NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Pewaris Playboy

Terpaksa Menikahi Pewaris Playboy

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Identitas Tersembunyi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Tina Mehna 2

Sebuah pernikahan dari kedua konglomerat terpengaruh di negara Willow. Keluarga Edvane yang menjadi keluarga terkaya kedua di negara itu, mempunyai seorang putri pertama yang bernama Rachel Edvane. Dia gadis sederhana, suka menyembunyikan identitasnya agar bisa berbaur dengan masyarakat kalangan bawah, Cantik, Mandiri, dan seorang atlet beladiri professional namun karena masa lalu yang buruk, dia tidak pernah mempercayai pria lain lagi samapi dia dipaksa oleh ayah nya (Rommy Edvane) untuk menikah dengan Putra pertama keluarga Asher yang dimana keluarga paling kaya dan paling terpengaruh di negara Willow. Namanya Ayres Asher, di depan keluarganya Ayres seorang anak yang sangat berbakti, baik hati serta sangat tampan. Namun nyatanya, diluar itu dia adalah pria nakal, playboy dan suka foya-foya dan gila perempuan, Rachel yang mengetahui sifat Ayres tidak tinggal diam. Rachel memutuskan untuk tetap menikah namun diam-diam memberi syarat-syarat tertentu pada pernikahan mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tina Mehna 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 19. POV Ayres. TMPP

“Tuan muda, sedang mencari apa?” Tanya calon mertua ku.

“Ah emmm.. itu..”

“Apa anda mencari Rachel tuan?”

“Em, ya di mana dia?” Ku berusaha tak panik karena ketahuan.

“Haha, tuan muda. Saya memohon maaf tuan, entah dari kapan anak itu pergi. Saya pergi ke kamarnya namun dia sudah tak ada di sana.” Jawab Mama mertua ku.

Entah kenapa hati ku kecewa, bagaimana bisa dia pergi keluar tanpa membalas pesan ku? Ku juga teringat, kenapa tak laporan dari Ryan tadi? Apa orang suruhan itu masih tidur? Dasar pemalas.

“Tuan? Saya sebagai Ibunya mewakilinya meminta maaf. Kegiatan yang sangat dia sukai itu memang tak ada yang bisa melarang nya. Saya sudah berulang kali menelpon tadi, tapi sama sekali tak di angkat. Tuan, bagaimana kalau sembari Rachel menjawab telpon, kita berbincang dulu saja di sana?”

“Em, baiklah nyonya. Sebelum itu, saya ingin memberitahu maksud saya kemari dulu. Saya kemari karena mau menjemput Nona Rachel dan Nyonya Edvane untuk pergi ke mall kami untuk berbelanja sekaligus memilih gaun pernikahan.”

“Iya, saya sudah di beritahu juga oleh nyonya Asher dan saya juga memberitahu nya kalau Rachel sedang tidak ada di rumah,”

“Jadi, anda sudah memberitahu nya lalau apa jawabannya?”

“Jawabannya terserah kamu. Dia menyerahkan semuanya padamu. Kalau kamu mau menunggu Rachel dan tetap hari ini ya boleh, kalau besok ya boleh.”

“Begitu? Ya sudah nyonya. Begini saja, saya akan di sini hingga nona Rachel ada kepastiannya. Kalau dia bisa pulang dan pergi hari ini kita pergi hari ini saja. kalau dia tidak bisa, esok hari juga tak apa. Bagaimana nyonya?”

“Baiklah, tuan muda. Satu lagi tuan, jangan panggil saya nyonya, panggil saya mama.” Ucap mama mertua ku.

Ku tersenyum, “ah mama. Maaf, karena tadi tidak memanggil itu. Tapi, panggil saya Ayres saja.”

DIa tersenyum dan menepuk pundakku. “Oke, Ayres. Menantu ku.”

Kami pun berjalan menuju ke ruang santai dan sesekali berjalan ke halaman belakang. Tentunya sambil mengobrol juga, ku merasa dekat dengan kedua calon mertua ku itu. ternyata mereka juga sangat menyanjung ku, aku sangat suka itu.

“Nak Ayres, Papa harus pergi bertemu dengan papa kamu sekarang. Papa pergi dulu ya?”

“Iya pa. Hati-hati ya pa.”

“Iya,”

Kini hanya tinggal mama mertua ku saja.

“Ayres, coba mama telpon Rachel lagi ya? semoga saja dia angkat. Anak ini benar-benar keterlaluan.”

“Iya ma, Mama saja yang telpon. Kalau Ayres yang telpon nggak akan di angkat. DIa pasti masih malu. Hehee.”

“Benarkah? Ya ampun.. Maaf ya sayang. menantu mama. Dia itu anaknya memang jarang sekali pegang ponselnya. Nih kan nggak di angkat? Coba mama telpon lagi.”

Setelah mencoba beberapa kali, Akhirnya wanita itu mengangkat juga telponnya. Mama mertua ku langsung menekan tombol pengeras agar ku bisa mendengar juga percakapannya. Rupanya dia beralasan masih sangat sibuk dengan kegiatannya. Ku meresponnya dengan ikut berbicara di telpon. Seperti yang ku pikirkan, dia masih sangat jual mahal dengan ku. Aku pun sedikit menggoda nya hingga membuat nya terdiam. Ku pikir dia menjadi sangat malu saat itu. Hingga akhirnya ku memutuskan untuk mentoleransi kesibukannya. Setelah cukup berbicara di telpon, Mama mertua ku pun menutup telpon itu. Untuk meminimalisir dia akan ke tempat kesukaannya itu, ku berbicara dengan mama mertua ku agar dia bisa lebih menekan Rachel agar besok bisa bersama-sama pergi memilih dan mencoba gaun-gaun pengantin itu.

“Ma, Begini saja ya ma. Rachel sepulang nanti di beritahu saja kalau besok dia akan sangat sibuk dengan ku. Jadi maukah mama lebih menekan Rachel agar tidak kemana pun besok?” Ku memasang wajah yang imut padanya.

“Hmm, tentu saja Ayres. tanpa kamu bilang pun mama akan lebih menekan Rachel. Sekali lagi mama mewakili Rachel meminta maaf ya pada mu dan keluarga. Ini di luar kendali mama. Mama juga tidak tau dimana Rachel mengajar. Kalau mama tau, mama dari awal akan menyuruh orang menyeret dia kembali ke rumah.”

“Iya ma, tidak apa-apa. Makasih ya ma.”

“Iya, menantu tampan.”

“Ya sudah ma. Ayres pamit pulang sekarang ya ma.”

“Mau pulang sekarang juga?”

“Iya ma.”

Aku dengan diantar oleh mama mertua ku pun hingga ke depan gerbang. Aku tak lupa melambaikan padaku pada mertua ku itu.

“Ryan..”

“Iya tuan muda.”

“Kenapa anak buah kamu tidak menginformasikan lagi tentang wanita itu?”

“Maksud anda wanita siapa tuan? nona Rachel?”

“Siapa lagi yang ku memata-matai selain dia sekarang ini? Coba hubungi dia dan tanyakan wanita itu padanya.”

“Baik tuan. Maaf, karena telah membuat tuan muda marah.”

“Cepatlah..”

Mobil di pinggirkan lebih dulu di sisi kanan lalu dia pun mulai menelpon orang itu.

Setelah beberapa menit kemudian, Orang itu pun mulai memotret wanita itu lagi dengan lebih 10 foto.

“Tuan muda, ini foto-fotonya. Dia meminta maaf karena ponselnya baru saja selesai di charger.”

Ku ambil ponsel Ryan lalu ku lihat foto-foto itu. Setelah ku lihat foto nya, wajahnya yang ceria seolah-olah membuat bibirku ikut tersenyum.

“Tuan, apa anda menyukai nona Rachel?” tiba-tiba pertanyaan konyol Ryan membuat senyum ku jadi datar kembali.

“Menyukai nya? Dia yang menyukai ku. Aku hanya suka saja melihat seseorang tersenyum.”

“Benarkah tuan? “

“Kau ini! kenapa bertanya lagi? Bukankah sudah jelas? Semua wanita lah yang harus menyukai ku lebih dulu dan pasti itu sudah terjadi padanya. Dia wanita yang beruntung bisa menikahi ku.”

“Ah maaf tuan. Benar, apa yang dikatakan tuan benar”

“Ya, harus benar itu. Sudah lah, ayo jalan lagi. Ku ingin cepat sampai di rumah.”

“Baik tuan,”

Ku lanjut melihat foto-fotonya lagi dan diam-diam ku kirim foto itu ke nomer ku. namun setelah ku dapat dan ku sedang memeriksa ponselku, Ku terkejut karena melihat chat Sandy dengan para wanita bar yang baru.

“Ayres!Kau akan rugi kalau tidak disini. Si pemilik bar ini menambah wanita mereka. Lihat lah! Mereka paling antusias ingin melayani mu.” Isi chat dari Sandy.

“Ya benar, mereka benar-benar menggoda.” Gumam ku sangat lirih.

“Ya aku ke situ sekarang.” Balas ku.

“Ok, akan ku suruh mereka berdua menyambut mu di depan.” Balas Sandy lagi.

“Ryan, Pinggirkan ..” Suruh ku pada asisten ku.

“Baik tuan,”

Setelah mobil minggir, aku pun menyuruh nya turun.

“Kamu turun lah. Aku ada urusan yang sangat penting sekarang. pulang lah dengan naik kereta. Sekalian beritahu mama kalau besok saja memilih baju pengantinnya.” Ucap ku.

“Tuan akan kemana tuan?”

“Ada lah, ini bukan urusan kamu. Turun lah,”

“Tapi tuan muda”

“Tapi apa? Apa kamu tidak mau naik kereta?”

“Bukan begitu tuan muda. Nanti saya harus beralasan apa tuan?”

“Bilang saja kalau aku menemui teman lama di daerah Jules.”

“Baik lah tuan,”

DIa pun tun dari mobil lalu ku pindahkan posisi ku ke depan. Setelah itu langsung ku kendarai dengan cepat menuju bar. Sesampainya di bar, ku parkir di tempat biasa, setelah itu ku berkaca sebentar untuk merapikan rambut dan wajah tampan ku. Dari tempat parkir, ku melihat dua orang gadis yang nampak di foto itu berjalan kearah mobil ku dengan membawa sebotol alk*hol.

“Woww.. Mereka benar-benar mengoda seperti Zoe.” Gumam ku.

Aku pun turun dari mobilku dan mereka dengan antusias memekik melihat ku dengan girang nya.

“AAa… tuan….” Mereka berlari cepat dengan sepatu hak tinggi nya.

Ku tersenyum cool , para gadi itu langsung memeluk ku hingga ku merasakan sesuatu yang bisa membuat ku menjadi sedikit tak biasa.

“Halo tuan, anda tampan sekali..”

“Halo gadis-gadis manis, Kalian baru di sini?”

“Aaaa… Iya tuan.. Perkenalkan aku Joe tuan.”

“Joe? Nama yang mirip dengan Zoe?”

“Saya adiknya tuan.”

“Adik? Haha pantas saja mirip.”

“Tuan, apa anda tidak mau tahu nama saya?”

“Tentu saja mau, nama kamu siapa?”

“Saya Flora tuan.. tuan, minum ini dulu.. sebelum kita layani anda harus minum ini.”

Ku ambil botol itu dan ku teguk nya hingga tinggal setengah. Mereka pun mulai melayani ku.

“Tidak. Apa harus disini?” tanya ku.

“Tidak tuan, kami hanya ingin permulaan saja. hihi. Tapi ayo kita lanjut di ruang VVIP saja tuan..”

“Ya itu.. ayo. Ayo.. aku sedikit agak mabuk.”

“itu bagus tuan.. hihi ayo..”

Mereka berdua menggandeng ku di kiri dan kanan. Ku sangat senang jika mereka sangat ekspresif seperti ini.

Kami keluar dari parkiran dan akan masuk kedalam bar. Namu setelah keluar dari gang, ku menabrak seseorang hingga dia akan tersungkur namun tak jadi karena keseimbangannya ternyata sangat bagus.

Setelah beberapa saat, ku agak terkejut karena orang itu ternyata Rachel. Namun aku tetap berusaha santai dan itung-itung membuat dia cemburu. Namun siapa sangka kalau Dia akan berekpresi datar dan lebih tegas saat ini. Apalagi ketika kedua gadis di samping kanan dan kiri ku menghina dia. Namun dia dengan santai menjawab hingga membuat kesal kedua gadis ini. Namun yang ku tak tahan dia sama sekali tak peduli dengan ku. Dia lebih memilih berlari menjauh dariku. Ku ingin mengejar nya namun kedua gadis ini menahan ku. aku tak bisa menolak mereka. Ku lepaskan wanita itu karena ku pikir dia hanya mulai cemburu tadi membuat dia tak tahan melihat ku dengan

para gadis ini. Setelah itu, aku rangkul kedua gadis ini kembali dan masuk kedalam bar.

Next Lanjut ke POV Rachel melanjutkan ceritanya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!