NovelToon NovelToon
Satu Hati Yang Kuberi Cinta

Satu Hati Yang Kuberi Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Cinta pada Pandangan Pertama / Persahabatan / Cinta Murni / Romansa / Slice of Life
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Queen Dee

Magika dan Azzrafiq tak sengaja bertemu di sebuah cafe, saat Magika sedang melakukan tantangan dari permainan Truth or Dare yang dia mainkan bersama teman-temannya.
Hanya dalam satu malam saja, Magika mampu membuat Azzrafiq bertekuk lutut, mereka melakukan hal-hal gila yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya, mereka melakukannya atas dasar kesenangan belaka.
Keduanya berpikir tak akan pernah berjumpa lagi dan hanya malam ini saja mereka bertemu untuk yang pertama sekaligus yang terakhir.
Namun takdir berkata lain, Magika dan Azzrafiq dipertemukan lagi, karena mereka diterima di kampus yang sama dan lebih tak disangka lagi mereka satu jurusan, tapi keduanya tidak saling mengenali karena saat pertemuan malam itu, mereka dalam pengaruh alkohol yang membuat keduanya tak ingat apa yang telah terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen Dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

I'm Falling In Love With You

Setelah melalui banyak drama ospek jurusan selama beberapa hari ini, akhirnya pada hari sabtu menjelang sore masa orientasi selesai.

Kakak tingkat yang keterlaluan mempermainkan adik tingkatnya mendapatkan peringatan yang keras dari ketua prodi, termasuk Ayara, dia dilaporkan melakukan pembulian pada Magika.

Malamnya diadakan acara penutupan ospek, panitia mendekor Aula dengan sangat estetik, bagian stage dihiasi dengan flag segitiga warna-warni dan lampu tumblr, tidak lupa red carpet yang menjalar di sepanjang stage.

Dan ada beberapa stand makanan di setiap sudut ruangan, kali ini para peserta ospek tidak makan beralasan daun pisang lagi.

Seluruh Mahasiswa Angkatan 2012 telah berkumpul untuk menikmati acara penutupan ospek.

Suara lagu menggema seantero Aula, tak ada lagi perpeloncoan malam ini, suasana menjadi sangat berwarna, hangat dan penuh keakraban.

Magika yang sudah merasa tenang, sudah tak marah lagi pada Azzrafiq, mereka bertemu lagi di tengah Aula, dengan penampilan yang lebih rapi.

"Maafin aku ya Azz, tadi sempet marah-marah sama kamu, padahal kamu udah banyak bantuin aku." Tutur Magika.

Azzrafiq tersenyum lega, wanita yang disukainya tak lagi marah dan sedih karenanya.

"Harusnya aku yang minta maaf, kalo bukan karena aku, kamu pasti gak akan dirundung."

"Gak apa-apa, lagian mereka udah dapet balesannya, dan aku merasa lega, harusnya tadi aku lawan, cuma aku udah gak berdaya." Jelas Magika.

Azzrafiq merogoh saku kemejanya untuk mengambil charm bracelet Magika yang terjatuh, lalu melihatkannya pada wanita itu.

"Yaa ampun charm bracelet aku ketemu." Magika berseru antusias.

"Aku tahu ini penting banget buat kamu." Ucap Azzrafiq seraya memasangkan gelangnya pada lengan Magika.

"Iya, apalagi charm bracelet ini tuh gelang pertama yang aku punya dan banyak kenangannya."

"Penampilan kamu jadi makin sempurna pake gelang itu." Puji Azzrafiq seraya mencolek hidung Magika.

Magika kembali tersenyum, selain charm braceletnya ketemu, hubungannya dengan Azzrafiq kembali membaik.

"Aku punya satu gelang kayak gitu." Kata Azzrafiq.

Magika terperangah mendengar ucapan Azzrafiq, lalu dia tertawa kecil. "Kok cowok bisa punya charm bracelet kayak gini sih?"

"Panjang ceritanya." Bisik Azzrafiq di telinga Magika.

"Aku punya waktu buat dengerin ceritanya."

"Nanti aku ceritain sebelum tidur ya."

Magika hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum dan memperlihatkan lesung pipinya, membuatnya semakin terlihat manis.

"Tapi kita kan gak tidur bareng." Kata Magika.

"Kalo gitu ayo kita tidur bareng." Seru Azzrafiq.

"Ayo!!"

Azzrafiq tertawa kecil ambil mencolek hidung Magika."Mulai nakal nih ya."

"Iya dong, kan ngikutin kamu." Ujar Magika turut tertawa.

Diam-diam Daphnie mengabadikan momen mereka berdua, Magika dan Azzrafiq tampak serasi di dalam kamera.

"Chemistry mereka makin kuat aja." Gumam Daphnie.

"Candid sih itu, Magika punya wajah photogenic ya." Seru Acha yang melihat hasil jepretan Daphnie.

"Iya kelihatan lebih cantik kalo di kamera." Ujar Daphnie menyetujui ucapan Acha.

Di saat mendokumentasikan momen Magika dan Azzrafiq itu, Daphnie melihat Nisrina datang mendekati kedua temannya yang nampak dimabuk asmara itu.

"Bitch! Ganggu momen aja nih orang." Gerutu Daphnie.

"Tahu nih, malesin banget, masih aja nyari-nyari celah buat dekat sama Azzrafiq." Pekik Acha.

Magika yang menyadari keberadaan Nisrina, segera menjaga jaraknya.

"Aku mau ambil minuman dulu ya." Kata Magika.

Magika memberikan celah untuk Nisrina yang ingin mendekati Azzrafiq, mungkin ada yang ingin disampaikan Nisrina pada lelaki itu, entahlah itu apa, dia tak ingin terlalu tahu urusan orang lain.

Karena memang sudah haus dan lapar juga, Magika mengambil makanan dan minuman di beberapa stand yang ada di setiap sudut Aula.

Terlihat Nisrina membawa satu tangkai bunga mawar merah yang dia temukan di lahan perkebunan, untuk diberikan pada Azzrafiq.

"Maaf ya aku ganggu kamu sama Magika, pasti kamu gak suka aku datangin." Ucap Nisrina seraya memberikan bunganya pada Azzrafiq.

Kali ini lelaki itu menerimanya karena mood nya sedang bagus, meskipun bingung maksud dari Nisrina memberinya bunga ini untuk apa.

Bunga mawar merah yang Azzrafiq tahu adalah simbol dari cinta sejati, apakah Nisrina benar-benar seserius itu menyukainya?

"Thank's bunganya." Ucap Azzrafiq sambil tersenyum.

"Kalo tiap kali kita ketemu kamu senyum kayak gini."Tutur Nisrina yang memperhatikan raut wajah Azzrafiq.

Lalu Nisrina melanjutkan ucapannya."Mungkin ini yang terakhir aku gangguin kamu Fiq, selamat ya buat kamu dan Magika."

Maulana yang mendengar ucapan Nisrina, segera menghampiri teman sekelasnya itu. "Tenang aja mereka berdua gak jadian kok."

"Maul, bisa tinggalin kita berdua dulu gak? Ada yang mau aku sampein sama Azzrafiq." Pinta Nisrina.

"Ya ampun serius amat sih." Cibir Maulana seraya berlalu pergi.

Azzrafiq masih terdiam menunggu Nisrina berbicara, namun matanya mencari keberadaan Magika dimana.

"Aku suka sama kamu Azzrafiq." Kata Nisrina menyatakan perasaannya dengan suara parau, tampak air mata yang bergenang.

Begitu berat menyatakan perasaan, apalagi untuk seorang wanita, yang pasti salut banget sama Nisrina yang berani mengungkapkan cintanya.

Ketika mendengar ungkapan hati Nisrina, mata Azzrafiq tertuju pada wanita itu. "Nisrina..."

"Stop! Tolong kamu dengerin aku aja." Pinta Nisrina memotong ucapan Azzrafiq.

Azzrafiq mengangguk pelan, dia memberikan kesempatan pada Nisrina, mungkin dengan mendengarkannya saja, Nisrina tak akan mengganggunya lagi, dia tak harus repot-repot untuk menolak dengan berbagai cara, dan menyakiti hati wanita itu dengan sikap dinginnya.

Nisrina menarik nafas panjang sebelum melanjutkan kata-katanya.

"Aku tahu kamu udah punya pacar, entah cewek itu yang kamu tulis namanya di Facebook atau mungkin sekarang sama Magika, aku gak ngerti. Tapi satu hal yang mau aku sampaikan saat ini, aku suka sama kamu Fiq, suka banget malahan, mungkin juga aku sayang, tapi aku putusin buat mundur." Ucap Nisrina dengan air mata yang kini membasahi pipinya.

"Suka sama kamu adalah hal terindah yang pernah terjadi di hidup aku, mungkin ini pertama kalinya sekaligus terakhir, aku suka sama seseorang sedalam ini, sampe bikin aku nekat terus ngejar-ngejar kamu. Maaf kalo selama ini, aku udah ganggu kamu dan bikin risi. Semoga kamu selalu bahagia ya." Sambung Nisrina, lalu tanpa segan langsung mengecup pipi Azzrafiq dan segera berlari meninggalkannya.

Magika yang memperhatikan Azzrafiq dan Nisrina dari kejauhan langsung terperangah, matanya tak berhenti menatap Nisrina yang tampak menangis ketika meninggalkan lelaki itu.

Lalu Magika menghampiri Azzrafiq yang masih terkejut oleh tindakan Nisrina yang agak impulsif.

"Are you OK? Tegang banget kelihatannya." Celetuk Magika.

"Wow, nekat banget." Kata Azzrafiq masih tak percaya.

Magika menyodorkan segelas minuman yang dia bawa untuk diberikan pada Azzrafiq. "Minum dulu nih, kasian pacar orang sampe kaget gitu, kena mental juga kayaknya."

"Thank's calon pacarku." Ucap Azzrafiq seraya meneguk habis minuman yang diterimanya.

"Haus banget kayaknya." Ejek Magika.

"Haus kasih sayang dari kamu." Goda Azzrafiq.

"Iwh, cringe!!" Cibir Magika seraya berjalan menuju stand makanan.

Azzrafiq mengikutinya, dia berjalan di samping Magika seraya merangkul bahu wanita itu.

"By the way, salut banget sih sama Nisrina, bisa seberani itu ngungkapin perasaannya." Kata Magika.

"Saking beraninya sampe nekat, bisa di laporin gak ya? Sebagai tindakan pelecehan." Sahut Azzrafiq

Magika mendongakkan kepalanya, dia tak menyangka dengan respons Azzrafiq yang terdengar tidak manusiawi.

"Ya ampun poor Nisrina, udah ditolak mau dilaporin pula, benar-benar jahat ya seorang Azzrafiq."

"Kalo bisa juga aku terima, tapi hati dan otak terus menolak, mau gimana lagi kalo keduanya udah gak sinkron? Aku tak berdaya untuk melawan."

"Parah!! Aku yang bukan Nisrina aja, kok sakit hati ya denger ucapan kamu? Penolakan secara halus tapi menusuk." Tutur Magika sembari tertawa kecil.

"Jujur aja, aku juga salut buat keberanian Nisrina, tapi cewek yang suka ngejar-ngejar cowok duluan bukan tipe aku, mau semenawan apapun dirinya." Jelas Azzrafiq.

"Iya bener juga, lebih baik memendam aja daripada harus mengungkapkan perasaan duluan, atau mungkin emang aku tipe cewek yang gak punya nyali."

Azzrafiq terkekeh. "Bukan gak punya nyali, kembali ke pribadi masing-masing aja, setiap orang kan berbeda. Kalo menurut aku, cewek lebih baik nunggu ditembak, terlihat lebih elegan, dan gak terkesan seperti mengobral diri."

"Kalo aku yang duluan bilang suka sama kamu gimana?" Goda Magika.

"Itu sih beda lagi ya, kesempatan gak datang dua kali, kayaknya aku bodoh kalo gak nerima hahaha." Ucap Azzrafiq sambil terkekeh.

"Hahaha pilih kasih banget jadi orang!"

"Biarin, dapet berlian masa nolak." Seru Azzrafiq dengan ringannya

Magika tersenyum malu lalu mencubit perut lelaki itu. "Ish godain aku muluk."

Azzrafiq tertawa."Oh ya, pernah mendem perasaan sama seseorang?"

Tiba-tiba saja Magika teringat lagi dengan Edward, lelaki yang dia temui pada malam perpisahan bersama teman-teman SMA nya, bagaimana kabar lelaki itu sekarang?

Terakhir kali Magika menyukai seseorang sekaligus sangat respek pada orang itu, ya Edward, meskipun dia tahu itu bukan nama asli lelaki itu, menurutnya Edward adalah lelaki sejati yang bisa menjaga dirinya ketika tak sadar, tak ada lelaki yang se-gentle itu, yang tak mengambil kesempatan untuk kesenangan dirinya sendiri.

Magika menghela nafasnya. "Aku pernah suatu waktu ketemu sama satu cowok, dia sangat menghargai aku, pokonya menurut aku dia itu lelaki sejati, satu-satunya cowok yang gak ambil kesempatan dalam kesempitan, tapi aku gak tahu dimana dia sekarang."

Mendengarkan cerita Magika tentang lelaki lain, membuat Azzrafiq menjadi panas hati, padahal dirinya yang membuka obrolan tentang pengalaman menyukai seseorang terlebih dulu, tapi dia sendiri yang repot dengan cemburunya yang tak masuk akal, terlebih karena dia melihat raut wajah Magika yang terkagum-kagum ketika menceritakan sosok itu.

"Siapa cowok beruntung yang buat kamu kagum gitu?" Tanya Azzrafiq.

Magika terkekeh ketika teringat Edward yang entah siapa aslinya."Gak tahu, justru sampai sekarang tuh aku nyariin dia."

"Apa kamu bakalan terus berharap ketemu dia?"

Magika meneguk minuman yang dibawanya sebelum menjawab pertanyaan Azzrafiq."Bisa jadi, tapi kayaknya kemungkinannya kecil deh, bahkan hampir tidak mungkin."

"Kenapa emangnya?" Tanya Azzrafiq semakin penasaran dengan isi hati Magika tentang lelaki itu.

"Kan udah ada kamu." Celetuk Magika sambil tertawa.

Azzrafiq dengan gemas mengacak-ngacak rambut Magika. "Aku serius nanya juga."

"Aduh Azz, rambut aku jadi berantakan." Gerutu Magika seraya merapikan rambutnya.

"Gak apa-apa, kamu tetap terlihat rupawan, dan gak ngurangin rasa suka aku sama kamu."

"Hahaha, lucu banget." Ucap Magika seraya tertawa maksa, lalu dia lanjut mengambil makanan dari beberapa stand yang tersedia, tak ingin mengambil hati dengan perkataan lelaki itu, karena kalo hati yang bertindak tidak akan baik-baik saja ke depannya.

Selesai menikmati hidangan yang tersaji, para peserta ospek dan panitia kembali berkumpul bersama, mereka menjadi sangat akrab.

Beberapa games dimainkan agar ikatan emosional mereka semakin dekat, malam ini semuanya menjadi satu, dan tak ada lagi sebutan panitia maupun peserta ospek, semuanya bergabung menjadi keluarga besar mahasiswa Hukum Ekonomi.

Malam semakin larut, lagu sheila on seven berjudul sebuah kisah klasik berkumandang seantero Aula, disaat yang lainnya hanyut dalam suasana, Magika memisahkan diri dari sekumpulan orang-orang.

Magika menghirup udara di luar yang begitu segar, dia menatap langit dan tersenyum ketika melihat bintang-bintang menghiasi gelapnya malam.

Terdengar juga suara jangkrik dan kodok yang saling beradu turut meramaikan heningnya malam.

1
Cevineine
luar biasa👍
rizki fadhilah
ayo thor lanjut/Sweat/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!