Kisah Dania yang bertahan dengan suami yang tak mencintainya. Dania bertahan karena cintanya pada Cilla anak dari suaminya. Akankah Pram membuka hati untuk Dania? Sanggupkah Dania bertahan? Atau Dania akan menyerah menjadi bunda pengganti bagi Cilla? Ikuti ceritanya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonny Afriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cinta Bunda Pengganti 32
Kini mereka berlima berada di ruang keluarga. Tentu saja dengan raut wajah Pram yang sedikit tak enak di pandang oleh mata.
" Kamu kenapa sich, Pram. Mami perhatiin kok wajah kamu itu gak enak banget di pandang?"
Semua orang menatap ke arah Pram. Bahkan Reyhan sampai mengulum senyum melihat wajah Pram yang kesal.
" Gak apa-apa, Mi."
Jawab Pram singkat. Namun pandangannya tetap tertuju pada Reyhan dan Dania yang duduk tak jauh dari mereka.
" Tante, Reyhan pamit dulu. Aku pulang ya Dan."
Reyhan pun berpamitan. Setelah kepergian Reyhan, Dania pun menuju kamar Cilla untuk mengajak Cilla tidur siang. Sedangkan Pram tidak kembali ke kantor, dan memilih untuk merebahkan tubuh nya di kamar.
Dania keluar dari kamar Cilla, saat Cilla suah terlelap. Dan Dania pun masuk ke kamar yang ditempati nya. Dania terkejut melihat Pram yang masih ada di rumah, bahkan Pram sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian rumah.
" Kamu gak balik ke perusahaan, Mas?"
Tanya Dania saat melihat Pram yang berbaring.
" Enggak, kenapa?"
" Ya gak apa-apa sih. Cuma aneh aja."
Pram pun bangkit dari rebahannya. Lalu menyandarkan tubuhnya.
" Aneh apa? Apa kamu terganggu dengan kedatangan ku, jadi kamu sama Reyhan gak bisa lama-lama berdua, iya?"
Dania menarik nafasnya dan mengeluarkan secara kasar. Jelas hatinya sakit, Pram menuduhnya ingin berduaan dengan Reyhan, secara tidak langsung Pram menuduhnya selingkuh.
" Maaf ya Tuan Pramudya Hanudinata yang terhormat. Saya tidak serendah itu."
Ucap Dania sambil berlalu keluar dari kamar. Pram melihat jelas wajah Dania yang menahan marah, dan matanya yang berkaca-kaca.
Dania memilih untuk menenangkan diri di taman belakang. Karena tak ingin berdebat lagu dengan Pram. Pram yang merasa ucapannya terlalu menyakitkan untuk Dania pun menyesali.
" Sial..."
Pram menyibak selimut dan turun dari ranjang, Pram berniat untuk menemui Dania. Saat di anak tangga terakhir, Mbak Ratih mendatangi Pram dan menyodorkan sebuah paper bag.
" Maaf Pak, ini untuk Bu Dania."
" Dari siapa, Mbak?"
" Dari dokter Reyhan."
Lalu Mbak Ratih pun kembali ke dapur, menyelesaikan pekerjaannya. Pram melihat isi paper bag itu, ada sebuah krim dan juga note disana.
" Krim ini di pakai saat lukamu sudah kering sempurna. Ini untuk menghilangkan bekas lukamu. Aku memintanya langsung dari dokter ahli kecantikan, jadi kamu gak perlu khawatir. Jaga kesehatan kamu, ya.."
Pram mendecih membaca note itu. Lalu meremas note itu dan membuangnya di tempat sampah. Pram mencari keberadaan Dania. Ternyata Dania ada di taman belakang dan sedang menatap ikan-ikan yang berenang di kolam.
Pram duduk di sebelah Dania, membuat Dania terkejut. Lalu menggeser duduknya.
" Maaf..."
Dania masih membisu, Pram kembali membuat Dania merasa di rendahkan. Pram menatap wajah Dania yang memerah, bahkan matanya masih meneteskan air mata, yang buru-buru Dania menghapusnya.
" Aku memang wanita yang tak kamu inginkan, walaupun begitu, aku tetap menghormati pernikahan ini. Selama aku masih menyandang status sebagai seorang istri, aku tidak akan bermain di belakang seseorang yang bergelar suami. Aku tau kodratku, aku paham posisiku."
Ucap Dania tanpa melihat ke arah Pram. Hatinya sakit mendengar tuduhan Pram.
" Maafkan aku, Dania. Aku hanya..."
" Bersabarlah, Pak. Pernikahan ini akan segera berakhir. Tidak lama lagi."
Dania pun pergi meninggalkan Pram. Kecewa karena Pram menuduhnya selingkuh. Pram memegang tangan Dania saat akan melangkah meninggalkan nya.
" Aku minta maaf Dania. Aku keterlaluan..."
Dania melepaskan tangan Pram dari tangannya. Lalu pergi meninggalkan Pram sendiri disana. Dania menuju kamar Cilla, dan merebahkan diri di samping tubuh putri kecilnya itu. Di belainya rambut Cilla, membayangkan dirinya akan pergi dari rumah itu, membuat Dania meneteskan air matanya. Rasanya berat untuk meninggalkan Cilla.
Pram melihat Dania yang membelai rambut Cilla pun merasa berdosa. Karena cemburu Pram menuduh Dania. Cukup lama Pram memperhatikan, hingga tanpa sadar, Dania sudah tertidur disana. Pram yang melihat Dania tertidur pun, masuk ke dalam kamar Cilla.
Pram menunggu sampai Dania benar-benar terlelap. Lalu menggendongnya menuju kamar mereka. Di rebahkan nya tubuh Dania, dan di rapikannya rambut Dania yang menutupi wajah Dania.
" Maaf.."
Lagi-lagi Pram mengucap maaf. Karena sudah menyakiti hati Dania. Setelah merasa Dania di posisi yang enak, Pram pun keluar kamar. Mencoba meresapi perasaan nya sendiri. Apa benar saat ini dirinya sudah jatuh cinta pada Dania. Atau jiwa egoisnya saja yang sedang bermain, karena mengetahui Reyhan menyukai Dania. Sebagai pemilik Dania, Pram merasa miliknya tengah di ganggu. Dan Pram sedang berusaha mempertahankan miliknya. Entahlah..
Malam hari, mereka makan malam dengan hangat. Dania pun selalu berusaha menyimpan semua masalah di rumah tangga nya dari ibu mertua nya. Dania hanya ingin wanita yang menyayanginya itu melihat kebahagiaan saja.
" Dania, besok kita ke butik ya. Mami mau beli baju untuk kamu dan Cilla. Nanti kita pakai sewaktu ke pernikahan Chelsea. Gimana?"
" Tapi, Mi. Baju Dani juga masih ada. Masih bagus kok, Mi."
" Mami cuma ingin kamu dan Cilla pake baju couple. Seperti ibu-ibu muda yang lain. Tapi kalau kamu gak mau, ya gak apa-apa. Mami gak maksa kok sayang."
Fatma menerangkan pada Dania. Dania menunduk merasa tak enak hati, Pram menggenggam tangan Dania. Mencoba menenangkannya. Dania melihat ke arah Pram, dan mengangguk kecil.
" Oke, Mi. Besok kita ke butik ya. Dania mau kok, pake couplean sama Cilla."
Fatma menatap menantunya itu. Ada binar bahagia di wajahnya.
" Beneran sayang. Kamu mau? Kamu gak malu kan?"
" Gak kok, Mi. Masa Dania malu. Besok kita ke butik ya."
Lalu mereka pun melanjutkan makan malamnya. Setelah selesai, Dania pun membawa Cilla ke kamarnya. Bocah tiga tahun itu, sudah mengantuk. Sementara Pram dan Fatma masih berada di ruang keluarga.
" Pram, mami bahagia, kamu dan Dania akhirnya bisa saling menerima."
Pram tersenyum, lalu menggenggam tangan Ibunya.
" Pram minta doanya aja ya Mi."
Fatma mengangguk, lalu melihat Dania yang ada di ujung tangga. Dan memintanya untuk bergabung. Mereka pun bercengkrama di ruang keluarga. Sampai Fatma memperhatikan Pram yang beberapa kali menguap.
" Kalau kamu sudah mengantuk, istirahat lah, Pram. Mami juga mau istirahat."
Fatma menepuk bahu putranya, lalu masuk ke kamarnya. Sedangkan Dania dan Pram masih di ruangan itu. Pram melihat ke arah Dania. Lalu menjulurkan tangannya.
" Ayo, kita ke kamar. Aku sudah ngantuk, besok pagi , aku ada meeting penting."
Dania menatap tangan Pram, dan beralih ke wajahnya. Pram pun mengisyaratkan dengan mata. Dania menerima uluran tangan itu, dan melangkah bersama menuju kamar mereka.
semoga ceritanya tidak mengecewakan