Istri Baru Dr. Fawwas

Istri Baru Dr. Fawwas

IB 01: Pergi

" Sayang, kamu pasti bisa. Kamu adalah wanita yang hebat. Kamu kuat?"

" Mas, kalau aku tidak bisa menemanimu hingga akhir hayat mu, kamu harus berjanji satu hal padaku. Kamu harus terus bahagia, kamu tidak boleh menangis."

Fawwas Nakula Dewandaru, seorang dokter yang berusia 29 tahun itu terlihat pucat pasi saat melihat sang istri yang hendak melahirkan. Dia sangat khawatir, ketika dihubungi oleh asisten rumah tangganya bahwa sang istri mengalami pendarahan. Jika dihitung, saat ini usia kandungan istrinya belum sampai pada hari persalinan. Masih ada waktu setidaknya 3 minggu lagi dari hari perkiraan lahir.  Tapi ternyata ketuban disertai darah segar merembes keluar dari sela paha sang istri.

Fawwas menggenggam erat tangan sang istri, dia tidak ingin melepaskan tangan Aira barang sedetikpun. Tapi bagaimana pun ia harus melepaskan tangan Aira saat Aara meminta nya untuk menunggu ke luar.

" Kak tunggu lah di luar, aku harus melakukan tindakan operasi. Pendarahan Kak Aira sungguh banyak, ia sudah kehabisan air ketuban jadi tidak bisa melakukan persalinan normal. Apakah kakak setuju dengan operasi ini?"

Fawwas langsung mengangguk, " lakukan yang terbaik untuk menyelamatkan istriku Ra. Aku mohon."

" Kak berdoalah, aku akan berusaha semaksimal mungkin. Aku juga ingin kakak ku selamat."

Fawwas tidak bisa banyak bicara lagi. Aira dibawa ke ruang operasi dan Aara lah yang akan mengoperasinya. Sahaara Gemma Ananta adalah adik dari Sahira Jemma Ananta, mereka kakak beradik yang hanya terpaut usia 1 tahun. Semasa kecil mereka selalu dibilang sebagai anak kembar karena memiliki paras yang mirip. Keduanya sama-sama cantik. 

Tak tak tak

Suara langkah kaki menggema di lorong rumah sakit. Terlihat dua pasangan  paruh baya sedang berjalan menghampiri Fawwas. Gauri Jayashre Singh dan Bisma Triguna Dewandaru merupakan orang tua dari Fawwas. Risma Tripurwasih dan Rezky Ananta adalah mertua Fawwas. Raut kekhawatiran jelas terlihat di wajah mereka. Sebagai dokter, Bisma tahu bahwa kondisi menantunya saat ini sedang tidak baik. 

" Mari kita berdoa, semoga Aira dan bayinya selamat," ucap Bisma. Sebenarnya dia juga panik. Tapi tidak mungkin dia menunjukkan hal tersebut.Situasi di sini sedang sangat kisruh, harus ada yang menyenangkan.

Bahkan Gauri mencengkeram erat lengan suaminya. Bibirnya bergetar, ia sungguh takut terjadi apa-apa dengan sang menantu. Baru tadi siang padahal mereka saling berbicara,

" Andai saja aku tidak pulang tadi. Seharusnya aku tidak meninggalkannya sendiri di rumah," gumam Gauri.

" Kak, bukan salah Anda. Kita tahu itu, semua terjadi begitu saja di luar prediksi. Bahkan aku yang ibu kandungannya saja diminta pulang oleh dia," sahut Risma--ibu dari Aira.

Owaaaaaaak

Beberapa saat kemudian, suara tangis bayi terdengar dari ruang operasi. Kelima orang tersebut terkejut, semua mengucapkan syukur karena bayi nya sudah lahir. Terlebih Fawwas, dia bahkan sampai menitikkan air matanya. berkali-kali dia mengucapkan syukur karena anaknya sudah lahir ke dunia.Tapi setelah itu, seroang perawat keluar dari ruang operasi dengan berlari. Semua tentu bingung dengan keadaan itu kecuali Fawwas dan Bisma. Kondisi itu sangat familiar bagi mereka berdua. Dan tanpa permisi Fawwas memilih masuk.

Meskipun terlihat tidak tahu aturan, tapi Fawwas masuk dengan menggunakan jubah operasi. Dia sangat membulatkan matanya melihat layar monitor yang menunjukkan keadaan pasien.

" Aara! Kenapa Aira?"

" Kak, Kak Aira mengalami pendarahan hebat sebelum masuk ke sini. Aku harus mengeluarkan bayinya  apapun yang terjadi, semua atas keinginan Kak Aira."

Fawwas sungguh tidak mengira istrinya berkata seperti itu. Ia melihat Aira yang sangat pucat dan lemah. ( Operasi caesar tidak dilakukan bios total, dan hanya menggunakan bius lokal saja sehingga Aira tetap sadar)

" Mas, jangan salahkan Aara. Ini semua aku yang meminta. Mas, jika aku tidak bisa menjaga anak kita, aku mohon jagalah dia. Dan aku mohon kamu akan tetap bahagia. Satu pinta ku jangan menangis mas, aku ingin kamu tetap tersenyum." Aira berucap dnegan sangat lemah. Fawwas sungguh ingin menangis sekeras-kerasnya melihat dan mendengar kondisi juga setiap apa yang Aira ucapkan. Tapi dia jelas tidak bisa melakukan itu.

" Ra, aku ingin melihat anakku," pinta Aira.

Aara memberikan bayi yang baru lahir itu kepada sang kakak. Aira tersenyum melihat anaknya. Anak perempuan yang cantik itu membuat Aira tersenyum.

" Maafkan bunda sayang karena mungkin bunda tidak akan bisa bersamamu dan melihat perkembanganmu."

" Kak, jangan bicara begitu. Kakak akan sehat, kakak akan melihat anak kakak besar nanti," potong Aara cepat. Dia tentu tidak ingin mendengar ucapan sang kakak tersebut.

Sedangkan Fawwas dia hanya diam. Dia tahu istrinya tidak akan bisa bertahan. Sebagai dokter dia paham betul dnegan hal tersebut.

" Aara, kakak ada satu permohonan. Tolong rawat Neida, ya aku menamakannya Neida yang berarti anggun. Aku ingin kamu merawat Neida, dan juga tolong jaga Mas Fawwas. Maaf Aara kalau kakak akan banyak merepotkan mu di masa depan."

***

Malam itu, mejadi malam terakhir bagi Sahira Jemma Ananta, dia menghembuskan nafasnya yang terakhir setelah mengatakan apa yang ingin dia katakan. Fawwas tidak menampilkan tangisnya sama sekali sesuai apa yang diamanatkan oleh almarhumah istrinya. Fawwas juga menyematkan nama sang istri dalam nama putrinya. Neida Sahira Dewandaru, itulah nama panjang sang putri.

Suasana penuh duka meliputi keluarga besar Dewandaru dan juga Ananta. Pun dengan keluarga Dwilaga--keluarga dari paman Fawwas. 

para kerabat dan sahabat dekat satu persatu mendatangi kediaman Fawwas untuk mengucapkan belasungkawa. Dan, malam itu juga Sahira dimakamkan. Aara beserta kedua orang tuanya yakni Risma dan Rezky sangat tidak menyangka bahwa Aira meninggalkan mereka secepat ini.  

" Maafkan aku kak, sebagai dokter mu bahkan aku tidak bisa menyelamatkanmu." Aara tergugu disamping pusara sang kakak. Tubuhnya lalu direngkuh oleh Risma, ia menguatkan putri keduanya itu dan berkata bahwa semua ini adalah takdir dari Yang Maha Kuasa.

" Sayang, dokter hanyalah sebuah profesi. Dokter bukanlah Tuhan yang bisa menentukan hidup dan mati manusia."

Bisma juga menepuk punggung Aara. Selain itu adalah adik ipar Fawwas, Aara juga merupakan salah satu dokter terbaik yang dimiliki RS Mitra Harapan.

Namun sepertinya kata-kata dari ibu dan kepala rumah sakit itu tidak membuat hati Aara baik-baik saja. Dia tetap masih merasa bersalah karena tidak bisa menyelamatkan nyawa sang kakak. Tangis Aara memnag tidak terlihat tapi hatinya sangat hancur sekarang ketika kakak satu-satunya kini sudah meninggalkannya dan tidak akan pernah kembali selama-lamanya.

" Aku akan menjaga Neida seperti apa yang Kak Aira mau," lirih Aara disela rasa sesak yang memenuhi dada.

TBC

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

Gauri...

2024-10-23

0

Dewi Kasinji

Dewi Kasinji

ijin baca kak.... baru bab awal sudah mewek aza

2024-10-01

0

komalia komalia

komalia komalia

waah ini kisah keturunan mas bisma dan gauri

2024-09-26

0

lihat semua
Episodes
1 IB 01: Pergi
2 IB 02: Trauma Aara, sesal Fawwas
3 IB 03: Induksi Laktasi
4 IB 04: Mimpi Risma
5 IB 05: Menikahlah
6 IB 06: Penolakan
7 IB 07: Masih Sama
8 IB 8: Keputusan
9 IB 09: Hanya Status
10 IB 10: Tidak Bisa Menganggapmu Istri
11 IB 11: Hal Baru
12 IB 12. Prasangka Gauri
13 IB 13: Lelah Cinta Sendiri
14 IB 14: Kebingungan
15 IB15: Apakah Tersiksa Selama Ini?
16 IB 16: Cantik
17 IB 17: Sepertinya Dia Tertarik
18 IB 18: Bolehkan Berharap Lebih?
19 IB 19: Terasa Kosong
20 IB 20: Pesona Istri
21 IB 21: Keirian
22 IB 22: Sakit
23 IB 23: Aku Egois
24 IB 24: Terkejut
25 IB 25: Kekhawatiran Fawwas
26 IB 26: Mari Pacaran
27 IB 27: Hasil Penyelidikan
28 IB 28: Sebuah Rencana
29 IB 29: Bolehkah Egois?
30 IB 30: Sekedar Pemanasan
31 IB 31: Seperti Baru
32 IB 32: Tamu Tak Diundang
33 IB 33: Fitnah Datang
34 IB 34: Kenapa
35 IB 35: Trauma Sialan
36 IB 36: Kepuasan
37 IB 37: Bukan Kamu
38 IB 38: Tidak Salah
39 IB 39: Konferensi Pers
40 IB 40: Aku Mencintaimu, Sungguh
41 IB 41: Mengundurkan Diri
42 IB 42: Belum Sepenuhnya Selesai
43 IB 43: Tidak Percaya
44 IB 44: Gamang
45 IB 45: Hubungan Layak
46 IB 46: Konfirmasi
47 IB 47: Terkejut
48 IB 48: Kegalauan
49 IB 49: Benda Apa Itu?
50 IB 50: Banyak Pikiran
51 IB 51: Permintaan
52 IB 52: Perkembangan Aara
53 IB 53: Bangun Ra!
54 IB 54: Fawwas Panik
55 IB 55: Libur Dulu
56 IB 56: Rindu
57 IB 57: Berkunjung
58 IB 58: Sedikit Ramai
59 IB 59: Pergilah Sayang, Dengan Tenang
60 IB 60: Bicaralah!
61 IB 61: Anak Itu Rejeki
62 IB 62: Milikku Sepenuhnya
63 IB 63: Roda Kehidupan Berputar
Episodes

Updated 63 Episodes

1
IB 01: Pergi
2
IB 02: Trauma Aara, sesal Fawwas
3
IB 03: Induksi Laktasi
4
IB 04: Mimpi Risma
5
IB 05: Menikahlah
6
IB 06: Penolakan
7
IB 07: Masih Sama
8
IB 8: Keputusan
9
IB 09: Hanya Status
10
IB 10: Tidak Bisa Menganggapmu Istri
11
IB 11: Hal Baru
12
IB 12. Prasangka Gauri
13
IB 13: Lelah Cinta Sendiri
14
IB 14: Kebingungan
15
IB15: Apakah Tersiksa Selama Ini?
16
IB 16: Cantik
17
IB 17: Sepertinya Dia Tertarik
18
IB 18: Bolehkan Berharap Lebih?
19
IB 19: Terasa Kosong
20
IB 20: Pesona Istri
21
IB 21: Keirian
22
IB 22: Sakit
23
IB 23: Aku Egois
24
IB 24: Terkejut
25
IB 25: Kekhawatiran Fawwas
26
IB 26: Mari Pacaran
27
IB 27: Hasil Penyelidikan
28
IB 28: Sebuah Rencana
29
IB 29: Bolehkah Egois?
30
IB 30: Sekedar Pemanasan
31
IB 31: Seperti Baru
32
IB 32: Tamu Tak Diundang
33
IB 33: Fitnah Datang
34
IB 34: Kenapa
35
IB 35: Trauma Sialan
36
IB 36: Kepuasan
37
IB 37: Bukan Kamu
38
IB 38: Tidak Salah
39
IB 39: Konferensi Pers
40
IB 40: Aku Mencintaimu, Sungguh
41
IB 41: Mengundurkan Diri
42
IB 42: Belum Sepenuhnya Selesai
43
IB 43: Tidak Percaya
44
IB 44: Gamang
45
IB 45: Hubungan Layak
46
IB 46: Konfirmasi
47
IB 47: Terkejut
48
IB 48: Kegalauan
49
IB 49: Benda Apa Itu?
50
IB 50: Banyak Pikiran
51
IB 51: Permintaan
52
IB 52: Perkembangan Aara
53
IB 53: Bangun Ra!
54
IB 54: Fawwas Panik
55
IB 55: Libur Dulu
56
IB 56: Rindu
57
IB 57: Berkunjung
58
IB 58: Sedikit Ramai
59
IB 59: Pergilah Sayang, Dengan Tenang
60
IB 60: Bicaralah!
61
IB 61: Anak Itu Rejeki
62
IB 62: Milikku Sepenuhnya
63
IB 63: Roda Kehidupan Berputar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!