Heart Melody ( Han Jisung X Choi Lia )

Menginap

Mendengar kata itu dari mulut Jisung, membuat Lia menelan makanan nya secara kasar.

"Uhuk, Uhuk, Uhuk" Tengkorakan Lia terasa sakit karena menelan Nasi Goreng yang masih panas, dengan sigap Jisung memberikan gadis itu segelas air.

"Tiup lah dulu, baru masukan ke dalam mulut" Jisung mengambil satu sendok nasi goreng, di tiup nya sebentar baru dia menyuapi Lia.

Wajah Lia makin merona merah mendapat perlakuan seperti ini. "Aku bisa makan sendiri, tak perlu kau suapi", dia merebut piring nasi nya dari tangan Jisung, lalu mulai memakan nya secara pelan pelan.

Jisung malah tersenyum kecil, melihat tingkah Lia. Kekasih nya sekarang lagi mode malu.

"Ini baru jam 9 malam, masih ada Bus atau Taksi. Jadi aku akan pulang dan tak mau menginap di sini" Lia yang telah menyelesaikan makan, menaruh piring nya di tempat cucian piring baru mengambil tas nya berniat pergi dari sana.

"Tidak, kau tak boleh pulang" Jisung menahan tubuh Lia yang hendak membuka pintu, dia himpit tubuh mungil gadis tersebut.

Jarak wajah keduanya begitu dekat, hinga keduanya bisa merasakan hembusan nafas masing masing.

Lia tak berani menatap wajah Jisung, dia begitu gugup. "Aku tak mau menginap karena pasti nanti kalau tetangga mu tahu kau bermalam dengan seorang wanita nanti kau akan di cap pria mesum" ucap nya dengan nada gugup sambil memalingkan muka.

Kalau sikap Lia terus begini, Jisung makin gemas. Gak akan Jisung biarkan Lia pergi dari rumahnya. "Bukan kah, seorang wanita dan laki laki bermalam bersama bukan nya hal wajar di zaman sekarang" bisik nya di telinga sang kekasih.

Pokoknya, kalian jangan tertipu dengan image Jisung sebagai cowok pendiam. Kata yang cocok untuk mengambarkan pemuda ini adalah cowok jail dan perayu, begitu lah pemikiran di otak Lia.

"Jadi menginap lah di sini satu malam saja, oke sayang" Jisung menyentuh pipi Lia, membuat gadis itu memalingkan muka nya ke arah pemuda ini.

Dengan penuh keberanian, Lia menatap mata Jisung. Di dalam mata pemuda ini hanya ada ketulusan dan cinta untuk nya.

"Kenapa? Menatap ku? Baru sadar kalau aku tampan".

"Senyum mu manis, tampan ku rasa tidak, tapi kau manis" Lia menyentuh tangan Jisung yang ada di dagu nya menurunkan tangan tersebut.

"Baiklah, aku akan menginap".

Mendengar hal tersebut, hati Jisung senang akhirnya gadis ini menurut juga.

Jisung langsung melepaskan tubuh Lia dari dekapan nya, dia menyuruh gadis itu untuk mandi.

Lia langsung kabur ke Kamar Mandi, takut di apa apa in sama Jisung.

Selagi menungu Lia mandi, Jisung mencuci piring bekas kedua nya makan dan merapikan Kasur nya.

Tak menungu lama cuma 30 menit, Lia keluar dari Kamar Mandi dengan rambut yang masih basah.

"Sini, aku bantu keringkan rambut mu" Jisung lalu menyuruh Lia duduk di bawah kasur merampas handuk kecil di tangan gadis tersebut.

Perhatian banget, Lia merasa di istimewakan sama Jisung. Pemuda ini mau mengerikan rambut nya. "Kau tak mandi, badan mu bau", mencoba mengoda kekasih nya ini.

Kekasih nya ini mau mengoda nya, tentu Jisung akan membalas nya. Wajah nya di taruh di perpotongan leher gadis tersebut, mencium aroma tubuh nya yang begitu harum. "Benar kah badan ku bau?", tentu Lia merasa geli di perlakukan seperti ini.

"Hentikan! Aku geli! Kenapa kau mesum sekali pada ku?" Lia menjauhkan tubuh nya dari Jisung.

Di bilang mesum sama sang kekasih, malah membuat Jisung tertawa lebar. Dia bangkit dari kasur menuju lemari pakian mengambil satu set pakian. "Ganti baju mu, selagi aku mandi", menaruh satu set pakian di paha Lia sebelum melangkah kan kaki nya menuju ke Kamar Mandi.

Pakian Wanita lagi, emang Jisung dapat dari mana sih? Lia jadi curiga? Apa kekasih nya ini wanita lain? Atau dirinya? Bukan orang yang menginap? Di sini?

Daripada banyak pikiran, Lia cepat cepat menganti baju nya. Nanti saja, kalau Jisung sudah selesai mandi dirinya menayakan hal tersebut.

"Baju itu pas di tubuh mu" ucap Jisung yang baru keluar dari kamar mandi. Pemuda itu lalu duduk di bawah meminta Lia untuk mengerikan rambut nya.

Lia menerima handuk kecil yang di berikan Jisung untuk nya, lalu dia duduk di atas Kasur.

Jadi posisi mereka sekarang terbalik.

"Aku boleh tanya sesuatu?"

Jisung mendongakan wajah nya ke atas untuk  menatap wajah Lia lekat. "Tanya ajah sesuka mu", mencuri kesempatan mencium pipi gadis itu sekilas.

Lagi dan lagi seorang Jisung melakukan perbuatan tak terduga padanya. "Baju yang kau berikan padaku? Itu baju siapa? Terakhir kali? Kau bilang itu bukan milik Winter? Lalu milik siapa? Apa kau?.."

"Punya kekasih lain? Atau ada wanita yang sering menginap di rumah ku?" Jisung melanjutkan ucapan pertanyaan dari Lia.

Ternyata, kekasih nya sedang cemburu. "Baju punya Yuna yang ku berikan pada mu", jelas Jisung agar Lia tak salam paham.

Biar tak ada salah paham, Jisung melanjutkan penjelasan lagi. Dia bercerita jika baju yang di berikan pada Lia pas kejadian di kantin itu punya Yuna yang ketinggalan di rumah nya, kalau pas mengajak Lia itu baju Yuna juga yang dia pinjam paksa dan sekarang yang di pakai nya baju Yuna saat menginap di sini.

"Jadi Yuna yang sering menginap di sini" gumam Lia pelan, dirinya malu cemburu tak jelas.

Jisung bangkit dari duduk nya membawa sebuah bingkai foto. Foto 2 anak kecil yang bergandengan tangan sambil tersenyum cerah. Dia memperlihatkan foto tersebut kepada Lia. "Ini foto masa kecil ku dengan Yuna", gak lucu kan kalau kekasih nya ini cemburu sama saudara kembar nya.

"Menurut ku kau dan Yuna tak seperti saudara kembar", walau Lia tak mengenal Yuna begitu dekat, tapi saat bersama gadis tersebut tempo lalu. Dia menilai Yuna sebagai gadis tomboy, bebas dan ekstrovert.

Jisung mengambil bingkai foto tersebut dari tangan Lia menaruh di atas laci tak jauh dari tempat tidur nya. Lalu, naik ke atas Kasur memeluk tubuh Lia. "Tak usah membicarakan orang lain saat kita berdua. Lebih baik kita menikmati waktu kebersamaan ini. Aku begitu merindukan mu" ucap nya sambil menghirup aroma tubuh Lia, wangi tubuh gadis ini sudah membuat Jisung candu.

Dengan sekuat tenaga, Lia mendorong tubuh Jisung dari tubuh nya. Seenaknya saja pemuda ini memperlakukan nya. "Tidurlah di bawah, aku tak ingin satu kasur dengan mu" cicit nya pelan, masih berusaha melepaskan pelukan sang Kekasih.

Tentu Jisung tak akan menuruti perintah gadis nya ini, dia malah makin erat mendekap tubuh Lia. Membaringkan tubuh Lia di atas kasur nya. "Aku akan memelekmu sepanjang malam, Nyonya Han Lia" ucap nya dengan senyuman licik.

Aduh, Lia gak bisa berbuat apa apa tenaga nya gak cukup kuat untuk melepaskan diri dari tubuh Jisung. "Marga ku Choi bukan Han, Tuan Jisung", wajah nya sudah merona hebat. Dengan malu nya dia mengatakan hal tersebut sambil bersembunyi di dada Jisung.

Sunguh nyaman dan tenang, Lia selalu menikmati pelukan hangat dari Jisung.

Mulai sekarang, Lia tak akan lari dari Jisung. Dirinya akan semakin mendekat kepada pemuda ini.