Gadis cantik yang sangat periang itu tiba tiba harus mengalami nasib yang sangat tragis,dia hamil di luar nikah,dan ternyata ayah dari anaknya adalah tunangan dari sang kakak tiri.
Keinginan untuk bisa bersama dengan pria itu adalah hal yang mustahil.
Dia menggantungkan harapan agar hidupnya bisa bahagia seperti layaknya blue iris(bunga iris biru) yang melambangkan sebuah harapan, harapan bahagia dengan atau tanpa pria yang sudah merenggut sesuatu yang sangat berharga dalam dirinya yaitu.... kesucian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 : Efrina teyze
Mobil mewah berwarna hitam terparkir di samping toko, Arka masih setia di dalam mobil,begitupun Denis,dia masih menunggu perintah dari sang bos.
"La Creme Cake and Cookies...benarkah ini tempatnya Nis?"
"Iya tuan,,,apa tuan ingin masuk sekarang?"
"Hhhhhhh,,,,iya,ayo kita masuk."
Mereka melangkah beriringan masuk ke dalam toko kue tersebut.
"Selamat sore."Denis masuk di ikuti Arka di belakangnya.
"Iya sore,,ada yang bisa saya bantu tuan?"Tanya seorang pelayan pada Denis dan Arka yang memilih duduk di kursi yang menghadap ke jalan.
"Aku ingin memesan kue,bisa anda rekomendasikan kue apa yang paling enak di sini?"Denis berbicara sambil menatap menu yang tersedia di mejanya.
"Kami menyediakan dessert khas dari berbagai negara Tuan.Tuan menginginkan dessert seperti apa?"Tanya pelayan itu lagi.
"Apa kamu menyediakan baklava?"Arka bertanya dengan netra yang berkeliling ke sekitar toko yang meskipun tidak terlalu besar,tapi terlihat rapi dan terasa nyaman.
"Ada tuan,,biar saya ambilkan,selain itu ada yang tuan butuhkan?"
" Apa kau menyediakan kopi tanzania peaberry?"Denis seperti tau keinginan sang bos.
"Ada tuan,,tapi untuk kopi tanzania nya,tidak apa kan tuan menunggu sementara waktu?Bos saya sebentar lagi tiba dan yang bisa membuatnya hanya bos saya dan anaknya."terang pelayan tadi.
"Tidak apa,kami juga tidak buru buru."Denis menimpali,karena Arka sudah mulai sibuk dengan ponselnya.
Tidak berapa lama menunggu,dua porsi baklava sudah berada di atas meja mereka.Pastry khas turki itu nampak sangat menggiurkan.Tanpa berbasa basi Arka dan Denis mulai mencicipi dessert tersebut.Begitu gigitan pertama masuk ke dalam mulut Arka,tiba tiba ingatannya kembali ke puluhan tahun silam,rasa kue ini persis sama yang sering di buat sepupu ibunya.Kue kesukaan Arka yang selalu ada saat Arka berkunjung ke kediaman Ehran Mehr.
"Rasa baklava ini mengingatkan ku pada keluarga besar Mehr."Tutur Arka setelah satu suapan sudah berada di lambungnya.
"Benarkah tuan?mungkin karena pemiliknya memang berasal dari Turki,jadi rasanya sama."
"Benar juga katamu."Lanjutnya sambil memakan kue tersebut.
Efrina masuk ke dalam toko dengan tergesa gesa,beberapa menit lalu pelayan yang membantunya bekerja menelpon kalau ada pelanggan yang minta di buatkan kopi spesial.
"Apa mereka sudah lama menunggu?"
"Sudah sekitar lima belas menit yang lalu nyonya."
Baiklah,,kamu kerjakan yang lain saja,biar aku yang antarkan kopi ini."
Efrina menghampiri Arka dan Denis yang sedang asik berbincang,"Ini kopinya Tuan."Efrina meletakkan dua cangkir kopi mahal itu di atas meja.
"Makasih banyak."Denis yang membalas perkataan Efrina,namun tidak berapa lama Arka pun mendongakkan kepalanya,jelas dia sangat penasaran,karena yang sekarang dia temui adalah ibu dari Elnara Ziya.
"Terima kasih atas ko...Teyze??"Arka refleks memanggil Efrina menggunakan bahasa turki.Efrina sesaat terkesiap,Teyze ,panggilan bibi dari pihak ibu yang sudah lama tidak dia dengar,tiba tiba seseorang memanggilnya membuat Efrina menatap lekat wajah Arka.
"Efri teyze?(Bibi Efrina?)"Arka berdiri memandang lekat wanita yang sudah lama tidak di lihatnya.
"Arka...?Kamu Arka kan?"Efrina menajamkan penglihatannya dan benar saja, pria tinggi itu adalah ponakannya.
" Iya teyze,, ini Arka... "tanpa menunggu, Arka memeluk Efrina, wanita cantik yang masih terlihat sangat muda di usianya sekarang.Efrina adalah sepupu Alara Mehr, ibu Arka dan Rey.Efrina adalah anak Ehran Mehr,saudara bungsu Emir Mehr, kakek Arka dari pihak ibu.
"Aku sangat merindukanmu sayang?kamu semakin tinggi dan gagah.Adikmu?lama aku tidak melihatnya,,sudah setinggi apa dia sekarang?"Ujar Efrina.
"Aku juga teyze,,,,Rey,,,Rey sekarang bekerja di Iris hotel,hobi memasaknya sekarang sudah jadi pekerjaan yang menghasilkan.Sudah berapa lama teyze tinggal di Indonesia?"Tanya Arka penasaran dengan tantenya yang satu ini, begitu banyak pertanyaan yang ingin dia tanyakan.Salah satunya adalah kenapa dia tidak melanjutkan usaha orang tuanya, padahal Ehran Mehr adalah pendiri perusahaan E&E, perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan restoran.Dan keluarga Mehr adalah salah satu keluarga terkaya di Turki.
"Sudah lama,semenjak adikmu Elna berumur setahun.Tunggu...Jangan katakan kalau yang datang beberapa hari lalu itu adalah Rey..apa benar sekarang dia adalah head chef Iris hotel...?"Tanya Efrina seakan tidak percaya.
"Rey sudah pernah ke sini?"Arka penasaran.
"Beberapa hari lalu dia mengantar Elna pulang."
Setelah mendengar nama Elna,seketika dia kembali mengingat kalau tujuan utamanya datang ke toko itu untuk mengetahui kehidupan Elna dan ibunya,namun ternyata semua di luar kendalinya.Elna,,gadis cantik yang dia temui lima tahun lalu dan melakukan one night stand dengannya adalah sepupu nya sendiri.
"Bagaimana ini?apa yang harus aku lakukan sekarang?" Batin Arka.
"Haruskah aku mengatakan yang sejujurnya?"Lanjutnya,Arka dilema,takut Efrina akan marah.
Setelah cukup lama berbincang Arka pamit pulang setelah sebelumnya berjanji akan membawa Alara untuk bertemu dengan Efrina.
Di dalam mobil,sesekali Arka menghela nafasnya kasar,hingga Denis yang mendengarnya merasa kalau sang bos memiliki masalah besar.
"Ada yang bisa saya bantu tuan?"Denis ikut merasakan kegelisahan Arka,makanya dia dengan sukarela menawarkan bantuan.
"Hhhhhh...."Arka kembali menghela nafas untuk kesekian kalinya.
"Aku harus bagaimana Nis...."Arka menatap keluar jendela,Denis yang duduk di kursi kemudi mulai mempersiapkan telinganya untuk menjadi pendengar yang baik,dia yakin kali ini masalah Arka pasti sangat serius.
"Elna,,,,,kamu liatkan tadi,pemilik La Creme and Cookies adalah saudara sepupu ibuku,itu berarti chef pastry di hotel kita punya hubungan keluarga denganku."
"Iya tuan."
"Tapi masalahnya sekarang adalah,,gadis belia yang aku tiduri lima tahun lalu itu adalah anak dari tanteku."Arka memijit kepalanya yang tiba tiba terasa sakit.
Ciiiiiittttttt.......bunyi ban yang bersentuhan dengan aspal saat Denis mengerem kendaraan secara mendadak sungguh memekakkan telinga.
"Auugghhh..."Arka berteriak,kepalanya terantuk di jok mobil,karena saat ini posisi duduknya tepat berada di belakang Denis.
"Sekali lagi kau membuatku cedera,aku akan memecatmu,,!!"Ujar Arka lalu mengusap kepalanya.
"Maafkan saya tuan,,saya terlalu kaget mendengar cerita tuan tadi."Denis berterus terang,saat ini dia jadi bingung sendiri,betul apa yang menjadi prediksinya,ternyata masalah bosnya ini memang sangat pelik.
"Apa nona Elna tau kalau tuan yang sudah....."Tanya denis.
Arka menggeleng,dan Denis bisa melihat wajah putus asa Arka dari kaca spion.
"Untuk sementara waktu,sebaiknya Tuan merahasiakan semuanya pada nona Elna,takutnya nona Elna akan syok dan memilih pergi dari sisi anda lagi Tuan."
"Dan untuk mengantisipasi segala sesuatunya menjadi buruk,akan lebih baik jika Tuan memberitahu nyonya Efrina."Lanjut Denis.
Apa yang di katakan Denis menurut Arka adalah solusi yang terbaik untuk saat ini.Dan setelah cukup lama berpikir,akhirnya dia memilih untuk melakukan apa yang Denis katakan.Namun dia harus mencari waktu yang tepat untuk bisa menyampaikan semuanya pada Efrina.
Elna tiba di toko tidak lama setelah Arka pulang.Terlihat gurat lelah dari wajah cantiknya.Dia segera menuju dapur dan mengambil air minum dalam lemari pendingin,tenggorokannya terasa sangat kering.
Glek..glek..glek..
"Haus banget kayak habis lari maraton aja kamu.."Tegur Efrina yang ikut ke dapur saat melihat Elna pulang dari hotel.
Elna hanya tersenyum menanggapi sindiran Efrina."Ozkhan mana Anne?"Dari tadi Elna mencari bocah tampan nan menggemaskan itu,biasanya saat pulang kerja,Ozkhan akan berlari menghampiri Elna dan bergelayut manja di kakinya.
"Ada di dalam kamar,udah tidur,,"Ujar Efrina singkat.
"Ooiya Elna,,,Anne mau menceritakan sesuatu,,"Efrina terlihat menggebu gebu.
"Apa itu?sepertinya berita membahagiakan,,wajah Anne sudah mengatakannya."Elna tersenyum.
"Iya,,tadi itu Anne,,,,,"
"Bundaaa...."Belum selesai Efrina berbicara,Ozkhan datang dan mengalihkan perhatian Elna.
"Hai anak gantengnya bunda?Hari ini Ozkhan nggak nakal kan?"Elna mengusap kepala bocah itu dengan sayang.
"Nggak dong bund..Ozkhan kan anak pintar."Ujar Ozkhan sambil tersenyum.
Deg..deg..deg..
Jantung Efrina berdetak cepat melihat senyum Ozkhan,tiba tiba dia teringat seseorang melihat wajah sumringah sang cucu.
"*Apa ini hanya perasaanku saja..kenapa wajah Ozkhan mirip sekali dengan Arka*?"
...\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*...
kek gak ada yg lain aja
kek g ada orang lain aja gitu.