Badboy Yang Menyebalkan

Saat jam istirahat Arkan keluar bersama teman-temannya. Saat Arkan berjalan bersama teman-temannya dia melihat Kamila tengah berjalan dari arah berlawanan sambil membawa setumpuk buku.

Arkan tersenyum ide jahil muncul di otaknya. Kamila melirik sinis ke arah Arkan saat mereka bersampingan. Arkan memajukan sedikit kakinya dan yaa...

"Auw...."

Kamila tersandung Kaki Arkan, Arkan dengan sigap membantu Kamila.

"Lo kalo jalan pake mata dong Mil hati-hati," kata Arkan sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Lo sengaja kan biar gue jatoh, lagian jalan tuh pake kaki! Liat baru pake mata." Arkan terkekeh, Kamila langsung saja menyentak tangan Arkan yang memegangnya.

"'Sinting!"

Kamila pergi begitu saja sedangkan teman-temannya Arkan sudah tertawa terpingkal-pingkal.

"Lo suka sama Kamila Bang?" tanya Sean.

Arkan menarik sedikit sudut bibirnya.

"Enggak! Gue suka liat dia marah, dia mirip sama Bunda! Cepet kesel!" jawab Arkan.

"Awas nanti suka beneran," kata Daren tertawa.

Arkan menggedikan bahunya acuh lalu kembali berjalan bersama teman-temannya sambil memasukan kedua tangannya ke saku celananya. Tujuan mereka saat ini adalah rooftop mereka jarang sekali istirahat berada di kelas.

Arkan duduk di rooftop sekolah sambil merokok. Arkan menyandarkan tubuhnya di tembok, menikmati rokoknya dengan santai. Namun, tiba-tiba saja, terdengar

Kean dan Sean sedang bertengkar.

"Gue mau ikut nyokap aja lah, lo yang sama bokap!" kata Kean.

"Gila lo Bang, kasian lah Papih masa ditinggal. Ini gara-gara lo sering bikin Mamih sama Papih berantem!" ujar Sean sedikit tidak terima.

"Lo pikir gue doang? Lo juga sama suka mancing emosi mereka! Sekarang mereka cerai juga gara-gara lo!"

Arkan saling bertatapan dengan Daren dan Bastian seakan bertanya ada apa tapi keduanya menggelengkan kepalanya.

Arkan yang merasa pusing mendengar pertengkaran mereka langsung mendekat.

"Kenapa sih? Kalian itu sodara ribut mulu! Ada apa?" tanya Arkan.

"Biasa, urusan keluarga," jawab Kean.

"Bokap sama nyokap mau cerai," jawab Sean.

"Gue sama Sean disuruh milih mau ikut siapa. Gue jelas nggak mau milih satu lah, maunya bareng mereka berdua," kata Kean.

"Tapi, gue takut kalo ngelawan," jawab Sean.

"Gue samna Sean niatnya gak mau pulang, tapi bingung kalo gak balik mau ke mana! Gue mau aja mereka bingung nyari anak-anaknya yang ganteng ini," kata Kean dengan tengil.

Tak....

Daren yang dekat dengan Sean dan Kean menyentil dahi Kean dan itu membuat Bastian tertawa.

"Lo lagi serius juga bercanda terus," kata Daren sebal.

"Dih gue kan emang ganteng dari sononya!"

Arkan menghela napas panjang lalu mengembuskannya perlahan.

"Jadi kalian niatnya mau ke mana? Kabur ke mana? Kayak punya duit aja," kata Arkan.

"Berandalan gini gue punya tabungan ya Bang," saut Sean.

"Alah gaya lo malih, seminggu juga tuh tabungan udah abis, tuh bocah berdua kan makannya banyak!" timpal Bastian.

"Anjir, sialan lo!"

"Gimana kalo lo berdua ke rumah gue aja, kalian nginep di rumah sementara. Biar gue juga ada temen di rumah. Nyokap biar seneng liat gue di rumah," ujar Arkan.

Dia memang sangat setia kawan, lagi pula rumah Arkan itu rumah yang paling besar di antara teman-temannya. Jadi, jika hanya

Sean dan Kean saja yang menginap ya

pasti cukuplah.

"Gak, gila lo! Gue gak enak sama Tante Alisha," kata Kean.

"Iyah Bang, lo juga lagi dihukum. Ntar malah bunda lo tambah marah sama lo. Kita pulang ke base camp ajalah. Di sana kan ada kamar. Bisa tidur di sana. Lagian kan nggak terlalu jauh juga dari sekolah," kata Sean.

Arkan langsung menggelengkan kepalanya.

"Di basecamp lo mau mesum kan? Gak ada gak ada balik ke rumah gue aja. Nyokap sama bokap gue pasti ngerti kok. Apa lagi kalian lagi ada masalah kaya gini," kata Arkan.

"Gue gak enak anjir!" kata Kean lagi dia merasa tidak enak jika harus merepotkan Arkan.

"Gak ada bantahan, pokoknya balik ke rumah gue!"

Pada akhirnya, Kean dan Sean pun tidak bisa menolak lagi. Mereka mengakui jika saat ini mereka juga tidak punya uang yang cukup untuk pergi ke mana-mana.

"Gue ikut yah," pinta Daren kepada Arkan.

"Gue juga deh," saut Bastian.

"Dah lah semua aja, biar rumah gue rame biar si Kayla ada temennya cape gue di geplakin sama dia!" kata Arkan.

Pulang sekolah mereka pun beramai-ramai pulang ke rumah Arkan. Daren dan Bastian pun ikut-ikutan ingin menginap karena

kebetulan malam minggu.

Alisha hanya mengerutkan dahinya saat melihat sang anak pulang bersama keempat temannya.

"Siang Tante," sapa mereka bersamaan.

"Loh, tumben banget kalian rame main ke sini" tanya Alisha bingung.

"Bund, mereka mau nginep sini, boleh ya?" tanya Arkan.

"Nginep?"

la pun menarik tangan Alisha menjauh sebentar dari teman-temannya dan menceritakan masalah Kean dan Sean.

"Yah Bund boleh yah," kata Arkan penuh permohonan.

"Iyah gak papa, mereka temen kamu kan!"

Alisha pun menghampiri keempat sahabat dekat anaknya itu.

"Kalian boleh nginep di sini. Tapi, dengan catatan jangan bikin rusuh. Udah sana pada cuci tangan dulu, terus makan siang. Abis itu kalian terserah mau ngapain aja di kamar. Nanti Tante siapin kamar buat kalian," kata Alisha.

"Kami bisa tidur di kamar Arkan aja, Tante," kata Bastian. Tetapi, Alisha langsung

menggelengkan kepalanya.

"No! Kalo kalian berlima satu kamar kalian gak bakal tidur pasti main ps atau mabar sampe pagi!" kata Alisha dengan tegas.

Kelima pemuda itu saling berpandangan. Mereka tidak menyangka jika Alisha ternyata tau kebiasaan mereka.

"Nah, pada diem kan? Udah, kalian makan aja dulu. Nanti biar Arkan tunjukin kamar kalian yang mana," kata Alisha.

"Iya, Tante, terima kasih!" jawab mereka bersamaan.

"Tante izinkan kalian nginep di sini, tapi nggak boleh begadang. Nggak baik kalo kalian ini begadang terus. Untuk Sean dan Kean, kalian boleh tinggal di sini sampai kalian siap untuk pulang dan bicara

baik-baik dengan kedua orang tua kalian nanti kalo ada apa-apa Tante yang bicara dengan orang tua kalian," kata Alisha.

"Tante terima kasih banyak," ujar Sean sedikit terharu.

"Tante makasih yah udah mau bantu kita!" saut Sean.

"Gak masalah, udah kalian ganti baju dulu!"

Kean dan Sean pun menganggukkan kepalanya. Alisha memang sangat baik dan bijaksana. la hanya kesal jika Arkan berkelahi dan sering keluar rumah.

Alisha lebih suka melihat anaknya itu diam di rumah. Tidak masalah jika teman-temannya menginap.

Jika mereka para laki-laki sibuk berganti baju, lain dengan Kamila, Kamila yang baru saja pulang langsung makan siang kemudian belajar.