NovelToon NovelToon
Bersaing Dengan Masa Lalu

Bersaing Dengan Masa Lalu

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Duniahiburan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

Susah payah Jasmine berjuang meluluhkan hati Juna, pria yang terkena kaku dan sangat sulit di dekati wanita mana pun. 2 Tahun berjuang hingga akhirnya dia dan Juna resmi menjalin hubungan. Jasmine pikir, dia telah berhasil mendapatkan hati Juna, menjadi satu-satunya wanita yang menempati hatinya.

Namun ternyata anggapannya salah besar, sebab ada seseorang di masa lalu yang mampu bertahta di hati Juna selama bertahun-tahun lama. Jauh sebelum Jasmine mengenal Juna.

Di saat Jasmine dan Juna sudah menikah, Tiba-tiba sosok wanita di masa lalu Juna muncul kembali dan mengalihkan semua perhatian Juna. Haruskah Jasmine meneruskan pernikahannya, atau melepaskan Juna begitu saja setelah melewati perjuangan yang sulit.?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

"Jasmine ingin menunda punya anak, apa Mama dan Papa keberatan.?" Tanyanya dengan perasaan khawatir, sebab dia mungkin akan melihat reaksi kecewa di wajah kedua orang tuanya. Dimana kedua orang tuanya sempat membahas soal ingin memiliki cucu darinya.

"Mama pikir waktu itu kamu sudah berniat segera memiliki anak dalam waktu dekat. Kamu berubah pikiran.? Apa alasannya.?" Mama Kinanti menatap lekat-lekat wajah putrinya.

"Jasmine baru 21 tahun, Mama pasti tau selama ini Jasmine masih bersikap kekanakan. Jasmine takut tidak bisa menjadi ibu yang baik untuk saat ini. Jadi Jasmine putuskan untuk menundanya sambil belajar parenting mengasuh anak yang baik dan benar." Jelasnya meyakinkan.

Sang Papa tampak menarik nafas. Kalau boleh jujur, dia sebenarnya tidak setuju putrinya menunda kehamilan. Meski sudah memiliki 2 orang cucu dari kedua laki-lakinya, tetap saja dia sangat menantikan cucu dari anak perempuan satu-satunya.

"Kalau memang itu keputusan yang terbaik buat kamu, Papa tidak akan menentang. Tapi jangan terlalu lama menunda kehamilan, usia kamu dan Juna akan semakin bertambah." Ujar sang Papa.

Jasmine mengangguk pelan. "Jasmine mengerti. Terimakasih karna Mama dan Papa mau menerima keputusan Jasmine." Wanita berambut panjang itu mengukir senyum, senyum yang ia paksakan untuk terlihat bahagia dan baik-baik saja.

"Juna datang jam berapa.?" Tanya sang Papa.

Jasmine menggelengkan kepala, sebab dia belum dikabari oleh Juna. "Jasmine tanya dulu sama Mas Juna." Ujarnya sembari mengambil ponsel di atas meja dan langsung mengirimkan pesan pada Juna.

Sekarang sudah jam 2 siang, seharusnya Juna sudah selesai dengan pekerjaannya. Tapi hingga 20 menit berlalu, Juna tak kunjung membalas pesannya.

Jasmine kemudian pamit ke kamarnya untuk istirahat. Hari ini dia tidak melakukan pekerjaan apapun selain membereskan kamar lamanya pagi tadi, namun tubuhnya teras lelah dan tidak bersemangat. Seperti habis melakukan pekerjaan berat. Mungkin karna suasana hatinya sedang buruk, energi positifnya jadi terkuras.

"Dia sudah sebesar ini, kenapa Mba Jihan dan Mama Dewi tidak pernah bicara apapun soal anak ini padaku." Gumam Jasmine sambil menatap foto du ponselnya. Foto Juna bersama anak laki-laki.

Jasmine sudah tau kapan foto itu di ambil. Dia ingat dengan kemeja yang di pakai Juna dalam foto itu. Kemeja yang dia siapkan untuk Juna saat ada perjalanan bisnis ke Jepang lebih dari 1 bulan yang lalu.

"Apa mereka semua membohongi ku.?" Jasmine tersenyum getir, hatinya terasa sakit ketika membayangkan semua orang membohonginya dan membuatnya terlihat sangat bodoh di mata mereka.

"Sekarang aku mengerti kenapa sejak dulu Mas Juna selalu acuh padaku. Aku saja yang terlalu bodoh karna tergila-gila padanya."

Jasmine merebahkan diri di atas ranjang setelah meletakkan ponsel di nakas. Matanya menatap langit-langit kamar dengan tatapan menerawang. Perasaannya berkecambuk. Entah sampai sejauh apa Juna akan membohonginya. Jasmine berharap Juna akan berkata jujur sebelum dia mengetahui semua kebohongan Juna.

...******...

Jasmine terperanjat kaget ketika membuka mata dan melihat di depannya ada Juna yang tengah duduk di tepi ranjang sambil memegang ponsel miliknya. Melihat itu, Jasmine hampir merebut ponsel miliknya dari tangan Juna, dia khawatir foto Juna dan anak laki-laki itu dilihat oleh Juna. Namun setelah ingat bahwa dia telah mengubah sandi ponselnya, Jasmine mengurungkan niat dan hanya pura-pura kaget melihat keberadaan sang suami.

"Mas Juna kapan datang.?" Jasmine mengubah pos>ssi dengan duduk bersandar. Juna meletakkan ponsel Jasmine di tempat semula, laku menghadapkan tubuhnya ke arah Jasmine.

"Baru saja." Jawabnya.

"Mama bilang, kamu ingin menunda kehamilan. Kenapa tidak bilang padaku dulu.? Aku pikir kamu akan setuju untuk memiliki anak dalam waktu dekat" Suara lembut dan tatapan teduh Juna tak ubahnya seperti duri yang menancap di hati Jasmine. Kenapa bisa bersikap selembut itu, padahal dibelakang sedang menimbun luka untuknya.

"Dulu sebelum menikah, aku tidak pernah berfikir untuk menunda memiliki anak. Aku tau menunda juga karna Mas Juna yang meminta waktu itu. Setelah aku pikir-pikir, rasanya aku belum pantas menjadi Ibu. Aku masih terlalu muda. Apa Mas Juna keberatan kalau aku ingin menunda.?" Jasmine berucap santai.

Juna mengangguk pelan. Meski terlihat berat, tapi dia tidak memaksa Jasmine. Sebab Juna sadar dia pernah membuat Jasmine kecewa di awal pernikahan dengan menyuruh Jasmine menunda punya anak.

"Sandi ponsel mu diubah.?" Juna melirik ponsel Jasmine di atas nakas.

jasmine hanya menjawab dengan anggukan tanpa sepatah kata. Dia lantas turun dari ranjang.

"Sudah jam 5 sore rupanya, aku tidur terlalu lama. Sebentar, aku mau mandi dulu." Jasmine melenggang pergi dan masuk ke dalam kamar mandi.

Juna mengusap kasar wajahnya. Juna mengira perubahan sikap Jasmine karna kecewa padanya lantaran pernah menyuruhnya menunda punya anak. Lalu dengan seenaknya, dia menyuruh Jasmine untuk memiliki anak dalam waktu dekat. Juna tidak heran kalau akhirnya sikap Jasmine jadi seperti itu. Dia tidak sadar bahwa sebenarnya perubahan sikap Jasmine lantaran dia menyembunyikan kebohongan darinya dan memiliki ponsel rahasia.

...******...

Malam itu, Jasmine menghampiri Juna di ruang kerjanya. Sudah 4 hari, interaksi dan komunikasinya dengan Juna tidak begitu baik. Dia jarang menanggapi ketika Juna berusaha mencairkan suasana.

Jasmine awalannya ingin bersikap seperti biasa, sampai dia bisa membongkar sendiri kebohongan Juna. Tapi yang namanya perasaan kadang sulit di dikendalikan. Terlebih Jasmine sedang masa pra menstruasi, membuatnya mudah terbawa suasana. Kini setelah hari ketiga kedatangan tamu bulanan, pikiran logis Jasmine kembali terbuka. Jadi dia berniat meminta maaf pada Juna agar tidak membuat Juna curiga dengan sikapnya.

"Sayang,,," Panggil Jasmine begitu membuka pintu dan segera menghampiri Juna.

Mendengar Jasmine kembali memanggilnya sayang setelah 4 hari bersikap acuh, Juna tidak bisa menahan senyum di bibirnya. Soroti matanya tampak berbinar.

"Kamu belum tidur.?" Juna meraih tangan Jasmine dan menuntunnya duduk di pangkuan.

"Tidak bisa tidur. Aku ingin di peluk." Jasmine menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Juna dengan kedua tangan bergelayut di lehernya.

Senyum Juna semakin lebar, tangannya mengusap-usap lembut punggung Jasmine yang menempel dalam dekapannya.

"Baik, aku akan peluk kamu sampai tertidur." Juna mematikan laptop dan berdiri dari duduknya sembari menahan tubuh Jasmine dalam gendongannya. Dia menggendong Jasmine keluar dari ruang kerja dan membawanya ke kamar.

Di bawah selimut yang sama, Juna mendekap Jasmine dengan hangat. Sesekali mengecup kening dan tangannya tidak berhenti mengusap bagian belakang kepala Jasmine.

"Mas,,," Panggil Jasmine lirih. Juna menunduk untuk menatap wajah Jasmine dalam dekapannya.

"Kenapa.? Masih tidak bisa tidur.?" Tebak Juna. Jasmine menggeleng.

"Maaf untuk masalah kemarin, saat di rumah Mama. Suasana hatiku sedang buruk saat itu, Tiba-tiba saja langsung mengambil keputusan sepihak. Nanti kita bicarakan lagi masalah memiliki anak kalau suasana hatiku sudah baik." Pinta Jasmine.

Juna tampak bisa memaklumi hal itu.

"Aku senang mendengarnya." Ujarnya seraya mendekap tubuh Jasmine lebih erat.

...******...

(Ada yg inget nama Papanya jasmine..? atau othor belum kasih nama.? othor lupa, saking banyaknya nama tokoh.)

1
Hariaini Har
Luar biasa
Eti Alifa
ya Alloh sesabar itu jasmine.Mlm pertama pke pengaman hanya dan baru pertama kali di dunia pernovelan🤭
Eti Alifa
baru baca kok nyesek thor, si juna kebangetan😬
Wiwit
wkwkwkwkwkwk
Yelly _16
Luar biasa
momo2
ceritanya ringan tapi bikin nyesek dada
Awey
Kenapa Vie manggil mama sich,ke mama Dewi . kenapa tidak Tante aja.
Awey
Ich nyesek bnget di bab ini,😭😭😭
Rswt Slv
Biasa
Nissa Zafa
kasihan Jasmin. tpi kasihan Juna juga. 7 th terpisah dari anak dan wanita yg di cintai. walaupn itu juga bukan smua slh Juna.
Yani Mulyani
Biasa
Datu Zahra
malem pertama, pake pengaman. asli kalau gue ogah sih, enggak mau bikin bini hamil ada cara lain. penghinaan sumpah
Dee
Luar biasa
Dee
Ucapan adalah do'a kalau jadi berarti baby nya made in rumah sakit 🤭
Elicia Yeung
Luar biasa
Rina Rina
Alhamdulillah akhirnya
Shisiel Afwan
Kecewa
Shisiel Afwan
Buruk
Rina Rina
aduh Juna gk jentel bgt sih
Rina Rina
Thor tega bgt sih Ama Jasmine kasian Lo dia
berbaik hati la sama dia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!