Transmigrasi Ke Tubuh Anak SMA

Bismillahirohmanirohim.

Sampai di taman benar saja, Laura melihat Jessica yang sedang duduk di kursi taman seorang diri seperti sedang menunggu seseorang.

Jessica merasa Gina sudah kembali dengan Laura segera menoleh pada kedua orang itu.

Jessica Melambaikan tangannya pada Liana dan Gina sambil membuka mulutnya untuk bersuara, "Gina Liana sini." Panggil Jessica pada kedua gadis yang masih berseragam abu-abu itu.

'Wow Sepertinya seru, kita lihat Laura sebentar lagi drama yang kamu nanti-nantikan akan dimulai.' ucap Laura dalam benak Liana sambil mengikuti Gina yang berjalan lebih dulu menghampiri Jessica.

Saat Laura dan Gina sudah berada di samping Jessica, Laura yang berada di dalam jiwa Liana Gadis itu sama sekali tidak mengucapkan sepatah katapun.

Melihat hal itu Jessica merasa kesal, tapi secepat mungkin dia menyembunyikan rasa kesalnya itu hanya demi permintaan maaf pura-pura pada Liana.

"Liana pasti Gina sudah ngomong sama lo sebelumnya, kenapa gua ngajak Lo ketemu di sini." dengan berat hati Jessica terpaksa berpura-pura baik pada Liana.

"Hhhmmmm."

Hanya sebuah deheman yang keluar dari mulut Liana, sontak hal itu semakin membuat Jessica dan Gina geram, tapi keduanya kali ini tidak bisa berbuat apa-apa. Karena jika mereka terbawa emosi maka rencana yang sudah mereka susun sedari awal sudah hancur.

Padahal tanpa kedua orang itu sadari, Laura sudah mengetahui semua rencana tidak etis mereka itu.

"Liana gua tahu kesalahan gua banyak sama lo, tolong maafin gua gua janji akan menjadi teman yang baik sama lo." mohon Jessica pada.

'Wek! rasanya aku ingin sekali muntah mendengar perkataanku sendiri pada gadis cupu ini.' ucap Jessica dalam benaknya.

"Jadi bagaimana Liana Apakah lo mau memaafkan kami berdua?" Jessica kembali bersuara karena sedari tadi Liana tak bergeming sama sekali Liana tak mengeluarkan sepatah kata pun.

"Gimana ya? gue sih mau aja maafin kalian berdua, tapi apa buktinya kalau kalian berdua benar-benar tulus minta maaf sama gua." kata Liana akhirnya.

"Lo tenang aja Liana sebagai tanda bukti kalau gua sama Gina benar-benar tulus minta maaf sama lu bebas mau ngelakuin apa aja sama kita." sahut Gina.

"Benarkah?" Laura pura-pura kaget dengan tawaran yang diajukan oleh Gina.

padahal Laura sendiri tahu bagaimana cara main yang akan dilakukan Gina pada dirinya. 'kita lihat saja siapa yang akan terjebak dalam permainanmu sendiri, kenapa Aku tiba-tiba jadi kasihan pada Jessica karena menjadi alatmu.' batin Laura.

"Benar Liana, iyakan Jes." ucap Gina sambil mengedipkan sebelah matanya pada Jessica. Jessica tak tahu apa rencana Gina tapi dia segera mengiyakan apa yang dikatakan oleh Gina.

" Iya benar Liana apa yang dikatakan oleh Gina." sahut Jessica dengan cepat.

" Deal, kalau begitu aku setuju."

"Deal." ucap Jessica dan Gina secara bersama.

"Aku pegang kata-kata kalian berdua Dan ingat jika kalian melanggar perjanjian yang sudah kita lakukan saat ini maka kalian berdua akan menerima akibatnya." ucap Liana sambil menyodorkan perekam suara yang sudah dia lakukan saat merekam Apa yang dibicarakan oleh mereka bertiga tadi.

"Apa yang lo lakukan ya Liana? Apakah kamu tidak percaya jika kami berdua meminta maaf dengan lo secara tulus." ucap Gina tidak terima.

Sementara Jessica diam tak bergeming, dia termenung, dia sudah tahu seperti apa Liana yang sekarang sementara Gina belum tahu seperti apa Liana yang saat ini.

"lo tenang aja Gina, gue percaya kok sama kalian berdua. jika kalian minta maaf sama gue dengan tulus. Tapi gue ngelakuin ini buat jaga-jaga tau-tau lu lupa Gina kalau sudah berjanji sama gua tidak akan merundung gua lagi." ujar Laura penuh penekanan tanpa disadari Gina dan Jessica.

"Liana bukan kah seperti itu sama saja tandanya lo nggak mau memaafkan kami."

"Ets, lo salah Jessica gue sudah benar-benar memaafkan kalian berdua, jadi tenang saja ok, oh iya, lonceng hampir tiba kalau gitu gua duluan ya ke kelas." ucapan sambil meninggalkan kedua sahabat itu yang selalu berbuat licik untuk dirinya.

"bye, bye teman baru sampai ketemu di kelas."ucap Diana sambil melangkah pergi meninggalkan Jessica dan Gina yang Masih dia mematung di tempat mereka berdua.

"Sampai ketemu di kelas juga Liana." sahut Jessica akhirnya.

Tanpa Gina sadari sebelum Liana pergi dari depan keduanya, Liana sempat membisikkan sesuatu pada Jessica tanpa didengar oleh Gina dan tanpa dilihat oleh Gina.

"Lo harus hati-hati sama sahabat lo ini Jessica, gue berbaik hati buat memberitahu lo, agar tidak terjebak oleh sahabat lo sendiri." begitulah yang Liana katakan pada Jessica sebelum pergi meninggalkan mereka berdua.

'Apa yang dimaksud oleh gadis cupu itu!' batin Jessica merasa kesal dalam benaknya.

"Ayo kita ke kelas Gina sebentar lagi lonceng tiba." ajak Jessica pada Gina keduanya lalu menyusul Liana masuk ke kelas mereka.

Sampai di kelas Gina maupun Jessica melihat Liana Tengah bercanda dengan sahabatnya Zara, melihat kedua Mak Lampir itu masuk ke dalam kelas Zara buru-buru bertanya sesuatu pada Liana dengan berbisik.

"Liana Tadi gua lihat lu sama satu nenek lampir itu lu nggak diapa-apain kan sama mereka berdua?" bisik Zara pada Liana.

bagaimanapun Zara tetap mengkhawatirkan keadaan Liana jika bersama dengan Jessica dan Gina.

"Lo tenang aja gue nggak papa kok, gue bakal pastiin si Jessica nggak bakal lagi berani ngancem gua terus dia juga nggak bakal berani ngebully gua lagi kayak dulu."

"Good gril."

Jessica dan Gina memang sengaja tidak menegur Liana di dalam kelas karena mereka berdua tidak ingin ada yang tahu jika mereka sudah meminta maaf pada Liana.

"Permainan sudah dimulai, dan lo Gina masuk ke dalam jebakan lu sendiri." batin Laura sambil menatap Gina dengan tatapan penuh makan.

"Gue kasih tau ya Ra, sebentar lagi lu bakal melihat drama yang belum pernah lihat sebelumnya. Tapi ingat lu diem aja nggak usah ikut campur lebih dulu kalau terjadi apa-apa, karena gua pengen ngeliat dua Mak Lampir itu akan memainkan drama mereka sampai mana."

"Sepertinya aku sudah meninggalkan sesuatu, aku sudah melewatkan sesuatu benar kan Li?" Liana mengangguk membenarkan ucapan sahabatnya Zara.

"Nggak papa terlambat Ra, yang penting lu bakal menonton drama spesial hari ini dan untuk beberapa hari ke depan mungkin, lo bakal lihat perubahan kedua Mak Lampir itu nanti sama gua."

Tentu saja Liana dan Zara berbicara dengan bisik-bisik karena tidak ingin ada orang yang mengetahui penuh pembicaraan mereka saat ini, apalagi saat ini Gina dan Jessica berada di dalam kelas mereka.