NovelToon NovelToon
Married To Kakak Ipar

Married To Kakak Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:14.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy Shine

Almira Sadika, terpaksa harus memenuhi permintaan kakak perempuannya untuk menjadi madunya, istri kedua untuk suaminya karena satu alasan yang tak bisa Almira untuk menolaknya.

Bagaimana perjalanan kisah Rumah tangga yang akan dijalani Almira kedepannya? Yuk, ikuti terus kisahnya hanya di sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Shine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 03

Beberapa saat kemudian, Almira yang telah selesai dengan ritualnya pun keluar dari kamar mandi, dengan tubuh dan rambut yang basah oleh air. Akan tetapi, ternyata Almira bukannya keluar mengenakan pakaian yang diambilnya dari lemari tadi, melainkan keluar dengan memakai bathrobe yang dirinya temukan menggantung di gantungan dinding kamar mandi, dengan begitu Almira bisa sedikit bernafas lega karena tak mesti harus memakai yang katanya jaring yang disulap menyerupai pakaian namun kekurangan bahan.

Sementara Sebastian yang mendengar suara pintu dibuka, reflek mendongak dan mendapati Almira yang masih terdiam disana. Sebastian terus menatap Almira dengan tatapan yang sulit diartikan.

Almira yang merasa salah tingkah ditatap seperti itu oleh Sebastian, seketika berjalan cepat menuju tempat tidur dan langsung masuk ke dalam selimut.

Sementara Sebastian yang melihatnya jadi mengerutkan kening, merasa heran dengan apa yang diperbuat Almira. Sebastian pun segera bangkit dan berjalan mendekat kearah dimana Almira berada.

Sementara Almira yang mendengar suara langkah kaki mendekat, semakin mempererat selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

"Bangun," Terdengar Sebastian yang memerintah, yang diyakini Almira perintah tersebut ditujukan padanya.

"Tidak mau!" tolaknya.

"Kenapa?"

"Aku malu..!" jawab Almira dengan mengutarakan apa yang tengah dirasakannya saat ini.

"Malu? Malu kenapa?" tanya Sebastian lagi.

"Ya malu lah.. Pokoknya aku bilang malu, ya malu," ucap Almira yang masih setia berada di balik selimut.

"Al... Bangun! Jika Kau tak bangun juga, maka Kakak akan menarik mu," ancam Sebastian.

"Kakak mengancam ku?!" ucap Almira sembari membuka sedikit selimut yang hanya menampilkan matanya saja.

"Kakak tidak mengancam, Kakak hanya memberitahu. Tapi jika Kau berfikir seperti itu.. Maka benar, kata-kata Kakak akan menjadi sebuah ancaman jika Kau tetap tak bangun juga," ucap Sebastian.

"Tidak mau! Al tetap tidak mau!" Tolak Almira yang masih saja keukeh akan pendiriannya.

Bagaimana Almira tidak akan menolak, jika dirinya saat ini tengah memakai pakaian yang tak sesuai, dan itu sangatlah memalukan bagi Almira.

"Al, bangun!"

"Tidak mau!"

"Al...."

"Dibilangin tidak mau, ya tidak mau!"

"Satu!"

"Tidak!"

"Tiga!" Sebastian yang tanpa aba-aba langsung menarik selimut yang digunakan Almira.

Sementara Almira yang tak siap juga karena terkejut, reflek akan menarik selimut itu kembali. Akan tetapi diluar dugaan, Almira justru menarik tangan Sebastian yang menyebabkan Sebastian terjatuh tepat di atas tubuhnya. Yang dikarenakan juga Sebastian yang juga tak siap dan tak menduga Almira akan menarik tangannya, menyebabkan kejadian tersebut tak dapat terelakkan.

Tatapan keduanya pun bertemu, hingga beberapa saat, barulah Sebastian tersadar dan segera bangkit, itupun karena keluhan dari Almira yang mengatakan jika dirinya berat.

"Bangun!" perintah Sebastian lagi.

"Tapi...." Almira menghentikan ucapannya saat melihat tatapan tajam dari Sebastian.

Dan disinilah Almira dan Sebastian berada.. Yaitu Almira yang tengah duduk di salah satu kursi, dan Sebastian yang juga duduk tepat hadapannya.

"Kak... Pelan-pelan... Sakit..." ucap Almira dengan suara yang sedikit bergetar akibat goncangan yang dirinya terima dari Sebastian.

"Ini juga pelan-pelan... Sabarlah, sebentar lagi akan selesai," ucap Sebastian.

"Kak Tian selalu saja berkata seperti itu sedari tadi! Sudahlah, aku saja yang melakukannya," Almira berucap dengan ketus.

"Jika Kau bisa melakukannya sendiri.. Mengapa tidak sedari tadi saja! Lakukanlah! Aku akan melihatnya," ucap Sebastian.

"Ya sudah, mana sini handuknya," ketus Almira sembari memanyunkan bibirnya.

Sebastian pun segera menyerahkan handuk yang digunakannya untuk mengeringkan rambut Almira, kepada Almira.

"Tidak usah manyun-manyun seperti itu.. Kau lihatlah, karena Kau yang langsung tidur tanpa mengeringkan rambutmu terlebih dahulu, bantal yang Kau gunakan menjadi basah," tegur Sebastian sembari menunjuk bantal yang digunakan Almira tadi. "Dan lagi, apa Kau tak tau jika tidur dengan rambut basah akan menyebabkan sakit kepala?!"

"Tau Kakak... Tahu!" ucap Almira acuh tak acuh.

"Jika tahu mengapa tetap dilakukan?!" tegur Sebastian lagi.

"Mau gimana lagi, aku malu..." ucap Almira sembari melihat ke arah pakaian yang dikenakannya.

"Kenapa mesti malu?"

"Ayolah, Kak..! Kak Tian jangan menggodaku," Almira berucap dengan wajah cemberut.

"Dengar Almira." Sebastian men jeda sejenak ucapannya seraya menatap Almira dengan lekat, dia pun menghela nafas sebelum akhirnya kembali berucap, "aku sekarang adalah suamimu, jadi Kau tak perlu lagi merasa malu."

Sebastian berkata demikian mungkin dirinya ingin mencoba untuk mengalah dan menyingkirkan semua egonya walau itu hanya demi istrinya, Cassandra. Akan tetapi perasaan yang kini menderanya justru lebih dominan menggerogoti pikirannya.

Sebastian yang sibuk dengan pikirannya tiba-tiba dikejutkan dengan perkataan Almira yang mengatakan, "Kak, Kak Tian mengatakan semua itu.. Tidak akan meminta hak Kak Tian sebagai suami malam ini juga, bukan..? Kak__"

Pletak!

Sebastian menyentil dahi Almira sebelum Almira menyelesaikan ucapannya yang menurutnya tanpa filter itu.

"Kak Tian..!" Protes Almira dengan rengekan. "Kenapa Kak Tian suka sekali menyentil keningku..?!" ujarnya sembari mengelus keningnya.

"Salah sendiri! Kenapa berfikiran seperti itu?! Bocah ingusan pikirannya sudah ngelantur!"

"Aku bukan bocah ya.. Asal Kak Tian tahu itu! Usiaku sudah dua puluh lima tahun, jadi aku bukan bocah seperti yang Kak Tian katakan!" ucap Almira yang tak terima dikatai bocah.

"Ck, sudahlah, terserah padamu saja. Berdebat denganmu tak akan pernah ada habisnya," ucap Sebastian. "Sekarang aku akan berkata serius denganmu," lanjutnya. "Kita mulai pernikahan ini secara perlahan saja. Perlahan namun pasti. Demi Cassandra, kakakmu. Kita mulai dengan kita satu kamar dan tidur di tempat tidur yang sama. Apa Kau bersedia?" Sebastian bertanya, karena dirinya tak ingin dianggap egois dan mementingkan diri sendiri.

"Baiklah, aku setuju. Demi kak Sandra," ucap Almira dengan yakin tanpa sedikitpun merasa ragu. Akan tetapi, kelanjutan perkataan Almira membuat Sebastian tak urung untuk tak kembali menyentil jidatnya. "Tapi kan, Kak.., kak Sandra menginginkan seorang bayi.. apa kita bisa mewujudkannya hanya dengan sekedar tidur bersama?"

"Kak Tian!" protes Almira. "Senang sekali sepertinya menyentil dahi ku! Bisa-bisa dahi ku yang bagus ini jadi mirip ikan louhan, huuh!" Gerutunya.

"Salah sendiri!" Tukas Sebastian. "Dan untuk mengenai hal itu.. khem!!" Sebelum kembali melanjutkan ucapannya Sebastian berderham untuk menetralkan perasaannya. Karena apa yang akan diucapkannya, menurutnya adalah hal yang sensitif. "Tidaklah harus hari ini juga, masih ada malam-malam berikutnya," lanjutnya.

"Ya... Aku kan hanya bertanya..." sungut Almira. "Tapi tidak seharusnya Kak Tian menyentil keningku terus menerus!" lanjutnya yang kembali protes.

"Seandainya Kakak ingin melakukannya malam ini, memangnya Kau sudah siap?" tanya Sebastian, yang sebenarnya hanya ingin menggoda Almira, agar Almira tak terus mengoceh karena saat ini yang dirinya butuhkan adalah istirahat bukan debat. Karena selain lelah fisik, Sebastian juga merasakan lelah pikiran.

"Tidak!" jawaban spontan dari Almira.

Sebastian yang bersiap akan kembali menyentil Almira, diurungkannya karena Almira terlebih dahulu menutupi keningnya dengan tangannya.

"Dasar bocah!"

"Bocah-bocah begini, juga bisa bikin bocah," gumam Almira, yang samar-samar terdengar oleh telinga Sebastian namun tak begitu kentara.

"Kau bilang apa?"

1
axm
balas mertuan mu yg jahat Al
Yukeu Nadhira
sekarang aja menyesal kemarin kemarin kemana nyonya
Yukeu Nadhira
semua yang kau dan istri mu alami semua berawal dari ibu mu gara gara perbuatan nya kau harus kehilangan istri dan anak mu
Melly Y
ku kira almira akan buktiin dia bisa tanpa tian ehh malah ngemis lagi huh
Melly Y
almira ini bodoh sekali kau thor buat almira ini sadar deh kok mangkin ke sini dia jdi orang bodoh mau aja di injak martua nya huh
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Mommy Shine: Bisa jadi dalam proses.../Smile/ karena saat ini Almira nya masih dalam tahap galau, jadi mungkin masih belum dapat membedakan mana yang baik dan tidak nya untuk dirinya sendiri... sabar aja ya kakak ku... masih bertahap. kalau langsung jadi wanita super.. bisa-bisa langsung tamat saat ini juga... jadi, sabar aza oke... pasti akan ada saatnya Almira melawan!!!
total 2 replies
Melly Y
semoga ibu mertua nya mengalami kecelakaan dan lumpuh
Melly Y
marhua gila huh.. semoga martuanya dapat karma aja thor
Mommy Shine: Ho'oh, betul... semoga dapat karma itu mertua.../Determined//Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!