Achassia Alora adalah gadis misterius yang selalu menutupi identitasnya. Bahkan hampir semua orang di sekolahnya belum pernah melihat wajahnya kecuali beberapa guru dan kedua sahabatnya. Gadis yang di anggap miskin sebenarnya adalah cucu dari keluarga kaya raya yang terbuang. Begitu banyak rahasia yang ia sembunyikan, bahkan dari ibunya sendiri.
Setelah bertahun-tahun ia hidup tenang bersama ibunya, sang Kakek kembali datang dalam kehidupan mereka dan memburunya untuk kepentingan bisnisnya. Tentu saja Achassia selalu menghindar dengan cara apapun agar tidak tertangkap oleh Kakeknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AzaleaHazel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
Pagi ini Acha berangkat sekolah di antar oleh Sagara. Acha tidak mau di turunkan di depan sekolah, dengan segala alasan akhirnya gadis itu bisa membujuk Sagara agar tidak menurunkannya di depan sekolah. Bisa-bisa seluruh sekolah heboh karena tiba-tiba ia di antar oleh mobil mewah.
Hari ini adalah hari yang menenangkan baginya, sampai-sampai gadis itu tidak bisa berhenti menghirup udara segar di sekitarnya. Hari ini semua pengganggunya tidak ada di sekolah, ia sudah memastikannya tadi pagi. Kainoa dan keempat temannya, juga Alin tidak sekolah hari ini.
Kainoa dan teman-temannya ada lomba basket di luar kota dan Alin sudah pasti mengikuti cowok itu. Tanpa membuang waktu, Acha langsung berlari masuk ke dalam sekolah. Gadis itu pergi ke gudang belakang, karena beberapa hari ini banyak masalah membuatnya tidak bisa bekerja sama sekali.
Saat ia baru saja masuk ke gudang, Anya mengiriminya pesan dan menanyakan dimana keberadaannya, Acha langsung memberitahu jika ia sekarang ada di sini. Setelah mengirim balasan untuk Anya, ia mulai mengotak atik komputernya. Apakah ia terlalu lama tidak menyentuh komputer ini sampai-sampai sudah berdebu seperti ini? Tanya Acha dalam hatinya. Gadis itu mengambil lap dan langsung membersihkan komputer dan barang-barang lainnya.
Anya dan Luna yang baru saja masuk, melihat Acha sibuk membersihkan mejanya. Mereka berdua memperhatikan sekelilingnya, ternyata ruangan ini cukup kotor, tanpa banyak bicara mereka membantu Acha membersihkan tempat ini.
"Hah, akhirnya selesai juga." Anya mengangkat kedua tangannya ke atas.
"Luna capek." Ucap Luna menjatuhkan tubuhnya ke lantai.
"Perasaan nggak lama juga kita nggak ke sini, tapi kenapa kotor banget ya." Ucap Anya membuat Luna mengangguk setuju.
"Stok makanan sama minumannya masih ada nggak?" Tanya Acha.
"Bentar Luna cek dulu." Balas Luna, ia pergi ke kulkas dan lemari untuk menyimpan makanan dan minuman.
"Masih ada sih, tapi tinggal dikit." Lanjut Luna setelah memeriksa sisa makanan yang mereka punya.
"Yaudah, pulang sekolah kita belanja." Kata Acha membuat mereka berdua bersorak gembira.
"Udah lama banget nggak belanja bareng." Ucap Anya yang di angguki setuju oleh Luna.
"Lo mau ngapain?" Tanya Anya melihat Acha menyalakan komputernya.
"Kerja, udah kere nih gue." Balas Acha.
Anya mendengus. "Kere pala Lo. Baru juga beberapa hari nggak kerja." Ucapnya tidak setuju.
"Gue ngelewatin jutaan bahkan milyaran uang beberapa hari ini dan Lo bilang cuma?" Tanya Acha membuat Anya dan Luna diam berpikir.
"Iya juga sih." Jawab Anya, sayang sekali jika harus melewatkan uang sebanyak itu.
"Lagian gue butuh banyak uang, buat ngajak kalian pergi ke New York." Gumam Acha tidak terlalu di dengar oleh mereka.
Acha memang berencana untuk mengajak mereka pergi ke New York bersamanya. Walaupun uangnya yang sekarang lebih dari cukup untuk mengajak mereka pergi ke manapun yang ia mau. Mungkin ia nanti akan membutuhkan bantuan Anya, sedangkan Luna? Ia tidak bisa meninggalkan gadis itu sendirian, karena itu ia juga harus membawanya.
"Hah, Lo ngomong apaan gue nggak denger?" Tanya Anya yang hanya di balas gelengan kepala oleh Acha.
Anya mendengus kesal. "Aneh Lo." Ucapnya.
...🍃🍃🍃🍃🍃...
Tak hanya Acha yang merasa hari ini sangat menenangkan, tapi Anya dan Luna juga merasakan hal itu. Saat ini mereka sedang berada di kantin untuk makan siang.
"Nggak nyangka gue, ternyata nggak ada Kainoa sama temen-temennya bisa setenang ini." Ucap Anya menghirup udara di sekitar mereka.
"Di tambah lagi nggak ada Alin sama temen-temennya." Sahut Luna yang di angguki setuju oleh Acha dan Anya.
"Tapi gue masih bingung sih, kenapa Noa deketin Lo." Kata Anya heran.
Acha mengendikkan bahunya acuh. "Mana gue tau." Ucapnya.
"Terus Arkan juga deketin Lo. Ya gapapa sih, tapi kesannya mereka tuh aneh." Kata Anya lagi, ia memang selalu berpikiran negatif.
Anya melirik Luna. "Eh Lun, Lo suka nggak sama Arkan?" Tanyanya pada Luna.
Luna mengangguk. "Suka, Arkan baik orangnya." Ucapnya, lagipula siapa yang tidak menyukai Arkan? Bukankah dia orang yang baik.
Acha menggelengkan kepalanya menatal Anya. "Mending Lo diem deh Nya. Percuma." Ucap Acha terkekeh.
Percuma saja bertanya pada Luna, karena gadis itu sangat lambat saat berpikir. Tentu saja yang di maksud Anya adalah, apakah Luna menyukai Arkan seperti Alin menyukai Noa.
Anya hanya mendengus saat Acha menertawakannya, tapi ada benarnya juga apa yang Acha katakan, daripada ia malah terpancing emosi karena bicara dengan Luna yang tidak nyambung-nyambung.
Setelah istirahat, mereka langsung kembali ke kelas. Baru 2 jam pelajaran tiba-tiba ada pengumuman jika hari ini bisa pulang lebih awal karena akan ada perayaan untuk tim basket sekolah yang memenangkan pertandingan, siapa lagi kalau bukan tim Kainoa dan teman-temannya.
Karena tidak mau terlibat, ketiga gadis itu pulang lebih dulu daripada murid lainnya yang ikut menyambut kedatangan tim basket. Tadi Acha, Luna dan Anya sudah janjian untuk belanja saat pulang sekolah, walaupun nantinya akan kembali lagi ke sekolah untuk menyimpan barang belanjaannya ke dalam markas mereka.
Hari ini Acha yang menyetir mobil Anya. Jangan kalian pikir gadis itu tidak bisa menyetir mobil, hanya saja dia biasanya sangat malas. Buktinya gadis itu bisa menyetir mobil Sagara yang ukurannya lebih besar dari pada tubuhnya.
Mereka pergi ke salah satu mall yang paling dekat dengan sekolah. Nanti mereka akan kembali ke sekolah saat sore atau malam hari karena jika kembali setelah ini, pasti suasana sekolah sangat ramai.
Sebelum belanja, ketiga gadis itu menghabiskan waktu untuk bermain dan membeli barang yang mereka inginkan sampai tidak sadar jika hari sudah mulai sore.
"Eh anjir, udah mau jam 4 aja." Ucap Anya yang baru saja melihat jam tangannya.
"Lah iya, gara-gara keasikan main nih." Sahut Luna ikut memeriksa jam di ponselnya.
"Ayo." Ajak Acha yang langsung di ikuti mereka berdua.
Sesampainya di supermarket, Seperti biasa Anya dan Luna langsung melarikan diri untuk pergi ke tempat makanan ringan dan minuman.
Acha hanya bisa menghela nafas menghadapi mereka, sudah biasa hal ini terjadi. Acha pergi ke tempat buah-buahan, gadis itu tidak pernah lupa membeli buah saat berbelanja untuk kebutuhan markas rahasia mereka. Tentu saja buah strawberry kesukaannya dan stok kopinya tidak pernah ketinggalan.
Di rasa tidak ada yang kurang, mereka pergi ke kasir untuk membayar. Mereka membayar belanjaan dengan uang kas yang di bawa oleh Acha, Setiap seminggu sekali mereka membayar 50 ribu per orang. Selain membayar kas kelas, mereka bertiga juga membayar kas markas untuk membeli kebutuhan isi markas mereka.
arkhan emang kakak yang sangat menyayangi adik nya😍🥰