Anastasya menikah dengan Abimayu karena perjodohan orang tua mereka. Namun setelah menikah Abimayu bersikap acuh kepada Ana karena dia belum bisa menerima Ana dalam hidupnya. Sedangkan Ana telah lama jatuh cinta kepada Abimayu sejak pertama kali melihatnya. Ana terus berusaha untuk membuat Abimayu agar bisa menerima dirinya. Tapi Abimayu tetap tidak bisa menerimanya setelah mengetahui Ana adalah wanita yang suka pergi ke klub malam.
Mampukah Ana meluluhkan Abimayu sampai Abimayu menerimanya?
Mampukah Ana bertahan mencintai Abimayu disaat Abimayu selalu mengabaikannya?
jangan lupa lanjutkan baca kisahnya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adwiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 15
Ana mengalihkan pandangannya kepada Viko yang masih berdiri dalam keadaan marah.
"Apa yang kamu lakukan dengan temanku?" tanya Ana dengan wajah marah dan matanya sampai melotot lebar karena melihat ke arah Viko yang sudah membuat temannya terluka.
"Tanyakan saja pada temanmu apa yang telah dia lakukan."
Ana mengalihkan pandangannya melihat ke arah Risa yang masih terduduk lemah.
"Risa, apa yang terjadi dengan kalian?" Risa masih diam dan tidak ingin bicara sama sekali.
"Apa yang terjadi sebenarnya dengan kalian?" tanya Ana kembali karena belum menemukan jawaban dari keduanya. "Kamu mengatakan jika kalian Risa adalah kekasihmu, tapi kenapa kamu menyakitinya?"
"Dia bukan hanya kekasihku, tapi dia juga istriku!" jawab Viko yang membuat semua orang yang ada di situ terkejut mendengarnya.
Ana belum bisa berkata apa lagi setelah mendengar ucapan terakhir dari Viko. Ia terdiam dengan posisi masih berdiri. Apa benar yang di katakan oleh Viko?
Ana kembali mendekat ke arah Risa, lalu mengajaknya untuk berdiri.
"Berdiri Risa! Ayo kita pergi dan obati lukamu dahulu."
Risa masih diam membisu tanpa mau bicara, dia juga mengikuti ajakan Ana karena dia juga tidak ingin berada di dekat Viko lagi.
Viko kembali berteriak ketika melihat Risa dan Ana sudah ingin meninggalkan mereka. Dia kembali mendekat ke arah Risa dan mencengkram tubuhnya dengan kedua tangannya.
"Viko, aku minta maaf, aku tidak membunuhnya." Mata Risa sudah berkaca-kaca menahan tangisnya. Dia juga terkejut saat Viko kembali mendekat ke arahnya.
"Kamu membunuhnya, ya.. kamu membunuhnyaaaaaaaa," tubuh Risa diguncang oleh Viko karena merasa kesal tidak mendapat alasan yang sebenarnya dari Risa.
"Hentikan!" ucap Ana dengan sedikit kuat. "Meskipun begitu, kamu tidak boleh menyakitinya begini. Kamu lihat apa yang telah kamu perbuat dengan nya. Dia kesakitan." Ana mencoba menghentikan Viko.
"Kamu jangan ikut campur karena ini bukan urusanmu."
"Aku tidak bisa diam kalau melihat temanku di sakiti di depan mataku. Apapun kesalahnya, aku akan tetap membelanya. Kamu juga sudah dengar apa yang telah dia katakan bajwa dia dia tidak membunuh bayi kalian." Ana berkata membela Risa. Dia hanya asal bicara karena mendengar ucapan Risa di akhir katanya.
"Ya, tentu saja kamu membelanya, karena kamu juga sama dengannya, Sama-sama wanita murahan yang sering menjajakan tubuh kalian di klub malam."
"Apa yang kamu bicarakan?"
"Kamu jangan mengelak lagi, aku juga tahu kalau kamu adalah temannya yang sering pergi ke klub malam dulu."
Ana sudah tidak ingin mendengarkan Viko lagi, lalu dia memanggil Abimayu dan beberapa temannya untuk menarik Viko agar menjauh dari Risa.
Akhirnya Ana membawa Risa pergi dari rumah itu dan meninggalkan Abimayu, Viko, dan teman mereka yang lain. Dia ingin segera mengobati luka yang ada di tubuh Risa.
Risa berjalan sangat pelan, ternyata kakinya juga terluka. Ana dengan sabar tetap menuntun Risa berjalan hingga mereka tiba di parkiran mobil.
"Aku akan membawamu ke rumah sakit," ucap Ana kepada Risa yang sudah duduk di bangku mobil di sampingnya.
"Aku tidak apa-apa," tolak Risa dengan halus. Dia tidak ingin ke rumah sakit. Menurutnya, luka di tubuhnya tidak terlalu parah, dan tidak perlu ke rumah sakit.
"Siapa bilang kamu baik-baik saja. Coba kamu bercermin di kaca besar! Kamu sudah seperti zombie."
Risa tertawa kecil mendengar Ana menyebutnya seperti zombie saat ini.
"Aku baik-baik saja, kamu tidak perlu khawatir."
"Kamu tahu, aku adalah orang yang keras kepala sejak dulu. Aku akan tetap membawamu ke rumah sakit, kalau kamu tidak mau, aku akan membuangmu di hutan."
Risa kembali tertawa, dia akhirnya menyerah dan membiarkan Ana membawanya ke rumah sakit. Ana memang benar, dia adalah seorang yang keras kepala. Ia akan melakukan sesuatu yang ia inginkan tanpa peduli dengan orang lain yang menganggap apa yang dia lakukan itu benar atau salah.
...----------------...
Di sisi lain, Abimayu dan temannya masih setia menunggu Viko. Mereka membiarkan Viko untuk tenang lebih dahulu.
"Apa yang sebenarnya terjadi di antara kalian?" tanya Abimayu kepada Viko.
"Aku hanya ingin dia menjelaskan sesuatu kepada-ku," jawab Viko dengan pelan.
"Jika kamu ingin penjelasan darinya, tidak dengan cara menyakitinya." Teman mereka yang lain angkat bicara, karena dia kurang setuju jika Viko melakukan kekerasan kepada wanitanya tadi. Dari awal mereka sudah yakin bahwa Viko tidak akan berbuat sesuatu yang menyakiti wanitanya, ternyata mereka salah mengira setelah melihat keadaan wanita Viko tadi.
"Aku tidak menyakitinya," bela Viko pada dirinya.
"kamu jangan mengelak, kami sudah melihat buktinya."
Viko hanya bisa menarik nafasnya dengan dalam. Dia memang benar tidak menyakiti Risa. Tapi karena Risa tidak ingin menjelaskan apa yang dia inginkan, dia akhirnya membuat Risa ketakutan hingga Risa terjatuh dan dia ditimpa beberapa kursi yang tersusun sedikit tinggi di ruangan ini.
"Apa kamu mengenal wanita yang menolong istrimu tadi?" tanya Abimayu penasaran.
Viko melihat ke arah Abimayu dengan heran karena tiba-tiba menanyakan wanita yang bersama Risa.
"Aku tidak kenal dia." jawab Viko yang membuat Abimayu bingung. "Tapi aku sering melihatnya dulu di klub malam bersama Risa."
Perkataan Viko yang terakhir membuat Abimayu sedikit menahan nafasnya karena tidak menyangkal dengan apa yang diucapkan oleh Viko tentang Ana.
"Dulu sebelum aku kenal dengan istriku, aku tetap melihat mereka berdua pergi ke klub malam dan mereka selalu datang bersama." Lanjut Viko memberitahu.
"Apa yang mereka lakukan di klub itu?" tanya Abimayu lagi, dan temannya yang lain hanya mendengarkan mereka berdua berbicara.
"Aku juga tidak terlalu tahu, yang jelas mereka selalu datang dan ikut berjoged menikmati musik bersama orang-orang yang ada di klub itu."
"Kenapa kamu bertanya? Apa kamu menyukai wanita itu?" tebak Viko kepada Abimayu.
"Dia bu..." Abimayu menahan salah seorang temannya yang ingin mengatakan sesuatu kepada Viko. Dia tidak ingin Viko mengetahui hubungan mereka dulu karena dia ingin mencari sedikit tentang Ana dari Viko. Jika Viko tahu bahwa Ana adalah istrinya, mungkin Viko tidak ingin lagi menceritakan kepadanya tentang Ana saat ini.
"Aku berharap kalian jangan pernah menyukai wanita yang sering mengunjungi klub malam jika kalian tidak ingin seperti aku." Viko memberikan peringatan kepada para temannya.
"Aku sudah terlanjur mencintai dia, karena aku juga bukan orang yang baik. Aku juga orang yang suka pergi ke klub itu untuk mencari kesenangan, makanya tidak masalah jika aku mendapatkan wanita yang juga berasal dari situ." Viko mengakui dirinya sendiri.
Abimayu ingin bertanya lagi kepada Viko, tapi dia mengurungkan niatnya itu. Baru sedikit saja dia mendengar cerita Ana dari Viko, rasanya dia tidak sanggup lagi untuk mendengar. Dia tidak tahu bagaimana dengan dirinya jika Viko melanjutkan ceritanya tentang Ana.