NovelToon NovelToon
My Billionaire Hubby

My Billionaire Hubby

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / CEO / Janda / Cinta pada Pandangan Pertama / Identitas Tersembunyi / Konglomerat berpura-pura miskin
Popularitas:4.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: IAS

Sekuel dari Anak Jenius Mom Sita. Disarankan untuk membaca novel tersebut dulu agar mengetahui tokoh tokohnya.

Kai Bhumi Abinawa memiliki identitas ganda. Ia dijuluki sebagai Mr Sun di dunia hacker yang ditakuti dunia internasional. Sedangkan di dunia nyata Kai dikenal sebagai pemilik sekaligus CEO dari A-DIS ( Abinawa Defense of Internet System) Company yang sukses. Namun kesuksesan yang dimiliki membawa ia dalam banyak masalah. Banyak wanita yang mengejarnya serta musuh yang ingin menjatuhkannya.
Merasa lelah dengan rutinitasnya, Kai memutuskan untuk menepi dan melakukan sebuah perjalanan. Ia meninggalkan semua kemewahannya dan berkelana layaknya pemuda biasa.
Di tengah perjalanannya Kai bertemu penjual jamu gendong yang cantik. Kirana Adzakia nama wanita berhijab tersebut. Kai jatuh hati terhadap Kiran dan Ia memutuskan untuk menetap di daerah tempat tinggal Kiran sebagai penjaga warnet. Namun siapa sangka Kiran adalah seorang janda muda di usianya yang baru 21 tahun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MBH 15. Kado Cantik

Kota J

Ana beserta Akhza dan Abra tengah berada di pusat perbelanjaan. Mereka diminta sang mommy untuk membeli keperluan rumah.

" Biasanya Abang nih yang nemenin mommy buat belanja bulanan." Celetuk Akhza

" Iya minggu minggu gini biasanya abang juga udah ikutan mommy masak di dapur ya kak." Ucap Abra sambil melihat mendorong troli belanja.

" Kak… mas… Ayo… ini masih banyak banget yang belum dimasukkan ke troli."

Teriakan si bungsu membuyarkan obrolan mereka berdua.

" Iya bawel."

Akhza dan Abra segera menyusul Ana sebelum gadis itu mengoceh panjang lebar. Mereka kemudian memasukkan satu persatu barang yang sudah ada di daftar belanja yang dituliskan sang mommy.

Saat ketiganya sibuk melompat dari tempat satu ke tempat yang lain tiba tiba Ana disapa oleh seseorang yang sangat tidak asing.

" Hai Ana…."

Ana mendengus kasar mendengar suara wanita yang dibuat semanis mungkin. Ia tahu pasti wanita itu hanya pura pura bersikap manis terhadap dirinya.Dan ia tahu persis siapa wanita yang menyapanya.

Namun seperti yang dibilang mommy nya ia harus bersikap baik kepada siapapun, maka Ana sebisa mungkin menarik kedua sudut bibirnya agar tersenyum menghadapi wanita itu.

" Eh… nona Safira. Hai juga."

" Jangan panggil nona, panggil saja kakak."

Ana sungguh enggan berbicara dengan Safira.

Apa??? Kakak dia bilang, huh… jangan harap. Sampai kapanpun aku tidak akan memanggilnya kakak, ngarep bnaget gitu jadi istri abangku… no way!!! Ana memaki dalam hatinya namun wajahnya sebisa mungkin tersenyum.

" Oh iya An, apa ada kabar dari abangmu?"

" Ehmm… tidak ada. Abang tidak memberi kabar apapun."

" Memangnya kalian tidak tahu Kai kemana, terus memangnya kalian juga tidak pernah menghubungi Kai?"

" Huft…. Maaf ya nona Safira. Sepertinya saya tidak berkewajiban menjawab semua pertanyaan nona. Lagian nona juga bukan bagian dari keluarga kami. Jadi seandainya pun abang memberi kabar saya juga tidak akan memberitahu anda."

" Ana… kamu ngapain… Ayo udah selesai nih. Keburu ditungguin mommy belanjaannya!!!"

" Iya kak… mas… Ana coming… maaf nona. Kedua kakak saya sudah memanggil, saya permisi dulu. Mari nona Safira."

Ana melenggang pergi dengan setegah berlari meninggalkan Safira yang wajahnya merah padam karena kesal.

" Huh… Dasar gadis kurang ajar. Awas saja nanti jika aku berhasil menjadi istri Kai, aku pasti akan menyiksamu."

Safira menghentakkan kakinya dengan keras pertanda ia amat kesal dengan Ana. Wanita itu pun juga segera meninggalkan pusat perbelanjaan tanpa membeli apapun. Mood nya sudah sangat buruk setelah bertemu dengan Ana.

Sedangkan Ana ia tampak kesal kepada dua saudara kembarnya. Bibirnya pun mengerucut sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Akhza si sulung dari kembar tiga itu pun sangat tahu jika sang bungsu tengah marah kepada kedua kakaknya.

" Maaf." Ucap Akhza dengan menelungkupkan kedua tangannya.

" Udah ya jangan ngambek, mas males banget harus ngadepin si piranha itu. Adek kan juaranya kalau ngadepin model ondel ondel gitu." Imbuh Abra.

" Huh… dasar kalian ini. Selalu aku yang jadi tameng. Nggak ngadepin si piranha nggak ngadepin cewek cewek kampus yang ngejar kalian. Memangnya aku ini bodyguard kalian apa."

Akhza dan Abra saling tatap sambil nyengir kuda.

" Iya deh iya maaf. Adek mau apa… nanti kak Ahza beliin."

" Yoi… mau minta apa deh nanti mas Abra beliin."

" Bener??"

Akhza dan Abra mengangguk. Ana pun tersenyum devil, ini adalah kesempatannya untuk menguras kantong kedua kakak nya. Akhza dan Abra sedikit merinding dengan senyuman sang bungsu itu mereka punya firasat yang tidak baik.

🍀🍀🍀

"Assalamaulaikum… mom… ayah….. We are home…!!!"

" Waalaikumsalam…"

Sita dan Rama menjawab salam si bungsu secara bersamaan. Keduanya tampak heran pasalnya si bungsu terlihat begitu senang. Bahkan dari pintu ke ruang keluarga Ana berjalan sambil bersenandung. Berbeda dengan kedua putra mereka yang wajahnya nampak kusut sambil membawa banyak kantong belanjaan.

Ana langsung duduk diantara Rama dan Sita membuat Rama sedikit menggeserkan bokongnya.

" Asek kayaknya lagi seneng banget."

" Yoi yah…."

" Kenapa gitu…."

" Hahahhaha…. Lagi seneng aja mom."

Sita dan Rama bertambah heran dengan tingkah anak gadis mereka.

" Terimakasih ya anak anak sudah menolong mommy belanja."

" Sama sama mom."

Jawab Akhza dan Abra lemas tak bersemangat.

" Kalian kenapa kok mukanya kusut gitu?"

" Huft… adek tuh mom. Gara gara dia uang jajan Akhza abis."

" Iya… sama Abra juga. Habis bersih tak bersisa."

Sita langsung mengarahkan pandangannya ke si bungsu meminta penjelasan.

" Wohooo… tunggu mom… jangan marah dulu. Semua itu udah atas izin mas dan kakak. Mas dan kakak ngebolehin Ana minta apapun sebagai kompensasi atas apa yang sudah Ana lakukan."

Rama memicingkan sebelah matanya mendengar penjelasan sang putri.

" Kompensasi? Emang adek ngapain. Apa kontribusi adek kepada Kak Akhza dan Mas Abra?"

" Begini ayah, Adek itu kalau di kampus udah kayak tameng dan tukang pos. Setiap hari ada aja cewek yang nanyain. Eh kamu adiknya Akhza kan, Akhza mana. Iya Abra juga mana. Salam ya sama kakak kamu. Gituu aja terus sampai wisuda."

Rama terkekeh geli mendengar penjelasan sang putri. Ia melirik kedua putra kembarnya. Wajah Sita yang mendominasi membuat mereka memang tampan. Rama pun mendesahkan nafasnya dengan berat.

" Haah….."

" Lho ayah kenapa?"

" Ayah sedikit merasa tersingkir. Mengapa wajah kalian lebih dominan ke mommy. Ayah sama sekali tidak ada sedikitpun di wajah kalian."

Kali ini Sita yang tertawa mendengar ucapan sang suami. Sita pun mendekatkan bibirnya ke telinga Rama.

" Tapi tanpa adanya kamu mereka nggak akan ada mas."

Cup… Rama mencium pipi Sita sekilas. Reflek ketiga anak mereka menutup mata.

" Mommy… ayah… please jangan bermesraan di depan kami yang masih dibawah umur." Teriak Ana kencang.

Kedua orang tua itu hanya terkekeh geli. Kata kata dibawah umur menambah keduanya tertawa lebih keras. Pasalnya triple A ini usianya sudah 20 tahun, tapi saat di rumah mereka memang seperti bocah.

" Oh iya emang ngabisin uang kakak dan mas buat beli apa?"

Ana pun beranjak dari tempat duduknya dan mengambil sebuah paper bag. Gadis itu lalu mengeluarkan isinya.

" Taraaa….."

" Waah cantik banget mukena nya Dek. Buat mommy ya? Tapi kalau hanya beli mukena nggak akan habis kan uang jajak kakak sama mas?"

" No… ini bukan buat mommy."

" Lalu buat siapa."

" An, kamu nggak akan ngasih itu buat si piranha kan. Kak Akhza nggak ikhlas....."

Ana mendengus kesal mendengar nama Safira disebut. Dia masih kesal dengan pertemuannya tadi dengan wanita sombong itu.

" Tck… apa an sih kak. Enggak ya. Mukena ini mau aku kasihkan ke istri abang nanti."

Semua terdiam mendengar perkataan Ana. Mereka sedikit heran mengapa Ana bisa berkata begitu. Terlebih Kai juga belum menikah.

" Kenapa kamu bisa ngomong begitu An?"

" Nggak tau mas. Tadi pas Ana lihat lihat, terus lihat mukena itu kayaknya cantik aja. Dan kepikiran Abang. Dan Ana ngerasa istri abang pasti cantik kalau pakai mukena itu. Huft… jadi kangen abang."

Mata Ana sudah berkaca, dan akhirnya air mata itu luruh juga. Sita langsung mendekap sang putri. Ia juga sama merindunya dengan sang putri kepada putra sulungnya itu.

" Sudah..jangan menangis. Doakan abang sehat."

Rama mengusap punggung kedua wanita yang dicintainya itu dengan lembut.

TBC

1
Eli Elieboy Eboy
𝚝𝚊𝚖𝚊𝚝 𝚕𝚊𝚑 𝚛𝚒𝚠𝚊𝚢𝚊𝚝𝚖𝚞 𝚙𝚒𝚛𝚊𝚗𝚑𝚊 𝚔𝚛𝚗 𝚝𝚘𝚙𝚊𝚗 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚍𝚒 𝚝𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚔𝚊𝚒
Eli Elieboy Eboy
𝚙𝚒𝚛𝚊𝚗𝚑𝚊 𝚙𝚒𝚛𝚊𝚗𝚑𝚊 𝚞𝚍𝚑 𝚍𝚒 𝚔𝚊𝚜𝚒 𝚙𝚎𝚛𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚗 𝚜𝚘𝚔𝟸𝚊𝚗 𝚐𝚊𝚔 𝚖𝚊𝚞 𝚍𝚒 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚛 𝚍𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚔𝚊𝚛𝙽𝚐 𝚗𝚒𝚔𝚖𝚊𝚝𝚒𝚗 𝚕𝚊 𝚜𝚎𝚖𝚞𝚊𝚗𝚢𝚊
Eli Elieboy Eboy
𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚕𝚞𝚊𝚛𝚐𝚊 𝚁𝚊𝚖𝚊 𝚢𝚐 𝚋𝚊𝚔𝚊𝚕𝚊𝚗 𝚍𝚙𝚝 𝚔𝚎𝚓𝚞𝚝𝚊𝚗 𝚍𝚒 𝚑𝚛 𝚞𝚕𝚝𝚊𝚑 𝚙𝚎𝚛𝚞𝚜𝚊𝚑𝚊𝚊𝚗 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚊𝚗 𝚝𝚙 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚊𝚗𝚗 𝚕𝚊𝚑 𝚢𝚐 𝚋𝚊𝚔𝚊𝚕𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚍𝚊𝚙𝚊𝚝𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚓𝚞𝚝𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚜𝚊𝚛 🤣🤣🤣🤣
Eli Elieboy Eboy
𝚋𝚗𝚐 𝚔𝚊𝚒 𝚖𝚊𝚑 𝚓𝚍 𝚓𝚊𝚐𝚘 𝚔𝚕𝚠 𝚜𝚘𝚊𝚕 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞𝚊𝚗
Datu Zahra
Janda kembang ey, sikat Kai
Eli Elieboy Eboy
𝚊𝚢𝚊𝚑 𝚁𝚊𝚖𝚊 𝚋𝚊𝚛𝚞 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚍𝚒 𝚝𝚊𝚗𝚢𝚊𝚔 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚗𝚐𝚜𝚞𝚗𝚐 𝚋𝚒𝚗𝚐𝚞𝚗𝚐 𝚓𝚠𝚋𝚗𝚢𝚊
Eli Elieboy Eboy
𝚝𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚋𝚊𝚗𝚢𝚊𝚔 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚔𝚛𝚒𝚔 𝚓𝚍 𝚗𝚢𝚊 🤣🤣🤣
Eli Elieboy Eboy
𝚐𝚊𝚐𝚊𝚕 𝚍𝚎𝚑 𝚋𝚗𝚐 𝚔𝚊𝚒 𝚑𝚎𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚘𝚊𝚕𝚗𝚢𝚊 𝚞𝚍𝚑 𝚔𝚎𝚝𝚊𝚑𝚞𝚊𝚗 𝚍𝚖𝚗 𝚕𝚎𝚝𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊
Sugi Winarti
Luar biasa
Eli Elieboy Eboy
𝚊𝚍𝚞𝚑 𝚜𝚞𝚔𝚊 𝚋𝚎𝚗𝚎𝚛 𝚗𝚑𝚊𝚛𝚒 𝚖𝚊𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚗𝚢𝚘𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚊𝚒
Eli Elieboy Eboy
𝚜𝚎𝚍𝚒𝚑 𝚌𝚊𝚖𝚙𝚞𝚛 𝚋𝚊𝚑𝚊𝚐𝚒𝚊 🥲🥲🥲
Eli Elieboy Eboy
𝚙𝚊𝚜𝚝𝚒 𝚗𝚗𝚝𝚒 𝚋𝚊𝚔𝚊𝚕𝚊𝚗 𝚝𝚛𝚞𝚜 𝚍𝚒 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚘𝚔 𝚔𝚊𝚗 𝚝𝚛𝚞𝚜 𝚕𝚘 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚋𝚗𝚐 𝚔𝚊𝚒
Eli Elieboy Eboy
𝚓𝚠𝚋 𝚖𝚊𝚞 𝚊𝚝𝚞𝚑 𝚗𝚎𝚗𝚐
Eli Elieboy Eboy
𝚠𝚊𝚗𝚒𝚝𝚊𝚖𝚞 𝚢𝚐 𝚖𝚗 𝚔𝚊𝚍𝚊𝚕 𝚋𝚞𝚗𝚝𝚞𝚗𝚐....
𝚜𝚘𝚔 𝚗𝚐𝚊𝚔𝚞𝟸 𝚎𝚗𝚝𝚎.,.
𝚙𝚛𝚎𝚎𝚎𝚎𝚎𝚝𝚝𝚝
Eli Elieboy Eboy
𝚛𝚘𝚗𝚍𝚘 𝚔𝚎𝚖𝚋𝚊𝚗𝚐 𝚕𝚘 𝚓𝚘𝚍𝚘𝚑 𝚋𝚗𝚐 𝚔𝚊 𝚔𝚊𝚒
Eli Elieboy Eboy
𝚓𝚘𝚍𝚘𝚑 𝚋𝚗𝚐 𝚔𝚊𝚒 𝚞𝚍𝚑 𝚔𝚝𝚎𝚖𝚞 𝚝𝚞
Eli Elieboy Eboy
𝚝𝚙 𝚖𝚊𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚜𝚊𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚝𝚞 𝚜𝚒 𝚏𝚒𝚛𝚊𝚗𝚑𝚊 𝚐𝚊𝚔 𝚖𝚞𝚗𝚐𝚔𝚒𝚗 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚑𝚍𝚞𝚙 𝚜𝚎𝚍𝚎𝚛𝚑𝚊𝚗𝚊 😄😄😄
Eli Elieboy Eboy
𝚝𝚎𝚗𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚛𝚒𝚙𝚕𝚎 𝚊 𝚋𝚎𝚗𝚝𝚁 𝚕𝚐 𝚓𝚘𝚍𝚘𝚑 𝚋𝚗𝚐 𝚔𝚊𝚒 𝚘𝚝𝚠
Eli Elieboy Eboy
𝚋𝚗𝚐 𝚔𝚊𝚒 𝚞𝚍𝚑 𝚐𝚊𝚗𝚝𝚒 𝚗𝚖 𝚓𝚍 𝚋𝚗𝚐 𝚋𝚞𝚕𝚎..,
𝚖𝚘𝚖𝚖𝚢 𝚜𝚒𝚝𝚊 𝚊𝚗𝚔 𝚖𝚞 𝚞𝚍𝚑 𝚐𝚗𝚝𝚒 𝚗𝚖 𝚝𝚞𝚑 /Grin//Grin/
Eli Elieboy Eboy
𝚜𝚎𝚑𝚊𝚝 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚋𝚗𝚐 𝚔𝚊𝚒
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!