Psikopat Gila Jatuh Cinta

\=\=\=\=\=\=\=\= • Next story • \=\=\=\=\=\=\=\=

Brummm...Brummm....

"Seperti biasa bos menang lagi gila Excel benar-benar di buat tak berkutik" Ucap Bastian

"Lo kayak nggak tahu siapa Barra aja deh" ucap Leonardo

"Noh si bos datang" ucap Gabriel ketika motor sport Barra mulai mendekati tiga sahabatnya.

"Cakep boss kali ini kita menang banyak bos" ucap Gabriel menyalami Barra.

Saat Barra tengah asik mengobrol dengan sahabatnya ia mendengar suara seorang gadis memanggil namanya tapi hal itu justru membuatnya jijik.

"Barra" teriak gadis itu

"Ya elah nenek lampir datang bos" Ucap Bastian

"Hei guys... Hei bar, selamat ya atas kemenangan lo, Lo memang keren bar" ucap Sandra gadis yang datang tapi justru membuat Barra ilfil dengannya.

"Lo nggak ada kerjaan lain selain gangguan gue" ucap Barra tanpa menatap Sandra.

"Nggak ada Bar, gue malahan spesial datang mau lihat lo balapan tadi kebetulan Excel bilang mau balapan dengan lo makanya gue ada disini" Ucap Sandra

"Mending Lo pulang deh" ucap Leonardo

"Gue nggak ada urusan sama lo gue ada urusan sama Barra" Sahut Sandra

"Peringatan pertama dan terakhir buat lo jangan pernah usik hidup gue paham" Ucap Barra menekan setiap kalimatnya kepada Sandra.

"Lo kenapa sih Bar, nggak pernah lihat gue padahal lo tahu gue suka sama lo dari kelas X"

"Tapi sayangnya boss gue nggak selera lihat lo" ucap Bastian

"Jadi lebih baik lo cabut" Ucap Leonardo

"Kalian semua berani-beraninya sama gue awas aja lo pada" ucap Sandra pergi dari hadapan Barra dan sahabatnya.

"Ayo Cabut ke markas" ucap Barra

Akhirnya Barra dan sahabatnya meninggalkan arena balapan mereka menuju markas. Markas yang di maksud adalah rumah dua lantai yang sangat mewah dan jauh dari pemukiman penduduk.

Rumah ini milik Barra, hasil dari balapan selama ini ia pergunakan untuk membangun rumah nyaman yang di sebut markas. Tidak terlihat jika markas mereka adalah markas seperti geng motor jalanan tapi lebih ke pada hunian mewah yang di lengkapi fasilitas elit.

Rumah ini memiliki ruang pribadi milik anggota inti yaitu mereka berempat. Barra memiliki kamar dan ruang kerjanya yang menyatu berada di lantai dua.

Sementara Leonardo, Bastian dan Gabriel memiliki satu kamar tidur yang sudah dilengkapi fasilitas mewah berada di lantai satu.

Mereka semua adalah anak dari keluarga kaya tapi mereka kehilangan kasih sayang keluarga karena kesibukan orangtuanya masing-masing.

Leonardo anak pemilik showroom mobil ternama ibu kota tapi ia seperti anak tidak di anggap oleh kedua orang tuanya yang sibuk pergi ke luar negri.

Bastian merupakan anak dari pasangan musisi ternama ibu kota, Orangtuanya telah bercerai saat ia masih kecil sehingga ia banyak kehilangan waktu bersama Daddy dan mommynya.

Sementara Gabriel adalah anak pemilik restoran ternama di kota ini. Gabriel lebih menyukai kehidupan bebas dan ia adalah orang yang paling tidak mau berurusan dengan dapur. Maka ia sering kali kabur saat sang ayah mulai menyinggung tentang penerus restoran.

Dan yang terakhir adalah Barra Malik Bagaskara pemilik serta pewaris tahta kerajaan bisnis miliki Bagaskara grup serta pemegang saham mayoritas di beberapa mall ternama di ibu kota.

Kehidupan Barra yang sulit di tebak dan tertutup membuat orang lain tidak mengetahui siapa sebenarnya Barra Malik Bagaskara. Hanya sahabatnya lah yang mengetahui seluruh perjalanan hidup seorang Barra.

Kehidupannya selama ini penuh dengan drama yang tidak pernah ada habisnya itu semua karena saudara tirinya yang merasa kehidupan Barra lebih baik dari padanya. Padahal semua yang Barra terima adalah pemberian sang Kakek tersayangnya.

Kakek yang telah merawat dan membesarkannya serta menyelamatkan hidupnya dari neraka yang berkedok rumah. Ya kedua orang tua kandungnya telah meninggal dunia.

Ayah Barra meninggal dunia akibat kecelakaan saat itu usianya masih sangat kecil Barra di tinggal sang ayah saat ia berusia 5 tahun dan sang ibu menikah lagi dengan pria bajingan yang mengincar kekayaan peninggalan sang ayah yang diwariskan kepada Barra tanpa sepengetahuannya.

Sementara sang ibu sering mendapatkan kekerasan oleh ayah tirinya saat mengetahui jika harta yang selama ini di incarannya bukanlah milik sang istri melainkan sudah di wariskan kepada Barra.

Ibunya tidak sanggup menahan diri hingga memilih mengakhiri hidup dan menitipkan Barra kepada sang kakek sebelum ia merencanakan bunuh diri.

Sejak saat itu, Baik Barra maupun ayah tirinya yang memiliki anak bawaannya sebelum menikahi ibu Barra selalu mengincar dirinya. Untungnya didikan sang kakek yang keras membuatnya menjadi seorang yang tangguh dan berani.

Kini sang kakek menetap di luar negeri dan hanya Barra satu-satunya orang yang mengetahui dimana sang kakek tinggal. Sementara di Indonesia ia hidup sebatang kara dengan semua kekayaan yang dimilikinya.

Balapan dan berkumpul bersama sahabatnya lah adalah keluarga kedua baginya pengganti keluarga yang telah hilang selama ini.

Sang kakek tetap memantau Barra dari kejauhan dengan menempatkan beberapa anak buahnya yang selalu berada di sekitar Barra tanpa sepengetahuannya.

\=\=\=\=\=\=\=\= • Keesokan harinya • \=\=\=\=\=\=\=\=

Setelah dua hari tidak masuk sekolah Arlleta akhirnya hari ini masuk sekolah setelah keluar dari rumah sakit kemarin sore.

Arlleta masih bertanya-tanya siapakah gerangan yang telah membantunya begitu misterius orang itu tidak mau identitasnya di ketahui olehnya bahkan biaya rumah sakit pun sudah di tanggung olehnya sayangnya pihak rumah sakit tidak mau memberitahukan siapa orangnya. Arlleta hanya mengantongi ciri-cirinya saja dan hal itu mengarah kepada Barra.

Arlleta melihat sekeliling sekolah untuk mencari sosok Barra jika ia bertemu Arlleta akan memastikan apakah benar pria gila itu yang telah menolongnya atau bukan.

Saat Arlleta sampai di kelasnya ia bertemu dengan Sandra tapi Sandra seakan terlihat marah dengannya. Arlleta berusaha untuk tetap menyapanya tapi yang di dapatkan oleh Arlleta adalah perlakuan yang tidak menyenangkan.

"Sandra" ucap Arlleta

"Cih...dasar benalu cewe murahan" ucap Sandra

"San lo salah paham gue__" belum selesai Arlleta bicara Sandra sudah lebih dulu menyelanya

"Cih... Sana jangan sebut-sebut nama gue dengan mulut kotor lo itu" ucap Sandra pergi dari hadapan Sandra.

Arlleta menatap kepergian Sandra dengan raut wajah sedih, karena ke salah paham antara dirinya dan Sandra persahabatan mereka merenggang hal itu membuatnya sedih.

Di lain sisi Rosa baru saja sampai di sekolah setelah memarkirkan mobilnya ia berjalan menuju kelasnya ia bertemu dengan Bastian.

"Gue cuma mau bilang hati-hati berteman dengan nenek lampir" ucap Bastian

"Eh maksud Lo apa" tanya Rosa

"Nggak gue hanya beri peringatan aja Lo harus hati-hati sama teman Lo yang bernama Sandra itu" sahut Bastian lalu pergi meninggalkan Rosa.

"Itu cowok kok aneh banget sih" ucap Rosa menatap kepergian Bastian.

...****************...

...****************...

...****************...