PARASIT

Celina mengambil tas lalu disilangkan ke bahu nya.

" Kau mau kemana ?" Tanya Andara Pala , ia abaikan rasa panas bekas telapak tangan Celina .

" Bukan urusanmu " Jawab Celina ketus, hatinya sakit sekali atas ucapan Andara Pala barusan.

Memang dia sangat mencintai Marcell Siahaan waktu dulu, tapi bukan berarti dia akan memberikan kesuciannya dengan sukarela.

Sebatas ciuman bukankah hal itu biasa, lebih dari pada itu dia tidak pernah mau. Meskipun Marcell Siahaan membujuk menggunakan rayuan maut.

Ambarita terbelalak, ia buru-buru mengajak Azka Boe untuk bersembunyi.

" Jangan pergi !!"

Andara Pala cepat mencegat langkah Celina dengan memasang badan.

" Minggir !"

Celina berusaha menyingkirkan pria itu, namun tubuh kokoh itu tidak bergeming sedikitpun.

Pandangan mata yang menukik membuat Celina memalingkan muka. Sungguh siapa yang bisa melawan tatapan elang milik Andara Pala ? Semua wanita pasti akan terlena.

Dan hal itu lah yang sangat ditakuti oleh Celina . Dia takut hanyut terbawa arus, sedangkan dirinya tahu pria itu hanya mencintai Donna seorang.

" Maaf "

Suara tegas yang mendalam mengucapkan kata maaf, meskipun tanpa rayuan dan alasan. Hati Celina terenyuh sendiri.

" Aku mungkin telah termakan fitnah, mantan pria itu mengatakan jika kalian sudah melakukannya "

Sontak kepala Celina terangkat mendengar pengakuan Andara Pala . Ia tidak mengira Marcell Siahaan akan melakukan segala cara untuk menjatuhkannya.

Ah tidak... Bukankah memang dia seperti itu. Hal ini seharusnya dapat Celina perhitungkan. Jika para parasit tidak akan melepaskan n untuk hidup bahagia.

Andara Pala menarik Celina untuk duduk di bibir kasur, sementara dirinya menjatuhkan diri berlutut di depan Celina .

" Apa yang kau lakukan ?"

Celina terkesiap kaget, ia berusaha untuk mengangkat tubuh itu namun tentu tidak akan bisa.

" Aku sudah melukai harga diri mu, aku minta maaf "

Celina termangu, menatap beku laki-laki yang sangat gentle. Dan laki-laki jenis seperti ini amatlah langka.

Pantas saja Donna mati-matian mempertahankan Andara Pala .

" Bangun lah"

Wajah Celina tertunduk pilu.

" Apakah kamu memaafkan ku?"

Celina menjawab dengan anggukan, Andara Pala tersenyum simpul.

>>>

Nirmala mengepalkan tangannya, ia berjalan mondar-mandir. Pikiran nya terus tertuju pada mobil itu.

AKH!

Marcell Siahaan kaget mendengar Nirmala tiba-tiba berteriak.

" Sayang.. Kau kenapa ?"

" Aku geraaaaaammmm " jawab Nirmala sembari mengepalkan kedua tangannya. Giginya saling menekan satu sama lain.

" Sudahlah sayang.. Bukan kah kau mencintaiku? Biarkan saja Dokter itu pergi " Celutuk Marcell Siahaan santai.

" Aku sama sekali tidak keberatan dia meninggalkan aku, toh aku sudah bosan dengan dia. Tidak ada hal menarik yang bisa membuat ku tertarik. Tapi masalahnya... "

Kembali Nirmala geregetan sendiri.

" Apa masalahnya ?"

Marcell Siahaan ingin tahu kelanjutan dari kalimat Nirmala.

" Dia kesini membawa mobil idaman ku"

Nirmala merengek dengan kaki yang dihentakkan ke lantai.

" Mobil apa?"

" C3"

Marcell Siahaan melebarkan matanya, waaaah tajir juga si Andrew. Pikirnya!

" Emmm ya sudah, nanti aku belikan " Seloroh Marcell Siahaan sekenanya.

Nirmala tertegun, dia sedikit tidak percaya.

" Yang bener ?" Tanyanya minta kepastian. Marcell Siahaan menjawab mantap.

Senyuman lebar terukir, Nirmala langit melompat memeluk Marcell Siahaan .

" Terimakasih sayang "

Cup cup cup

Wajah Marcell Siahaan dihujani oleh ciuman.

" Jangan manyun lagi ya" Bujuk Marcell Siahaan lembut, Nirmala mengangguk manja.

Dokter Andrew menepi di bahu jalan, hati dan pikiran nya masih belum sejalan. Dia masih tidak bisa berpikir jernih, jika Nirmala telah mengkhianatinya.

Padahal gadis itu sikapnya sama sekali tidak berubah. Tetap manja, perhatian, dan selalu ingin diutamakan.

Ataukah mungkin dia sudah termasuk pemain lama, sehingga mampu menjadi bunglon dimana saja berada.

Dokter Andrew memejamkan matanya sambil menyender lemah. Hatinya sakit sekali, Apa yang dilakukan oleh Nirmala sangat lah jahat?

Dan kenapa harus Marcell Siahaan ? Seharusnya Nirmala sadar sejak kejadian di hari pernikahan Celina , Dia sudah bisa menilai seperti apa pria yang bernama Marcell Siahaan itu.

Dokter Andrew membuka matanya perlahan, ada sedikit rasa syukur dirinya tahu sekarang. Bukan seperti Celina yang tahu pas mereka akan menikah.

Mengingat Celina ? Bagaimana kabar gadis itu ? Menikah dengan pria asing bukan perkara mudah. Apalagi setelah tahu siapa Pria itu ? Seorang Andara Pala , yang cukup mapan dan tampan. Kabar nya dia memiliki seorang kekasih.

Rasa penasaran membuat Dokter Andrew ingin menghubungi perempuan itu.

" Hallo " Sapa suara yang sangat lembut.

" Hallo Nona Celina, bagaimana kabarmu hari ini ?" Tanya Dokter Andrew.

" Alhamdulillah Dok, sehat dan sangat baik"

Dokter Andrew tersenyum tipis mendengar jawaban Celina .

" Ada apa ya Dok? Tumben sekali Dokter menelpon ? Terakhir anda menelepon saat memberi tahu jika laporan pemeriksaan saya ada kesalahan. Apakah.... "

" Oh tidak tidak Nona Celina , ini bukan masalah itu "

Dokter Andrew cepat memotong kalimat yang hampir membuat Celina ketakutan.

Di seberang terdengar helaan nafas panjang.

" Apakah Nona sibuk ?" Tanya Dokter Andrew kemudian.

" Ummm "

Celina melirik Andara Pala yang tengah memperhatikan. Dia tidak bisa langsung menjawab, karena baru saja sang suami melarangnya keluar.

" Anda tidak pernah menghubungi saya jika tidak memiliki kepentingan ?" Ujar Celina , supaya Andara Pala memahami keadaan.

" Iya Nona... Saya... Membutuhkan anda sekarang " Dokter Andrew tidak berniat menyelubungi keinginannya.

Celina manggut-manggut.

" Baiklah, saya akan datang menemui anda "

" Saya tunggu di sebuah cafe favorit saya Nona"

Celina mengiyakan, telepon pun terputus.

" Siapa dia?" Andara Pala langsung mencerca Celina dengan pertanyaan begitu Celina menarik telfonnya.

" Dokter Andrew, Dokter pribadi ku"

" Mau apa?" Andara Pala terus bertanya, Celina sedikit heran. Untuk apa Andara pala ingin tahu.

" Entahlah.. Dia bilang ada keperluan "

Celina mengedikkan bahunya. Andara Pala memperhatikan sang istri penuh selidik. Ia bergerak duduk di bibir kasur.

" Ingat Celina , kau sekarang adalah istri ku. Istri seorang pengusaha terkenal, kau harus jaga sikap. Jika Donna tahu, dia akan menyerang mu hanya menggunakan satu kesalahan. Kekuatan Donna adalah netizen "

Oh jadi karena itu Andara Pala terlihat posesif. Celina mengangguk mengerti.

" Kau tenang saja, aku anti medsos.. Jadi aku tidak akan mendengar apapun yang dilakukan oleh kekasih mu itu"

Sengaja Celina menyebut Donna begitu, hanya untuk menyentil hati sang suami.

Andara Pala mengalihkan pandangannya kearah jendela.

" Pergilah dengan hati-hati, kalau perlu kau harus menutupi wajah mu"

Celina mencebikkan bibirnya, dia tidak pernah berhubungan dengan dunia entertainment. Jadi untuk apa dia peduli.

Celina Melenggang pergi setelah mendapatkan ijin, ia juga ingin menenangkan diri atas semua masalah yang terjadi. Mungkin saja Dokter Andrew bisa memberikan solusi dengan syarat yang diberikan oleh Opa.