Xiao An wanita karir yang tengah menjalani kehidupannya tanpa hambatan. Tidak sengaja masuk ke dunia novel yang baru saja ia baca. Di novel dia menjadi Nona pertama Han Yu karakter antagonis, putri dari kediaman perdana menteri keuangan Han. Keluarganya sangat kaya dan hidup bergelimang harta. Kedua orangtuanya sangat mencintai putrinya memberikan semua yang di butuhkan. Sebab itu Nona pertama Han Yu sangat manja, pemarah, juga memandang rendah kalangan bawah. Kekejammnya terhadap pelayan membuatnya di takuti semua orang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku bukan simpanan mu
"Shunxi, bisakah kamu mengajak ku ketempat lain? Aku tidak bisa pulang dalam keadaan seperti ini."
"Kamu ingin pergi kemana?"
"Kediaman Zhen." Han Yu sedikit melirik pria muda yang ada di belakangnya.
".....?"
"Kamu sudah memungutku. Apa kamu tega membiarkan aku berkeliaran di jalan sendirian?" ujar Gadis itu memelas.
Kedua alis Zhen Shunxi menyatu. "Ada kediaman kosong di ujung kota. Kamu bisa tinggal sementara di sana."
"Aku bukan simpanan mu. Untuk apa aku tinggal di kediaman kosong itu." Han Yu masih tidak ingin kalah.
Seringaian tipis mengembang di bibir Zhen Shunxi. "Kamu juga bukan istriku untuk apa aku membawa mu kembali."
"Aku tidak peduli. Aku ingin tidur di tempat yang lebih nyaman. Semua penginapan juga telah di tutup. Hanya kediaman mu yang bisa aku gunakan untuk tidur dengan nyaman malam ini," saut Han Yu memaksa.
Zhen Shunxi hanya dapat menggelengkan kepalanya menghadapi gadis keras kepala di depannya. "Ciiiaahhh..." Kekang kuda di hentakkan lebih kuat agar kecepatan lari kuda bisa di maksimalkan. "Yuuu..." Kuda di hentikan tepat di depan kediaman dengan papan nama bertuliskan, 'Kediaman Zhen.'
Senyuman tipis terlihat di wajah Han Yu.
Pria itu turun terlebih dulu dari kuda. Tangannya di arahkan untuk membantu Han Yu turun. Gadis itu justru melompat langsung kepelukan Zhen Shunxi. "Nona pertama, kamu benar-benar tidak memiliki rasa malu."
Han Yu turun dari pelukan Zhen Shunxi. "Dalam keadaan seperti ini rasa malu tidak di butuhkan. Ayo masuk, di luar sangat dingin."
Penjaga kediaman saling melirik tapi tidak berani menyuarakan keterkejutan mereka. "Tuan muda." Memberikan hormat.
Pintu utama di buka.
Han Yu berjalan cepat masuk ke dalam kediaman Zhen. Sedangkan Zhen Shunxi menatap malas mengikuti gadis di depannya. Sikap Han Yu sudah seperti Nyonya kediaman yang baru saja kembali. Gadis itu menjadi sangat menjengkelkan. Tapi Zhen Shunxi masih bersedia mengarahkan gadis itu menuju ke arah kamar tamu. Ruangan itu cukup berantakan juga jarang di bersihkan. Kesibukan Zhen Shunxi sendiri hampir membuat dirinya tidak bisa kembali ke kediaman.
Saat kamar tamu di buka, Han Yu cukup terkejut melihat keadaan di dalamnya. Debu sudah melekat kuat di setiap sudut ruangan. Jaring laba-laba bahkan memenuhi tempat itu. "Kamu yakin ini kamar tamu?"
"Aku akan mengantarkan mu kembali." Zhen Shunxi membalikkan tubuhnya berniat untuk pergi. Namun langkahnya di hentikan Han Yu.
Gadis itu berusaha tersenyum memperlihatkan rasa syukurnya. "Sudah cukup. Ruangan ini sudah cukup untuk aku beristirahat satu malam." Dia langsung masuk menutup pintu kamar. Pintu kembali di buka, dia mengambil lentera yang masih ada di tangan Zhen Shunxi. Baru setelahnya Han Yu menutup pintu kamar untuk yang kedua kalinya.
Zhen Shunxi berjalan pergi meninggalkan ruangan tamu.
Di dalam kamar yang masih sangat berantakan. Han Yu mencoba membersihkan dua bangku kosong yang masih dapat di gunakan untuk beristirahat. Jubah luarnya ia gunakan sebagai alas untuk merebahkan tubuhnya. Hawa dingin terasa sangat kuat tapi juga ada kenyamanan yang lebih menenangkan. Dari pada di saat dia berada di dalam kamar tamu di tempat Permaisuri Chen Jia.
Rasa lelah yang ia rasakan seperti obat tidur alami. Langsung membuat dirinya tertidur lelap dalam sekejap.
Kreekkk...
Pintu kamar tamu di buka.
Zhen Shunxi masuk membawa botol obat di tangannya. Saat melihat gadis yang menyatukan dua bangku kosong di gunakan sebagai tempat istirahat. Hati kecilnya merasa tidak tega. Perlahan dengan hati-hati pria muda itu membopong Han Yu di dalam pelukannya. Dia membawanya menuju kamar utama. Kamar pribadi yang selalu ia tempati saat kembali di kediaman.
Dia menempatkan Han Yu di atas tempat tidur. Melepaskan kedua sepatu yang masih melekat di kakinya. Kaki halus gadis itu sudah penuh dengan goresan halus yang telah memerah. Bahkan telapak kakinya hampir bernanah. Dengan perlahan Zhen Shunxi mengoleskan obat di setiap luka yang ada di kaki Han Yu. Gadis itu sesekali bergerak namun tidak terbangun dari tidurnya.
Di saat Han Yu memiringkan tubuhnya. Geraian rambutnya jatuh menyamping memperlihatkan leher lembutnya. Di titik syaraf utama yang ada di leher. Terdapat bekas tusukan benda tajam. Ujung tusuk konde yang menekan tidak terlalu dalam. Tapi menunjukkan jika pelaku yang menggenggam tusuk konde sudah berniat untuk mati.
Zhen Shunxi tentu tahu dan sangat akrab dengan bekas luka yang ia lihat. Jelas terlihat jika gadis itu ingin menusukkan tusuk konde miliknya ke dalam lehernya. Rasa penasaran yang awalnya tidak kuat kini mulai menekan pemikirannya. Dia sedikit menggeser posisi agar lebih dekat dengan leher Han Yu. Dengan tangan kasarnya Zhen Shunxi mengoleskan obat pada luka di leher.
Kerutan kening terlihat di saat obat mulai menyentuh luka. Zhen Shunxi bangkit membenarkan selimut agar dapat menutupi sebagian tubuh Han Yu. Pria muda itu pergi setelah meniup enam lilin di ujung ruangan dan menyisakan satu lilin di dekat tempat tidur.
Han Yu membuka kedua matanya di saat cahaya matahari menerobos masuk ke dalam celah kamar. Dia bangun melihat keadaan sudah berbeda. Senyumannya terlihat, "Mulutnya sangat tajam tapi hatinya masih dapat di andalkan." Gadis itu bangun dari tempat tidurnya. Meminum air putih yang ada di dalam teko di atas meja. "Ahahh..." Tenggorokannya terasa lega.
Han Yu memilih untuk mandi terlebih dulu sebelum keluar dari kamarnya. Dia membuka pintu kamar mandi yang ada di bagian ujung ruangan. Dia masuk tapi tidak ada air di bak mandi. Gadis itu keluar untuk mencari kamar mandi lain di kediaman. Dia juga bertanya kepada pelayan laki-laki yang terlihat mondar-mandir di sekitar kediaman. Raut wajah terkejut selalu di tunjukkan semua orang. Tapi gadis itu tidak terlalu memperdulikannya. Dia menuju kamar mandi yang di beritahukan.
Han Yu masuk tanpa permisi langsung berjalan santai kearah bak mandi yang di tutupi pembatas. Dia melepaskan gaun luarnya yang sudah sangat kusam.
Byyuurrr...
Seseorang bangkit dengan sangat cepat melompat dari dalam bak mandi.
Buukkk...
Tubuh Han Yu di dorong membentur dinding ruangan. Lehernya di cekik kuat, "Isss..." Desis rasa sakit terdengar.
Zhen Shunxi langsung melepaskan cengkeramannya saat sadar orang yang masuk ke dalam kamar mandinya bukan penyusup seperti biasanya. Kedua matanya berkilat tajam.
Han Yu mengalihkan pandangan matanya saat melihat dada terlanjang Zhen Shunxi. "Aku tidak tahu kamu sedang mandi," ujarnya gugup. Wajahnya sudah merah padam.
Pria muda itu berjalan kearah samping bak mandi tempat baju gantinya tergantung rapi. Untung saja dia tidak melepaskan celana bawah. Jika tidak keadaanya akan jelas berbeda.
"Aku benar-benar tidak tahu kamu ada di dalam. Shunxi, apa kamu mendengar yang aku katakan?" Han Yu berusaha meyakinkan. "Aaaa..." Kakinya tergelincir di genangan air yang ada di lantai.
Zhen Shunxi menangkapnya namun keseimbangannya ikut terganggu.
Byyuurrr...
Mereka berdua jatuh kedalam bak mandi dengan air yang penuh. Pria muda itu langsung menarik kerah gaun lapisan dalam yang masih di kenakan gadis itu. Agar Han Yu dapat naik ke permukaan bak mandi.
"Huh..." Han Yu kembali dapat bernafas di saat tubuhnya dapat duduk tegap di dalam bak mandi.
bau2 bucin sudah tercium sejak malam tadi🤣🤣
thor jgn ampe kndor 😁😁😁😁😁
sehat selalu untukmu author terbaikkuu