NovelToon NovelToon
Istri Baru Dr. Fawwas

Istri Baru Dr. Fawwas

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / Paksaan Terbalik / Menikah Karena Anak
Popularitas:398.7k
Nilai: 5
Nama Author: IAS

Turun Ranjang
Fawwas, seorang dokter ahli bedah tidak menyangka harus mengalami kejadian yang menyenangkan sekaligus memilukan dalam waktu yang bersamaan. Saat putrinya dilahirkan, sang istri meninggal karena pendarahan hebat.

Ketika rasa kehilangan masih melekat, Fawwas diminta untuk menikahi sang adik ipar. Dia adalah Aara, yang juga merupakan seorang dokter kandungan. Jelas Fawwas menolak keras, belum 40 hari istrinya tiada dia harus menikah lagi. Fawwas yang sangat mencintai istrinya itu bahkan berjanji untuk tidak akan menikah lagi.

Tapi desakan dari keluarga dan mertua yang tidak ingin cucu mereka diasuh oleh orang lain membuat Fawwas terpaksa menerima pernikahan tersebut. Terlebih, itu juga merupakan wasiat terakhir dari sang istri meskipun hanya tersirat.


Bagaimana Fawwas menjalani pernikahan nya?

Apakah dia bisa menerima adik iparnya menjadi istri dan ibu untuk putrinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

IB15: Apakah Tersiksa Selama Ini?

Kediaman Dewandaru ternyata sedikit ramai. Ternyata ada teman dari Gauri dan Bisma bersama anak mereka juga yang ternyata adalah teman Fawwas dari universitas dulu." Hallo sayang-sayangnya Eyang, uluh-uluh cucu Eyang semakin cantik duuh gemesnya. Bagaimana kabar kamu sayang, apakah sehat. Amma sungguh khawatir kamu pingsan waktu itu."

Gauri langsung mengambil Neida dari tangan Aara untuk di gendong. Tidak lupa ia juga mencium ada memeluk Aara. Ada rasa sedikit tidak nyaman melihat Aara yang sekarang sungguh berbeda dari dulu. Wajah Aara sedikit pucat dan tidak segar. Aara memakai make up tipis, meskipun begitu Aara tetap terlihat cantik. Rasa tidak nyaman Gauri lebih kepada merasa bersalah terhadap menantunya tersebut.

" Aara baik-baik saja Amma, waktu itu mungkin Aara sedang lelah saja." Aara menjawab dengan penuh senyuman. Gauri menghela nafasnya kasar, ia lalu melirik ke arah Fawwas yang sudah langsung sibuk berbincang dengan temannya itu. Gauri sungguh kesal dengan tingkah sang putra. Dari apa yang Gauri lihat Fawwas jelas kurang memperhatikan Aara sebagai istri dan ibu dari anaknya. Meskipun Aara bukan yang mengandung dan melahirkan Neida, tapi Aara lah yang mengurus dan menyusui Neida hingga sekarang.

" Mas, putramu benar-benar menjengkelkan," keluh Gauri kepada Bisma dengan berbisik. Saat ini Bisma juga sedang menyapa Aara.

" Nanti dia akan kena batunya, lihat saja," sahut Bisma cepat. Pria paruh baya itu tahu bagaimana hubungan Aara dan Fawwas, tapi dia tidak akan banyak ikut campur. Bisma pasti menasehati Fawwas juga namun tidak akan secara mendalam.

Di sisi lain Fawwas dan temannya yang bernama Erkan sedang asyik mengobrol. Erkan dari tadi memperhatikan Aara. Pria itu mengernyitkan keningnya saat melihat Aara yang tadi datang bersama Fawwas.

" Itu istri dan anakmu? Tapi sepertinya kok beda?" tanya Erka. Dia sudah lama berada di luar negeri untuk mengambil gelar S3 nya. Jadi apa yang terjadi di sini dia tidak tahu.

" Iya, mereka anak dan istriku, tapi itu istri baruku. Dia adik Aira, dan Aira meninggal saat dia melahirkan Neida--putriku."

" A-apa? Jadi kau menikahi adik iparmu untuk mengurus anak mu? Waah kau sungguh pandai Fa. Aku tidak menyangka akan hal itu," ujar Erka.

Fawwas membuang wajahnya ke sisi lain saat Erka mengatakan hal tersebut. Ia lalu membuang nafasnya kasar.

" Itu tidak seperti yang kamu bayangkan Er. Pernikahan ini tidak seperti kelihatanya," lirih Fawwas. Erka hanya mengerutkan alisnya, dia tidak mengerti apa maksud perkataan Temannya itu. Akan tetapi, dia tidak mau bertanya lebih. Erka tidak mau ikut campur dalam urusan rumah tangga orang lain.

Namun, sepertinya tidak sepenuhnya begitu. Erka merasa sedikit penasaran juga. Dan pada akhirnya saat Fawwas dipanggil oleh Bisma, ia menghampiri Aara yang sengaja bermain bersama Neida.

" Hallo anak cantik, sedang main apa hmmm?" Ya, Erka menyapa Neida lebih dulu. Jika dia menyapa Aara terlebih dulu, maka akan terasa canggung.

" Hallo uncle, ini sedang main bola," jawab Aara sambil menggunakan aksen khas anak kecil. Erka tertawa terbahak. Dan beberapa saat kemudian mereka sudah saling mengenalkan diri.

" Laah ternyata kamu dokter juga. Dokter OBGYN lagi. Kita berada dalam jalur yang sama Dokter Aara," ujar Erka. Dia sedikit terkejut karena ternyata istri temannya itu berprofesi sebagai seorang dokter. Dan sama dengan dirinya. Ya, Erka juga merupakan seorang dokter OBGYN.

" Panggil saja Aara, saat ini saya sedang tidak jadi dokter, tapi ibu hehehe," tukas Aara cepat.

Sejenak Erka terpesona dengan senyuman Aara, tapi ia segera menepis perasaannya tersebut. Wanita yang duduk di depan itu adalah istri dari sang teman. Erka langsung dengan cepat membuat topik pembicaraan. Ya meskipun yang dibicarakan tidak jauh-jauh dari hal mengenai profesi mereka sebagai dokter kandungan, tapi itu sungguh menyenangkan. Aara terlihat sangat antusias, apalagi Erka mengatakan pengalamannya menempuh pendidikan di luar negri.

" Apa Aara ada keinginan untuk pergi belajar di luar?" tanya Erka secara tiba-tiba.

" Hmm, entahlah. Tapi mendengar cerita Bang Erka, itu sungguh menarik. Aku jadi sedikit penasaran," jawab Aara. Selama ini dia tidak pernah berpikir untuk belajar lagi, namun setelah berbicara dengan Erka--pria yang baru ia temui itu membuat Aara memliki pemikiran lain. Belajar lagi bukanlah hal yang buru, batin Aara.

🍀🍀🍀

" Fawwas, apa kamu tidak memperlakukan istrimu dengan baik? Bagaimana dia bisa pingsan begitu? Sebenarnya apa yang kau lakukan kepadanya?" Bisma bertanya secara beruntun. Fawwas sedikit terkejut dengan raut wajah sang ayah yang terlihat sangat marah itu.

" Aku tidak melakukan apapun Appa. Aku memperlakukan Aara dengan baik, dia sama sekali tidak kekurangan sesuatu apapun," jawab Fawwas. Dia memang sudah melakukan apa yang dia katakan itu. Ia mencukupi semua kebutuhan Aara sampai tidak ada yang kurang.

Bisma membuang nafasnya kasar, sepertinya Fawwas masih belum benar-benar mengerti kondisi Aara.

" Fa, apakah kamu tidak melihat wajah istrimu yang pucat? Apa kamu tidak melihat dia begitu berbeda dengan Aara yang dulu? Apa kamu sama sekali tidak melihat perbedaan itu? Dan lagi, sebenarnya bagaimana Aara bisa sampai pingsan?"

Fawwas memejamkan matanya sejenak. Ia mencoba mengingat saat dimana Aara pingsan hari itu, bukan hanya sekali tapi dia kali. Kalau tidak salah ingat, waktu itu dia hanya bertanya kapan Aara akan kembali ke rumah sakit.

" Aah iya, aku ingat Appa. Aku waktu itu tanya, kapan dia akan kembali ke rumah sakit. Tapi reaksinya waktu itu takut, kesusahan bernafas, lalu tubuhnya bergetar. Dan ini lah yang aku ingin tanyakan juga," Fawwas memaparkan apa yang terjadi waktu itu.

" Dan, kau masih tidak paham apa yang terjadi dengan istrimu? Kau sebagai dokter juga tidak peka dengan kondisi istrimu yang demikian. Huuuuft, Fawwas Nakula Dewandaru! Istrimu itu mengalami trauma. Apa kau tahu yang membuatnya berhenti bekerja? Dia tidak bisa menghadapi pasien, dia takut kalau pasiennya mengalami hal yang sama dengan Aira. Dia takut ada pasien yang meninggal saat dia menanganinya? Dia takut Fawwas, dia takut!!!"

Bisma berteriak dengan sangat keras tepat di depan wajah sang putra. Dan Fawwas dia sungguh sangat terkejut. Dia sama sekali tidak tahu akan hal tersebut. Dia sama sekali tidak peka dengan kondisi Aara. Rupanya rasa kehilangan yang sangat terhadap kematian Aira bukan hanya ia sendiri yang merasakan, tapi Aara juga. Dan jika ditelaah lebih lanjut, Aara lah yang lebih kehilangan karena mereka bersaudara dan sudah hidup bersama lebih dari 20 tahun.

" Apakah Aara sangat tersiksa selama ini?"

TBC

1
komalia komalia
cinta nisa sama kaya aku cinta terpendam tapi aku sih aku yanv nikah duluan malah dan orang yang jadi cinta pertama ku sampai aku punya anak dan dia punya Anak cinta ku sama dia tak pernah di ungkap kan bahkan sampai si dia meninggal cinta ku masih ku pendam.
komalia komalia
laki laki mah mudah buat jatuh cinta
komalia komalia
getok aja kepala anak mu apa bisma
komalia komalia
Pasti lah fawas kaget
komalia komalia
waah ini kisah keturunan mas bisma dan gauri
Sabaku No Gaara
Luar biasa
Indah Rianti
bagus cerita nya thor
Nur Aqilah
Luar biasa
Heryta Herman
berbagi cerita pada orang yg tepat memang akan membuat perasaan akan lbh baik dan bisa lbh menerima...
Heryta Herman
aayooo semangat aara...kamu pasti bisa..
kita pasti bisa...
Heryta Herman
Aara pasti pergi ke makam kakak nya...
memang betul trauma seseirqng akan susah untuk di lupakan...memakan waktu...
itu juga ku alami sendiri,sampai skrng masih harus pergi kaunseling..untuk menyembuhkan rasa trauma yg sdh 2 thn lbh...hhuuuffzz.../Sweat/
Heryta Herman
kemana kamu selama ini fawwas...sdh separah itu istrimu menaggung semua,kau baru sadar...dasar lelaki egois kau fawwas...
skrng tugasmu untuk memulihkan keadaan...
Heryta Herman
arsyad..kamu sunggih pria yg bodoh..kamu sdh berulah dlm kandang singa yg siap menerkammu kapanpun...
Heryta Herman
klo masih meragu,menyingkir lah sejenak..tinggalkan semua dan rasakan juga lihat lah sprti apa nti hasil nya
Heryta Herman
Eeeiitss..jngn senang dulu arsyad...kau juga sdh dlm pemantauan...
Heryta Herman
Aara...tegas lah..klo memang kamu tdk bisa hidup bersama fawwas...lbh baik katakan saja terus terang..biar sama" tdk tersakiti...
Heryta Herman
klo mau peluk istrimu ya peluk aja fawwas,ga usah gengsi.../Chuckle/
Heryta Herman
dasar ga peka kau fawwas...bener" aara pergi dari hidupmu baru kau tau
Heryta Herman
kamu egois fawwas...jngn menyesal klo aara akhirnya meniggalkan mu juga anakmu
Heryta Herman
secara tdk langsung fawwas sdh membuka ruang unruk pelakor masuk dlm hidupnya...sungguh sangat di sesalkan kelakuan fawwas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!