Sistem Pengetahuan

Seminggu kemudian, orang-orang yang sudah mendapatkan pemasangan Chip Cemer dari Reo ada 500 orang. Dia juga sudah mengeluarkan uangnya sebesar 500 juta untuk bonus mereka.

Tapi ternyata, hadiah yang diberikan oleh sistem pengetahuan jauh lebih besar dari yang ia keluarkan.

[Ding Ding]

[Misi masih berlangsung.]

Memproses ...

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Selesai

[Ding Ding]

Nama : Reo San Aron

Umur : 17 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Muatan Chip Cemer : 1 PetaByte

Status misi : Mengumpulkan pendukung

Status misi : Masih proses

Pesona : 10%

Kekuatan : level 2

Pendukung : 500 orang

Kredit untuk hadiah : Rp 500.000.000,__

Hadiah Sistem Pengetahuan : Rp 3.000.000.000,__

Total hadiah : Rp 5.895.100.000,__

[Ding Ding]

"Wah, ini beneran uangku tambah banyak?" tanya Reo, yang tidak percaya dengan penglihatannya sendiri.

[Tentu, Master.]

"Padahal ini juga belum ditambah lagi dengan komisi dari pak David Himam Rifaldi, karena penyelesaian pembuatan satelit."

Reo merasa sangat senang karena memiliki uang yang sangat banyak - menurutnya, sebab selama ini ia tidak pernah melihat atau memiliki uang sebanyak itu.

[Misi pemasangan Chip Cemer masih berlangsung, Master. Dan setiap Chip Cemer harus tetap memiliki kemampuan yang berbeda-beda dari setiap pemiliknya.]

"Ya, aku juga memasang kemampuan yang berbeda pada setiap orang supaya mereka bisa menyebar untuk kepentingan kehidupan itu sendiri."

Jadi, selama ini Reo memasang Chip Cemer berbeda-beda setiap orangnya, sesuai dengan kapasitas dan kemampuan dari orang tersebut. Mana yang lebih dominan, itulah yang diberikan kelebihan.

Ada yang lebih besar dengan kapasitas ilmu pengetahuan alam, sosial ataupun produksi. Jadi mereka akan siap untuk melakukan aktivitas kehidupan ini secara komplit, memenuhi persyaratan suatu kondisi di mana kehidupan sehari-hari manusia yang tidak hanya tergantung pada satu bidang.

"Kemarin, ada yang menginginkan untuk jadi ilmuwan. Aku memasang kelebihan pada bidang yang diinginkannya, karena ia ingin menjadi ahli bidang kesehatan."

[Yang penting setiap pemilik Chip Cemer bisa berfungsi dalam kehidupan masyarakat supaya Master bisa didukung di semua kalangan di berbagai bidang kehidupan dan lapisan masyarakat, baik dari segi posisi politik, kesehatan, keuangan, perusahaan.]

"Ya, aku paham."

[Selamat bekerja, Master.]

[Ding Ding]

Setelah selesai berinteraksi dengan Sistem Pengetahuan, Reo akan David Himam Rifaldi. Papanya Charles itu memintanya untuk bertemu di rumahnya, sebab pria kaya itu ingin membicarakan kelanjutan kerjasama mereka. David juga mengatakan akan memberikan hadiah kepada Reo atas keberhasilannya membuat satelit kemarin.

Reo sedang bersiap-siap, melihat wajahnya di cermin. Ia tersenyum sendiri saat memandang wajahnya yang terlihat semakin cerah meskipun tidak jadi ke salon.

Ia melupakan sesuatu, dan sekarang saat sadar baru menepuk keningnya sendiri.

"Oh ya, tadi grafik Sistem Pengetahuan memberikan informasi tentang pesona. Apakah itu berarti karena aku semakin terlihat tampan seperti sekarang?"

Reo ingin bertanya pada Sistem Pengetahuan, dengan cara mengaktifkannya. Tapi saat Melihat jarum jam yang menunjukkan pukul setengah delapan malam, Reo baru mengurungkan niatnya.

"Janji temu dengan pak David jam setengah sembilan, jadi ... lebih baik aku berangkat sekarang. Untuk grafik pesona, aku tidak perlu mempertanyakannya karena sudah merasakan perubahan pada diriku."

Dengan kembali melihat wajahnya ke cermin, Reo kembali tersenyum bangga. Ia merasa sangat tampan dan gagah dengan stelan jas berwarna hitam untuk makan malamnya bersama dengan keluarganya Charles.

Papanya Charles memang untuk ikut makan malam bersama Reo, jadi Reo bukannya menduga-duga sendiri.

"Hm, semoga penampilanku ini tidak memalukan."

Reo keluar dari kamarnya, lalu mencari keberadaan Sean yang memang diminta ikut bersamanya malam ini. Ia tidak ingin pergi seorang diri, karena untuk jamuan makan malam dengan orang kaya di sebuah restoran mewah belum pernah ia ikuti.

"Reo? Kamu tampak berbeda," ujar Sean saat mereka berpapasan.

"Apanya yang berbeda, Sean?" Reo balik bertanya dengan wajah terkejut - takut jika ada yang kurang dari penampilannya.

"Ah, tidak. Bukan itu maksudku, Reo. Kamu tampak berbeda karen terlihat lebih tampan dan gagah, juga aura kedewasaan dan bijaksana muncul." Sean mengatakan bahwa nilainya.

Reo menggeleng perlahan mendengar jawaban tersebut. Ia merasa Sean terlalu tinggi untuk memujinya malam ini, karena ia tidak merasa seperti yang dikatakan oleh pengawalnya itu.

Tapi meskipun menggelengkan kepalanya karena tidak percaya, tak urung Reo juga merasa tersanjung karena mendapatkan penilaian yang baik.

"Terima kasih, Sean. Tapi, kamu juga keren malam ini." Reo mengucapkan terima kasih dan memuji penampilan Sean.

Pengawalnya itu juga memakai setelan jas, tapi berwarna abu-abu tua. Ia juga siap untuk ikut bersama dengan Reo, menghadiri jamuan makan malam keluarga David Himam Rifaldi.

Sebenarnya, Sean tidak ingin ikut dan hanya bersedia menjadi supirnya saja dengan mengantar Reo sampai restoran yang sudah ditentukan oleh David. Tapi Reo bersikeras ingin mengajak Sean makan malam juga.

Bukannya tidak berani, tapi Reo hanya ingin memiliki teman yang sudah akrab. Sebab hanya dengan Sean ia lebih banyak berinteraksi selama ini, dibandingkan dengan David ataupun Charles - apalagi ada anggota keluarga David yang lain.

"Kita sudah sampai, Reo."

Perkataan Sean yang memberitahukan bahwa mereka sudah tiba di restoran, membuyarkan lamunan Reo. Ia melihat ke luar jendela mobil, memperhatikan restoran mewah yang baru pertama kali didatanginya.

"Masih lebih mewah dengan restoran yang waktu itu, ya Sean?" tanya Reo, justru tidak langsung keluar saat pintu mobil sudah dibukakan Reo.

"Iya, Reo. Selera orang kaya itu bukan pada rasa makanan, tapi lebih pada privilege of life. Dan itulah yang sering mereka tampilkan untuk mendongkrak kedudukan mereka di mata masyarakat umum, supaya tetap dianggap yang paling berkelas."

Reo mengangguk paham dengan jawaban Sean. Kadangkala, ia juga menemui customer-customer yang berbeda sikap dan tingkahnya - saat masih menjadi OB.

"Apakah makanan di sini, enak?" tanya Reo, setelah kakinya menginjak lantai teras restoran.

***

"Karya ini merupakan karya jalur kreatif"