"Kenapa kau pergi, Al? Bagaimana nasib anak kita yang sebentar lagi akan lahir? Kenapa semesta sangat tega! Kenapa kau meninggalkan kami, Alan!" Angelina Blaire menangis histeris sembari memeluk kemeja yang biasa dipakai oleh suaminya.
Angelina yang terpukul mengalami gangguan mental di penghujung kehamilannya. Ia selalu menganggap bahwa Alan masih hidup. Bahkan, salah mengira jika Adam adalah suaminya.
Hal itu membuat Damian Jackson, menganjurkan agar putra pertamanya itu menikahi istri dari mendiang putra keduanya.
Bagaimana kehidupan rumah tangga mereka selanjutnya, setelah Angelina menyadari bahwa selama ini suaminya bukanlah Alan, melainkan Adam?
Sekuel dari novel Salah Kamar ( Adik iparku, Istri ku )
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 15. Ancaman Adam Terhadap Miles
"Kau tak mengenaliku?" tanya orang itu. Dia adalah pria berambut pendek dengan kacamata di atas hidung mancungnya. Wajahnya, lumayan menarik. Adam memasang telinganya siaga. Angelina tak boleh bertemu dengan siapapun dari ingatan terdahulu. Atau, hal itu akan mengacaukan segalanya.
"Aku ini, Miles ... kawan kerjamu di--" Belum juga lelaki bernama Miles Branson, itu menyelesaikan ucapannya. Adam sudah keburu menarik tangannya menjauh dari Angelina. Namun wanita hamil itu tersenyum simpul. Dimatanya, saat ini suaminya itu sedang menunjukkan kecemburuan terhadap pria itu.
"Kau manis sekali, Al. Padahal aku tidak mengenal pria itu siapa. Entahlah, di dalam isi kepala ini hanya ada dirimu. Apalagi di dalam hatiku. Kenapa ... aku bisa mencintaimu sebesar ini ya. Sampai-sampai, aku berpikir, jika kau mati maka aku juga akan ikut mati. Aku tidak mungkin bisa hidup tanpamu, Al. Teruslah, mencintaiku. Meskipun, perlahan tubuh ku tak seperti dulu lagi." Angelina asik bermonolog untuk mengungkapkan perasaan hatinya.
Wanita itu merasa semakin lemah aja. Mungkin, karena kehamilannya yang besar dan suasana hatinya yang masih belum stabil. Juga, beberapa waktu lalu ia selalu menghabiskan waktunya dengan menangis dan berteriak-teriak. Hanya saja Angelina tidak akan mengingat itu semua.
Adam mencekal lengan pria berkacamata itu, tatapannya terlihat sekali mengintimidasi. "Benar, kau teman kantor Angelina beberapa waktu lalu?" tanya Adam tegas. Sorot matanya yang tajam itu membuat miles seakan susah bernapas. Baru kali ini ia melihat dan berhadapan dengan pria yang memiliki aura sekuat ini.
"A–aku, iya. Kami satu bagian sebelum akhirnya Angelina di angkat sebagai asisten CEO. Kami, sudah lama tidak bertemu semenjak Angel memutuskan menikah. Apa anda tau kalau saya--"
"Sebaiknya kau pergi! Dan jangan pernah muncul lagi." Adam menghela napasnya dulu sebelum melanjutkan ucapannya. "Kau tidak paham, jika kehadiranmu bisa berakibat fatal!" tegas Adam. Ia tak mungkin menceritakan keadaan Angelina kepada lelaki ini. Akan tetapi Adam harus segera menghalanginya untuk berhubungan dengan Angelina sebelum istrinya itu berhasil melahirkan dengan selamat.
"Maaf, anda siapa? Kenapa memberi perintah seperti ini pada saya? Setau saya, suaminya saja tidak begitu," tolak Miles, membuat Adam memejamkan matanya sambil menarik napas dalam. Adam semakin mengencangkan cengkeraman pada lengan Miles, hingga pria itu meringis kesakitan.
"Jangan banyak tanya dan menurutlah!" tegas Adam dengan rahang yang telah mengetat. Nampaknya ia tengah berhadapan dengan pria keras kepala. Namun, ia tak perlu menjelaskan hal yang sebenarnya pada lelaki tak sopan seperti ini.
"Anda siapa sebenarnya? Mana suami Angelina? Apa kau sedang merayu istri orang yang sedang hamil besar? Sungguh --"
"Tutup mulutmu! Atau, ku buat kau tidak bisa bicara lagi selamanya!" Adam yang semakin kesal, nampak mengencangkan cekalannya hingga Miles mengaduh.
"Argh! Apa kau ingin mematahkan tanganku!" Mendengar Miles yang berteriak kencang. Adam semakin membelalak dan pria itu lebih menjauh lagi dari Angelina. Hingga kini keberadaan Miles terhalang pohon besar. Adam menoleh sesaat dan tersenyum pada Angelina agar wanita itu tak berpikir macam-macam. Padahal, sebelah tangannya sedang melintir lengan Miles.
"Dengar! Aku tidak pernah segan dan takut untuk mematahkan tanganmu! Jadi, berpikirlah dulu jika ingin berurusan denganku!" tegas Adam lagi. Dirinya masih menahan diri dan juga berusaha mengendalikan emosinya. Karakter Adam, yang lembut terhadap wanita, berbanding terbalik jika lelaki ini sudah berhadapan dengan mahluk satu gender. Apalagi yang modelnya sok tau seperti Miles.
Mendapati ancaman seperti ini, Miles menelan ludahnya susah. Sepertinya, ia salah tanggap karena telah menganggap Adam adalah pria tampan yang manis. Dia tak tau, jika Alan yang bertubuh kekar saja selalu berlindung di balik tubuh Adam yang biasa saja. Namun, tetap bisa di bilang atletis.
"Maaf! Aku tidak bermaksud menyinggung mu. Tolong, jangan patahkan tanganku," pinta Miles memelas. Adam pun langsung melepaskan tangan lelaki berkacamata itu. Bertepatan dengan kedatangan Angelina.
"Sebenarnya ada apa dengan kalian? Siapa dia Al?" cecar Angelina seraya memegangi pinggang dan juga bawah perutnya.
Pertanyaannya sontak membuat Miles membulatkan mata dan juga mulutnya.
___________
Pasien pria di hospital bed sebuah kamar khusus rumah sakit. Terlihat mulai menggerakkan jarinya perlahan.
...Bersambung ...
akhir yg membahagiakan utk semuanya
terimakasih author
Author kreji up hari ini .
Mohon dukungannya ya, like, komen, gift dan juga votenya.
Beri rating bintang lima juga.
Terimakasih.
Nantikan sekuelnya yang akan menceritakan tentang Laura dan Asisten kaku Aziel.
Sayang kalian banyak-banyak.