Bilah seorang anak orang kaya, dia jatuh cinta kepada laki-laki bernama Ranu yang bekerja di perusahaan ayahnya. 5 tahun menikah mereka belum dikaruniai momongan.
Bilah sangat mencintai Ranu, akan tetapi suaminya malah bermain dibelakangnya, berselingkuh dengan model. Hati Bilah terasa hancur menghadapi kenyataan, ketika Ranu ketahuan selingkuh, dia berkata kepada Bilah bahwa dia tidak pernah mencintainya, ia mengakui bahwa dirinya menikahi Bilah karena suatu alasan yaitu dendam.
Bilah sangat bucin kepada Ranu. Dengan kenyataan itu, apakah ia akan bercerai atau malah mempertahankan pernikahannya?
Baca yuk kisah lengkapnya, hanya di noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak Farida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sentuhan Seutuhnya Mantan Suami
Bilah sampai di apartement Dina, ia memutuskan untuk tinggal dengan kedua orangnya. Sebelum ia pergi, Bilah ingin berpamitan dengan Dina. Sejak pagi ia belum melihat Dina. Tapi ia tahu Dina ada di dalam kamarnya, karena sepatu Dina masih ada di rak sepatu itu artinya Dina tidak pergi kemana-mana.
Bilah sudah memasukan pakaiannya di koper, menggunakan tas selempang untuk meletakan Handphone dan dompetnya.
Tok tok
Bilah mengetuk kamar Dina, karena dia tahu Dina ada di dalam kamar.
"Din, gue tahu loe di kamar. Ada apa sih Din, kok loe cuekin gue gitu dari kemarin. Apa gue punya salah sama loe Din? gue minta maaf jika gue punya salah. Tolong buka dong Din, gue mohon."
Dina tidak menjawab Bilah, Bilah mencoba untuk menelpon Dina. Tapi Dina tidak menerima panggilan dari Bilah, teleponnya di reject oleh Dina.
"Yah Allah Din, kok loe gini. Ada apa sebenarnya?" gumam hati Bilah.
Akhirnya Bilah menulis surat kepada Dina, karena Dina tidak mau berbicara kepada Bilah.
...Assalamu'alaikum...
...Hai sahabat gue yang cantik, gue pamit pergi yah. Terima kasih udah menerima gue, numpang tinggal sama loe. Gue mau jalani hidup baru. Loe kenapa sih cuekin gue? kalau gue salah, gue minta maaf sama loe. Bagi gue loe tuh bukan sekedar sahabat tapi sudah seperti saudara perempuan gue. Gue udah masak untuk makan malam loe, menu spesial yang loe suka pastinya. Gue sayang loe Dina. Jaga diri loe baik-baik yah, gue pamit....
^^^Nabilah^^^
Bilah meletakkan surat itu di ruang makan. Lalu dia keluar apartement Dina, ia memandang sekeliling apartement Dina yang penuh kenangan bersama sahabatnya, "Gue pamit Din, jangan lupa salat yah. Assalamu'alaikum." Bilah menyeret kopernya keluar apartement Dina. Ia menaiki taksi kemudian akan naik bis ke arah sukabumi.
Dina keluar kamar setelah 2 jam Bilah pergi, ia melihat meja makan penuh dengan menu-menu kesukaan dirinya.
"Ya Allah Bil, loe masak ini semua? maaf gue cuekin loe, ternyata hati gue sakit lihat loe berpelukan dengan Billi. Gue hanya menata hati gue Bil, gue gak mau persahabatan kita hancur karena cinta. Gue akan pilih loe daripada cinta gue ke Billi," ucap lirih Dina.
Dina berjalan ke meja makan, ia melihat surat yang diletakkan di bawah piring. Ia membaca surat itu, betapa terkejutnya Dina, bahwa isi surat itu Bilah berpamitan. Dina membuka kamar tamu, kamar itu tampak rapih dan bersih, ia buka lemari yang biasa Bilah gunakan untuk menyimpan pakaian. Tapi tak ada satupun pakaian Bilah yang tersisa di lemari tersebut.
"Bilah, loe kemana? bodohnya gue...gara-gara rasa cinta gue sama Billi, cuekin sahabat gue paling berarti bagi hidup gue, Din, loe jadi dokter itu karena Bilah kalau Bilah gak bantu bayar kuliah, loe gak akan jadi dokter saat ini. Bodohnya loe Dina." Dina berlari mencari Bilah, dia menangis karena sahabatnya sudah pergi. Berkali- kali Dina mencoba telepon Bilah tapi nomor Bilah tidak aktif.
"Billi, loe tahu Bilah pergi kemana?"
"Aku gak tahu Din, tadi aku ketemu dia pas siang. Ia cerita, kekayaannya sudah diambil alih oleh Ranu, bahkan mobil yang biasa dia pakai ikut diambil. Memang Bilah gak ada di apartement kamu?"
"Gak ada Billi, dia menulis surat dan isinya berpamitan. Ya Allah udah malam begini, Bilah kemana? dia gak ada siapa-siapa di Jakarta."
"Kamu tenang Din, aku ke apartement kamu. Kita cari Bilah bersama-sama, semoga dia baik-baik saja.
***
2 jam sebelum Bilah pergi dari apartement Dina.
Tidak di sangka Ranu menunggu Bilah di depan apartement Dina, ia ingin menunggu Bilah walaupun tidak tahu kapan Bilah akan keluar, sepertinya dewi fortuna mendukung rencana Ranu. Belum lama ia menunggu di depan apartement Dina, Bilah keluar dengan menyeret koper di tangan kanannya. Lalu dia langsung masuk taksi, Ranu tidak melihat kedua sahabatnya yang selalu menolong dia.
"Mau kemana kamu Bilah malam-malam keluar sendirian?" gumam Ranu dalam hati.
Ranu mengikuti taksi Bilah dari belakang, dia fokus untuk melihat kemana taksi yang membawa Bilah. Ia tidak mau kehilangan jejak taksi itu. Ranu terus mengikuti sampai akhirnya taksi yang membawa Bilah berhenti. Bilah pun keluar dari dalam taksi.
Setelah taksi itu pergi, tanpa menyiakan waktu Ranu langsung turun dan membekap mulut Bilah dengan kain pembius, Bilah pingsan dan dimasukkan tubuh Bilah dibagian belakang mobil.
Ranu melaju kembali mobilnya, dia tersenyum penuh kegembiraan dan rasa puas karena Bilah sekarang ada di dalam mobilnya.
"Akhirnya kamu bersamaku kembali cantik, malam ini kita akan bercinta bersama." Ranu mencari jalanan yang agak sepi untuk bisa menyentuh Bilah seutuhnya. Bilah membuka mata, tampaknya bius yang dipakai tidak terlalu kuat sehingga kesadaran Bilah kembali, kepala Bilah sangat pusing, ia memegang kepalanya dan sadar bahwa dirinya sudah di dalam mobil seseorang. Mobil tersebut berhenti, detak jantung Bilah berpacu sangat cepat.
"Siapa yang membuatku pingsan?" tanya Bilah dalam hati, ada seseorang membuka pintu belakang mobil.
"Ranu..." Bilah sangat terkejut siapa yang iya lihat. Ranu tersenyum penuh kegembiraan.
"Oh ternyata istriku sudah bangun."
"Aku bukan istrimu lagi," teriak Bilah.
"Kamu masih milikku, mari kita bersenang-senang," Ranu tersenyum licik.
Ranu mendekati Bilah, dia menutup pintu mobil.
"Jauhkan tubuhmu dari tubuhku," teriak Bilah yang kini tubuh Ranu berada diatas tubuhnya. Ranu langsung melummat bibir merah ranum Bilah, dia membuka kancing baju atas Bilah. Bilah memukul-mukul dada Ranu, tapi Ranu tidak memperdulikan hal itu. Dia terus menciumi Bilah dengan membabi buta.
Ranu menjalar ke leher Bilah, membuat tanda kepemilikan
"Hentikan Ranu, aku tak sudi di sentuh olehmu."
"Malam ini, kamu tidak akan lepas dari kukungannku."
"Lepaskan aku berengsek."
Bilah berusaha untuk melawan Ranu, karena kini tangan Ranuà sudah masuk ke bagian tubuh atas Bilah, ia membuka Bra Bilah.
"Ya Allah tolong aku, dia bukan mahramku lagi. Aku ingin menjaga tubuhku dari laki-laki yang bukan mahramku. Jika malam ini aku bisa selamat dari laki-laki bejat ini. Aku akan menutup aurotku."
Bilah teringat bahwa di kantong celananya ada hand sanitaizer, ia mengambilnya dan menyemprotkan ke mata Ranu. Sontak mata Ranu menjadi perih dan tidak bisa melihat. Bilah mendorong tubuh Ranu lalu membuka pintu mobil. Bilah berhasil keluar dan berlari sekencang-kencangnya.
"Ya Allah jalanan sepi sekali, bagaimana aku bisa sembunyi, kaki ku sudah lelah, kepalaku masih terasa berat." Bilah menangis sambil mengucapkan Istigfar. Tanpa dia sadari di depan ada sebuah mobil dengan kecepatan tinggi, Bilah sudah tidak kuat lagi, ia hanya berdiri sempoyongan sambil memegang kepalanya. Mobil itu hampir menabrak tubuh mungil Bilah, bersyukur supir mobil tersebut bisa rem mendadak tepat waktu. Bilah terjatuh dan pingsan.
Pengendara mobil itu terkejut, ia keluar dari mobil dan melihat kondisi Bilah yang sudah tak sadarkan diri. Lalu tubuh Bilah dimasukan ke dalam mobilnya.
Bersambung