Laki-laki yang seharusnya menjadi calon mempelai untuk kakaknya, justru dialah yang menggantikan kakaknya untuk menikah.
Keduanya bukan sepasang kekasih yang saling mencintai tetapi terpaksa harus mengucapkan janji pernikahan demi mengabulkan permintaan orang yang mereka sayangi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ina Warsiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dikantor haidar
Setelah kepergian celin leon juga ikutan pergi meninggalkan tempat itu.
"siapa laki laki yang bersama celin tadi....apa dia pacarnya...ahh tau lah lagian mana mungkin cewek secantik celin belum ad yang punya...itu terlalu mustahil"gumam leon didalam mobilnya yang kini tengah berhenti menunggu lampu merah.
Celin kini telah berada di dalam mansion milik haidar.
Dia mulai berjalan menuju anak tangga.
Haidar yang sudah pulang duluan melihat kedatangan celin masih dengan pakaiannya tadi pagi,bisa disimpulkan bahwa celin memang baru pulang.
"dari mana tuu anak kuliah dari pagi jam segini baru pulang....kebiasaan kluyuran ya gitu"gumam haidar menatap sinis celin.
"apaan sih itu kak haidar...kenapa matanya gitu liatnya"gumam celin dalam hati yang merasa takut namun terus berjalan melewati haidar.
"dari mana aja kamu kuliah dari pagi jam segini baru pulang"teriak haidar yang kini dilewati celin.
"deg..."ada perasaan takut tatkala haidar membentaknya.
"ya kuliah lah...lagian peduli apa kakak..."jawab celin.
"kamu itu istri aku sekarang...jadi jaga sikap kamu... jangn sampe kamu mempermalukan keluargaku" teriak haidar lagi.
"ohhh...aku ini istri kakak....jadi ceritanya mau mainin peran istri dan suami gitu"jawab celin sinis namun tidak dipungkiri sebenarnya dia takut akan tatapan haidar.
"gini nih yang bikin semakin nyesel nikahin kamu..."bentak haidar.
Celin sudah mulai menitihkan air matanya tat kala haidar melontarkan kata katanya yang terakhir.
"terserah kakak aja mau gimana"kata celin kemudian berlari menuju kamarnya.
Celin menjatuhakan tubuhnya dan menangis disana.
"kenapa harus kasar gitu sih...lagian kan bisa ngomong baik baik...lagian nggak perlu teriak teriak gue juga udah denger"kata celin lirih disela sela isak tangisnya.
Sementara dilain sisi haidar terlihat semakin kesal melihat kelakuan celin yang menurutnya seenaknya sendiri.
"tuu anak maunya apa sih.... udah salah tapi dikasih tau malah nyolot"gumam haidar.
(ya kali bambankk ngomongya teriak teriak gitu..kasar lagii....mana ada yang mau diteriakin atau dikasarin... kalo ngomong sama perempuan itu yang lemah lembut... ntar dia juga bakalan ngerti sendiri kok...ya nggak readers?😁🤭)
Esok harinya sperti biasa haidar berangkat ke kantor dan celin berangkat kuliah.
Tak ada acara tegur sapa antara keduanya.
Suasana masih seperti kemarin,dingin.
Haidar telah berada didalam kantornya,menyenderkan tubuhnya dikursi kebangsaannya.
Haidar mengambil sebuah foto dari laci meja kerjanya.
"aku merindukanmu sayang...cepatlah sembuh"kata itu yang keluar dari mulut haidar tatkala dia mengusap lembut foto itu.
Seharian ini haidar terus berkutik dengan pekerjaan dikantornya.
Banyak dokumen dokumen yang memerlukan persetujuan serta tanda tangannya.
"tokk...tok...tokk"suara ketukan pintu.
"masuk"kata haidar.
"hay broww..."sapa. seorang laki laki yang tak lain adalah leon sahabatnya sekaligus partner bisnisnya.
"tumben...ngetuk pintu dulu"kata haidar yang masih melanjutkan pekerjaannya.
"lagi pengen aja"jawab leon asal.
Leon berjalan menuju sofa di ruangan itu dan menyenderkan tubuhnya di sana.
"ohh ya dar...minta nomer celin dong"tanya leon.
Haidar yang mendengar pertanyaannya leon sesikit terkejut,namun tidak dipungkiri juga bahwa dia tahu maskut sahabatnya itu.
"nggak ada"jawab haidar singkat
"yahh...masak sama adik ipar sendiri gak tau nomernya...huuu kakak ipar apaan itu"kata leon asal.
"adik ipar.... sialnya dia bukan adik ipar gue tapi istri gue sekarang"gumam haidar mulai kesal mendengar nama celin.
"gak tau ya nggak tau...lagian lu kepo amat sih"jawab haidar tak kalah ngegas.
"yahh gitu aja sewot...lagian dia cantik..murah senyum lagi... ya gue mau deketin dia..meskipun dia sudah punya pacar sekalipun....lagian sebelum janur kuning melengkung gue masih ada kesempatan buat dapetin dia"jawab leon percaya diri yang membuat haidar hampir tersedak karna saat itu dia tengah menyeruput kopi yang ada di mejanya.