adinda shadiqa seorang wanita cantik dan cerdas asal kota Bandung, di besarkan oleh keluarga sederhana menjadikan nya wanita yang mandiri dan jauh dari kata manja.
ayah nya seorang buruh pabrik tekstil dan ibunya hanya ibu rumah tangga biasa, berkat kecerdasan nya ia lulus dengan nilai terbaik atau cumlaude sehingga ia bisa masuk ke salah satu perusahaan terbesar di kota Bandung
Dinda yang tak pernah memikirkan urusan hati kali ini harus merasakan getaran cinta terhadap atasan nya .
bagaimana kelanjutan kisah cinta adinda? selamat membaca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
rumah baru Dinda
Tidak terlalu jauh dari kantor lokasi rumah baru Dinda sangat nyaman, berada di komplek perumahan elit dengan rumah 2 lantai bermodelkan minimalis modern dimana dindingan lebih banyak terbuat dari kaca.
Dinda terkesima melihat rumah yang begitu besar, Dinda pikir rumah kontrakan yang Devin Carikan hanya rumah biasa bukan rumah elit seperti ini
Mobil Devin memasuki gerbang rumah tersebut
dan sudah ada 2 orang satpam disana dan satu orang asisten rumah tangga
Dinda dan Devin turun dari mobil langsung di sambut oleh asisten rumah tangga nya
" sore den, nona " sapa art nya
" sore bi" jawab Devin , Dinda hanya diam karena masih kaget
" bi.. Ini Dinda calon istri saya dan Dinda ini bi Ani art disini dan ini pak Adi dan pak Jono satpam di rumah ini " kata Devin menjelaskan
" kalian boleh kembali kerja " ucap Devin
" iya den " mereka balik kerja ke tempat nya masing-masing
" ayo sayang " ajak Devin
Dinda melangkah mengikuti devin
" mas... Kenapa harus rumah sebesar ini sih? Terus kenapa harus pakai art dan satpam segala? " tanya Dinda
" aku cuma mau bikin kamu nyaman aja sayang, setelah kamu jadi istri ku aku akan beri kamu fasilitas yang lebih dari pada ini, jadi nanti tugas kamu cuma mempercantik diri dan melayani aku " kata Devin
Dinda tersenyum
" ayo aku antar ke kamar utama " ucap Devin
Lalu mereka berdua menaiki tangga menuju kamar utama
" ini kamar kamu din " ucap Devin
kamar yang sangat luas mungkin 3x lipat dari kamar Dinda di Bandung.
Dinda begitu merasa di ratu kan, Devin benar-benar memberikan yang terbaik untuk Dinda.
Dinda memasuki kamar tersebut mengikuti langkah Devin
" gimana sayang? Kamu suka? "tanya Devin
Dinda mengangguk
" sini " ajak Devin.
ia menarik tangan Dinda menuju ke balkon, di ujung kamar terdapat pintu kaca yang luas dan menuju ke balkon.
Devin membuka pintu Besar itu, serasa menyatu dengan alam, membuat kamar semakin nyaman
Di dalam kamar utama juga terdapat walk in closet yang masih kosong
" nanti di isi ya, pakai kartu yang aku kasih tadi " kata Devin
Dinda mengangguk
Dinda terpesona melihat kemewahan kamar utama nya sehingga tak satu kata pun terucap dari bibirnya
" kenapa diem aja? tanya Devin
" aku g tau harus bilang apa mas, kamu begitu baik dan memberikan yang terbaik untuk ku, entah bagaimana aku membalasnya " ucap Dinda
Devin tersenyum lalu menjawab " cukup dengan mencintaiku "
Dinda memeluk Devin erat " aku mencintaimu mas "
" aku juga sayang " balas Devin dan membalas pelukan Dinda
Setelah puas mencurahkan isi hati, mereka turun kembali ke ruangan utama di bawah
" sayang besok pagi aku jemput kamu ya " ucap Devin sebelum pulang
" iya mas " jawab Dinda
" ya udah aku pamit pulang dulu, kalau butuh apa-apa kamu tinggal minta sama bibi, semua pakaian dan barang-barang kamu juga sudah di bereskan sama bibi "
" iya, sekali lagi terimakasih mas atas semuanya " ucap Dinda
" iya sayang, dari tadi makasih Mulu " ucap Devin membuat Dinda tertawa
Dinda kembali memeluk Devin, dan mencium singkat pipi Devin
" kok disitu sih... Disini dong" tunjuk Devin pada bibirnya
Dinda mencubit perut Devin
" auw... Hahahaha " Devin tertawa
Mereka berjalan bersama keluar rumah
" aku pulang ya, bye " ucap Devin dan berlalu dengan mobilnya
Dinda melambaikan tangan nya kemudian masuk ke rumah setelah mobil Devin tak terlihat
Ia ke dapur dan ada bi Ani disana
" nona mau makan malam? Biar bibi panaskan makanan nya " tanya bi Ani
" iya bi, Dinda bantu ya" kata Dinda
" ga usah non bibi aja, non tunggu aja di meja makan ya " ucap bibi
Dinda mengangguk,ia berjalan ke meja makan tapi sebelum itu ia membuka isi lemari es yang ada di dekat meja makan. Ternyata isinya penuh dengan makanan ringan, minuman , buah dan juga bahan masakan seperti sayur dan ikan yang di susun rapi sesuai tempatnya
" ya ampun mas Devin..." gumam Dinda merasa Devin benar-benar memperhatikan kebutuhan nya
Tak berapa lama bibi datang dengan berbagai makanan
" ini banyak sekali bi? " tanya Dinda
" iya non, den Devin bilang nona harus makan makanan yang bergizi dan beragam agar sehat " ucap bibi.
" tapi ini kebanyakan bi, ayo bi sini makan bareng " ajak Dinda
" ga usah non terimakasih, bibi sudah makan " jawab bibi
" Bi... Besok buat lauk nya satu atau dua macam saja ya, Dinda ga biasa makan dengan banyak menu seperti ini, bingung jadinya " ucap Dinda tersenyum
" iya non " ucap bibi
" kadang mas Devin itu suka berlebihan " ucap Dinda
" itu artinya den Devin benar-benar mencintai nona dan ingin yang terbaik untuk nona " ucap bibi
Di dalam tersenyum lebar dan kemudian menyantap makanan nya
setelah selesai makan Dinda naik ke kamar nya untuk mandi karena hari sudah malam dan ia harus segera beristirahat agar besok pagi bisa masuk kerja tepat waktu
Dinda berendam di bathtub dan merasa sangat rileks wangi aroma terapi membuatnya merasa sangat nyaman dan rasa capek di tubuhnya menguap
" senyaman ini kah jadi orang kaya ? Ucap Dinda
" seumur hidupku baru aku merasakan nya" gumam Dinda lagi
setelah hampir 30 menit Dinda selesai mandi dan berbaring di kasur super empuk
" nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan " ucap Dinda lagi.
Tring ( ponsel nya berbunyi )
" selamat istirahat istri ku " isi chat dari Devin
" terimakasih suamiku " Jawab Dinda
kringg-kringg (ponselnya berbunyi)
Tanpa melihat siapa yang menelpon Dinda langsung mengangkat nya
" ada apa mas? ucap Dinda dengan lembut
" Dinda, " panggil orang di sebrang sana
" kamu panggil aku apa barusan? " tanya nya
Dinda terkejut ternyata bukan suara Devin, lalu ia melihat layar ponselnya dan yang tertera di sana adalah nama angkasa
" ya Tuhan " gumam Dinda.
" tidak apa-apa saya suka mendengarnya " ucap angkasa
" maaf pak angkasa saya pikir teman saya " ucap Dinda
" din boleh kan kita ngobrol sebentar? " tanya angkasa
" iya pak ada apa? " tanya Dinda
" tidak usah formal begitu kita bukan sedang di kantor " kata angkasa
" oh iya.. " jawab Dinda
" Din sejak bertemu kamu kemarin jujur saya tertarik sama kamu " ucap angkasa
" boleh saya mengenal kamu lebih jauh " ucap nya
lagi
" mmm... Maaf pak saya sudah punya pacar " kata Dinda
" baru pacar kan din? Belum menjadi suamimu? Ucap angkasa
Dinda tak menjawab
" din... Sebelum ad kata sah, kamu masih milik bersama, kamu bahkan boleh membandingkan aku dan calon suami mu mana yang lebih baik untuk jadi suami " kata angkasa
" iya tapi saya mencintai nya " jawab Dinda terus terang
" cinta akan tumbuh dan juga memudar seiring waktu din " kata angkasa
" maaf sekali lagi ini sudah malam saya mau istirahat " ucap Dinda.
" baik lah sampai berjumpa lagi, bye " sambungan telepon terputus
" kalau mas Devin tau bisa marah besar " ucap Dinda dan tak lama ia tertidur karena memang sangat lelah
lope lope dah