobil.

"Ingat, besok kita akan bicarakan soal peraturan yang saya kirim ke e-mail kamu."

"Saya nggak pikun, Pak. Jangan sebut berulang kali."

Bima menatap Alena heran. Keduanya duduk di bangku belakang. Sementara mobil dilajukan oleh sopir. "Kenapa kamu sewot? Harusnya saya yang sewot. Kamu nggak nurut. Harusnya sudah kamu baca dari hari pertama saya kirim ke kamu."

Alena hanya diam. Mau bicara apapun pasti akan tetap dianggap salah. Hak hidupnya sudah fix ada di tangan Bima.

Beberapa saat kemudian, hujan sudah reda. Pesawat pribadi Bima terbang lancar membelah angkasa menuju Indonesia.

Di dalam pesawat, Alena terdiam memandang luar jendela. "Akhirnya pulang juga. Aku harus pikirkan rencana selanjutnya seperti yang Kak Tegar pinta," batin Alena.

1
Bilqies
sama sama menemukan sosok orang yang mereka rindukan
Bilqies
sabar Alena, semoga kakak mau cepat dapat uang untuk menebus mu yaa
Bilqies
baik banget sih Sendy
Bilqies
hmm entar bakalan tumbuh Dnegan sendirinya juga kok
Bilqies
selamat yaaa...
Bilqies
kasihkan aku aja Thor 🤣🤣🤣
Bilqies
aku mampir lagi Thor,
Bilqies
sinis banget sih...
udah tau keles
Genta Senja
yuk... dukung karya aku.... kasih penilaian di sini ya...
Lina Yanti
Elena bima
Genta Senja: ehem... Alena
total 1 replies
Lina Yanti
rahasia rukmini
Genta Senja: rahasia gelap
total 1 replies
Bilqies
aku mampir kak
Genta Senja: siap kakaaaaak
total 1 replies
xoxo_lloovvee
semangat thor, jangan lupa mampir ya 🤗
Genta Senja: siap... makasiiih... jangan lupa mampir lagi... nanti Thor juga akan mampir
total 1 replies
Bilqies
semangat terus Thor menulisnya...

jangan lupa mampir juga di karyaku
Genta Senja: siaaaaap
total 1 replies
Bilqies
gak nyangka kalau Bima beda agama dengan Alena...
Genta Senja: yaaah.... dunia akan selalu memiliki kejutan di setiap ceritanya... ☺
total 1 replies
Bilqies
aku mampir lagi Thor /Smile/
Genta Senja: makasih.... nanti Thor juga mampir lagi di karyanya Kak Bliqies
total 1 replies
Bilqies
awas bima nanti cemburu lagi ngeliat Alena Deket sama cowo lain 😬😬😬
Genta Senja: well.... jadi makin deg deg an...
Bilqies: pasti itu...
Karena kalau udah cemburu tandanya bima udah ada rasa sama Alena dan bima gak bakalan biarin yang udah jadi miliknya dekat sama cowo lain 😬😬😬
total 3 replies
Bilqies
aku mampir lagi Thor, semangat terus yaa menulisnya /Smile/
Genta Senja: siaaap
Bilqies: siap Thor ..
jangan lupa mampir juga di karyaku
total 3 replies
Bilqies
ceritanya sungguh menarik, membuatku bisa menyelaminya penuh penghayatan...

membayangkan sosok bima yang sangat tampan dan.....
hahahahhaha mulai halu deeh
Bilqies: 🤣😂🤣😂🤣😂
Genta Senja: ya... idola semua wanita... 😁😁😁
total 2 replies
Bilqies
ceritanya menarik Thor, semangat terus menulisnya
Bilqies: siap Thor 🥰
Genta Senja: makasih..... Thor pasti semangat.... jangan lupa mampir lagi ya.. 🥰🥰
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!