NovelToon NovelToon
PEWARIS

PEWARIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa
Popularitas:806
Nilai: 5
Nama Author: Just story

Menceritakan tentang dimana nilai dan martabat wanita tak jauh lebih berharga dari segenggam uang, dimana seorang gadis lugu yang baru berusia 17 tahun menikahi pria kaya berusia 28 tahun. Jika kau berfikir ini tentang cinta maka lebih baik buang fikiran itu jauh - jauh karena ini kisah yang mengambil banyak sisi realita dalam kehidupan perempuan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Just story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13

Pernikahan itu akhirnya digelar dengan segala kemegahan yang menyilaukan mata. Do Hyun, dengan ketenangan yang selalu membalut sikapnya, telah mengutus seseorang untuk menjemput Kim Woon, memastikan pria itu hadir di sisinya saat momen penting itu tiba. Keputusannya bukan tanpa alasan—segala langkahnya selalu penuh perhitungan.

Sementara itu, Yeon Ji berada di sebuah kamar yang jauh dari gemuruh para  tamu bersama wang he yang menjaga nya.

Di udara, ketegangan membeku, menyelinap di antara senyum-senyum palsu para undangan. Banyak dari tamu undangan mulai curiga dan bertanya-tanya dalam hati. Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa keluarga yang begitu kaya dan berkuasa memilih untuk menikahkan ahli waris mereka dengan seseorang yang bahkan namanya tidak dikenal di kalangan mana pun?

Rasa curiga dan kebingungan memenuhi ruangan, namun tak seorang pun berani mengungkapkannya. Semua menyadari bahwa satu pertanyaan saja bisa menyinggung sang tuan rumah. Risiko dari rasa ingin tahu terlalu besar; itu bisa menghancurkan keluarga atau meruntuhkan posisi mereka dalam sekejap.

Acara terus berlangsung dengan suasana yang semakin terasa tegang. Denting gelas-gelas kristal dan alunan musik lembut hanya menjadi latar samar dari ketidakpastian yang menggantung di udara.

Hingga akhirnya, Do Hyun melirik salah satu orang kepercayaannya dan memberi anggukan singkat. Perintahnya jelas. Orang tersebut segera pergi untuk membawa wang he juga yeon ji untuk memasuki ruang acara.

Gae Yeong menatap putranya yang berdiri di altar dengan sorot mata yang penuh luka. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menahan gemuruh emosinya.

Gae yeong : "Maafkan mama, karena terpaksa harus melakukan ini padamu, Mama hanya tidak ingin kau berbuat dosa lebih dari ini mingyu "

Dari kejauhan terlihat Seorang pria terlihat berlari kecil menghampiri do hyun dengan tergesa - gesa dan membisikkan sesuatu padanya.

Do hyun : Apa yang kau katakan barusan?

Kim woon : " Yeon ji, ayah harap tidak akan pernah melihat mu hingga mati nanti "

Di belakang paviliun milik kim sudah terpakir sebuah mobil yang telah disediakan untuk membawa yeon ji dan wang he pergi dari sana.

Wang he : Nona cepatlah masuk, kita tidak memiliki banyak waktu

Yeon ji : Tapi dimana ayah? Bukankah seharusnya kita ke halaman utama untuk acara?

Wang he : Nona mohon segera masuk, kita tidak memiliki banyak waktu. Jangan biarkan pengorbanan kim dan nyonya sia - sia untuk bisa menyelamatkan anda

Di tempat acara, Do Hyun berdiri tegak, matanya menusuk tajam ke arah Kim. Sorot matanya bukan sekadar marah, melainkan penuh dengan sesuatu yang lebih dalam.

Do hyun : Kim, apa kau yakin memilih jalan ini?

Pertanyaan Do Hyun membuat Kim Woon tertegun sejenak. Wajahnya membeku, matanya berusaha mencari sesuatu di tatapan tajam Do Hyun. Ada keraguan, ada ketakutan, namun juga sesuatu yang mirip dengan penyesalan samar.

Akhirnya, dengan suara yang nyaris bergetar kim membuka mulutnya.

Kim woon : Maafkan saya tuan, karena tidak bisa melaksanakan janji untuk menjadikan anda prioritas sebelum putri saya...

Do hyun : Aku senang akhirnya melihat keberanian mu, tapi sayang ini waktu yang salah untuk mu menunjukkan nya kim

Beberapa penjaga bergegas menerobos masuk ke area pernikahan. Mereka mengepung Kim Woon dengan gerakan cepat dan sigap, senjata terangkat tinggi, moncongnya terarah tepat ke tubuhnya. Para tamu sontak menjerit panik, kebingungan menyaksikan kekacauan yang terjadi di momen yang seharusnya sakral. Suara himbauan dari panitia terdengar memecah keributan, meminta para tamu segera meninggalkan tempat untuk keselamatan mereka.

Melihat kejadian itu, Gae Yeong tak bisa tinggal diam. Dengan cepat, ia bangkit dari tempat duduknya, wajahnya pucat namun penuh tekad. Di tengah kekacauan para tamu yang berlarian meninggalkan tempat itu, langkahnya mantap menghampiri sang ayah. Sorot matanya tajam, menembus gelombang kepanikan yang berdesakan di sekitarnya.

Gae yeong : Ayah ku mohon jangan lakukan ini!!! Kita bisa cari wanita lain untuk mingyu nikahi

Tatapan Do Hyun mengunci Gae Yeong, disertai senyum yang samar namun tajam. Seolah-olah senyum itu adalah topeng tipis yang menyembunyikan niat gelap di baliknya. Gae Yeong menelan ludah, pikirannya dipenuhi kecemasan yang mendesak.

Do hyun : Menantu jangan pikir aku tak tau kau terlibat dalam pelarian ini

Gae yeong : A-ayah aku hanya...

Do hyun : Menantu, kau tau aku sangat menghormati mu karena itu aku tidak menghentikan mu saat mengetahui rencana ini aku bahkan memberimu kesempatan untuk melakukan segalanya dan memastikan nya berhasil

Do hyun : kau adalah menantu satu-satunya milik keluarga ini. Bagaimana pun kau berhak memiliki kekuasaan juga membangun kekuatan mu sendiri. Tapi yang ayah tidak pahami kenapa kau begitu ingin menentang putra mu sendiri ?

Tatapan Gae Yeong beralih pada Mingyu. Anak itu sudah menatapnya lebih dulu, matanya penuh dengan sesuatu yang tak bisa ia artikan. Gae Yeong ingin bicara, ingin menjelaskan semuanya, tapi suaranya seakan hilang.

Hening menyelimuti mereka hingga Do Hyun mengatakan sesuatu yang memang gae yeong tak bisa lagi menahan air mata nya lagi.

Do hyun : Aku sangat menyesal harus memberi tahu ini karena mungkin kalian tidak akan bisa menemui mereka lagi

Gae yeong : Apa maksud ayah sebenarnya ?

Do hyun : han mi, apakah kau sudah memasangkan seluruh peledak pada seluruh kendaraan yang kita punya?

Han mi : tentu tuan, sesuai perintah anda kami sudah memasang nya di seluruh kendaraan milik rumah ini dan hanya akan aktif saat kendaraan tersebut berjalan sejauh lima kilo dari tempat kita sekarang

Mendengar itu, seolah ribuan petir menyambar tubuh Kim Woon. Rasa takut akan keselamatan putrinya bercampur dengan frustrasi, membuat pikirannya kacau. Tanpa memedulikan pistol yang masih diarahkan padanya, ia melangkah maju mendekati Do Hyun.

Dengan suara bergetar, ia memohon, hampir putus asa.

Kim woon : Tuan tolong ampuni saya!!! Yeon ji tidak bersalah!!!

Penjaga : sebaiknya kau berhenti kim dan diam disana !!!! Atau kami akan menembak mu sekarang juga!!!

Gae Yeong terkejut, tubuhnya terasa lemas seketika. Tanpa berpikir panjang, ia langsung berlutut di depan Do Hyun, tangan terentang di udara, Matanya yang penuh air mata menatap Do Hyun memohon dengan suara yang hampir tak terdengar.

Gae yeong : Ini semua rencana ku ayah, mereka tidak bersalah. Ku mohon selamat kan mereka, ambil saja nyawa ku. Lakukan apa pun tapi tolong selamatkan yeon ji

Gae Yeong berlutut di hadapan Do Hyun, tubuhnya gemetar. Sambil memohon air mata terus mengalir membasahi pipi nya.

Gae yeong : Ini semua rencana ku ayah, mereka tidak bersalah. Ku mohon selamat kan mereka, ambil saja nyawa ku. Lakukan apa pun tapi tolong selamatkan yeon ji

Han mi : tuan, anda hanya perlu menekan tombol merah itu untuk meledakkannya

Han mi Menyerahkan sebuah remot kecil pada pada do hyun.

Kim woon : Ambil saja nyawa ku!!!! Lakukan apapun!!!! Tapi tolong jangan lakukan ini padanya!!!! Tuan!!!!!

Kim Woon berlutut di hadapan Do Hyun, Dia berteriak histeris, suaranya pecah menembus keheningan, Tangannya gemetar saat ia meraih kaki Do Hyun, memohon dengan segala sisa kekuatan yang dimilikinya. Matanya dipenuhi air mata, penuh dengan ketakutan dan penyesalan.

Namun, Do Hyun tetap tersenyum, pandangannya tetap terpaku pada mingyu di altar, seolah tak terpengaruh oleh jeritan dan permohonan yang melanda.

Do hyun : Mungkin remot ini berada di tangan ku, tapi hidup dan mati putri mu hanya cucuku mingyu yang berhak memutuskan nya

Do hyun : Mungkin remot ini berada di tangan ku, tapi hidup dan mati putri mu hanya cucuku mingyu yang berhak memutuskan nya

Do hyun : kalian telah bersalah menggagalkan pernikahan nya. Karena itu hanya mingyu yang memiliki hak untuk menentukan apa yang akan terjadi selanjutnya

Dengan napas terengah-engah, Kim Woon akhirnya melepaskan genggamannya dari kaki Do Hyun. Air matanya mengalir deras di wajahnya yang putus asa. Pandangannya buram, namun ia masih bisa melihat bagaimana Do Hyun melangkah santai menuju Mingyu, setiap langkahnya penuh percaya diri sekaligus dingin.

Do Hyun berhenti di depan Mingyu, senyum tipis menghiasi wajahnya. Dengan tenang, ia menyerahkan sebuah remot kecil—kunci yang akan menentukan nasib putri Kim Woon.

Do hyun: tentu kan keputusan mu nak

Melihat apa yang terjadi, Gae Yeong langsung bangkit dengan langkah tergesa, hatinya dipenuhi ketakutan yang tak tertahankan. Air mata membasahi wajahnya saat dia berlari menghampiri putranya.

Gae yeong: nak ku mohon, demi seseorang yang telah melahirkan mu kedunia ini. Demi kasih sayang mu pada ayah mu tolong jangan lakukan ini...

Mingyu : Wah mama kau selalu membuat ku terkejut dengan semua kemunafikan mu. pertama kau bicara tentang kebahagiaan ku, lalu mengatakan kau tidak menginginkan harta itu tapi sekarang kau justru berkomplot membawa gadis itu lari ?

Mingyu : Agar pernikahan ini gagal dan aku tidak mendapat kan bagian ku. Luar biasa mama, seandainya aku seorang sutradara aku pasti sudah merekrut mu

Gae yeong berlutut di hadapan mingyu dengan air mata berlinang.

Gae yeong : Musuh mu dan orang yang yang kau benci adalah aku, lakukan apapun yang kau inginkan tapi ku mohon jangan libatkan siapa pun

Mingyu melihat pada kim woon yang sudah tak mampu mengatakan apa pun dengan begitu banyak todongan senjata di kepala nya.

Mingyu : Sebenarnya aku tidak memiliki masalah dengan anjing itu tapi aku sangat suka melihat mu berlutut seperti ini mama

Mingyu : apa lagi saat aku tau, jika kau tak berhasil menyelamatkan nyawa gadis itu maka kau akan merasa bersalah untuk seumur hidup mu....

Gae yeong : mingyu tolong jangan lakukan ini nak

Han mi : Tuan menurut pantauan mobil itu sudah meninggalkan wilayah kita sejauh 7km

Mingyu : Aku rasa ini waktu ini yang tepat untuk ku melakukan nya mama

Gae yeong: mingyu, mama akan bersujud dikaki mu atau melakukan apa pun tapi tolong jangan yang ini nak. Kau tidak akan bisa menghapus linangan darah di tangan mu walaupun kau ingin nak...

Mingyu : aku mungkin akan merasa bersalah, tapi segalanya sepadan jika kau pun hancur didalam nya

Mingyu meraih remote kontrol itu dengan genggaman erat. Jarinya bergetar halus di atas tombol peledak, matanya menatap kosong ke arah Kim yang tak mampu lagi bicara. Detik itu terasa membeku; hanya satu tekanan kecil yang memisahkan mereka dari kehancuran.

Namun, sebelum jarinya sempat menekan tombol itu, sebuah suara memecah keheningan—tajam, jelas, dan memerintah.

Wang he : Tunggu !!!! Saya mohon untuk menghentikan semuanya karena pengantin wanita telah hadir di sini untuk melanjutkan pernikahan!!!!!

####################################

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!