Beberapa orang tidak percaya adanya reinkarnasi. Tetapi inilah yang di alami seorang Angel Zhao. Bukan! lebih tepatnya perpindahan jiwa.
Angel Zhao mendapati dirinya bangun di tubuh wanita bernama Julia Brasco. Gadis polos dan lemah yang juga meninggal akibat kecelakaan. Gadis yang ada di mobil yang menjadi lawannya.
Angel dan Julia yang sama-sama menjadi korban keserakahan, sama-sama korban penghianatan, dan sama-sama menjadi korban penjebakan.
Angel yang bodoh dan naif membuat seluruh keluarganya menanggung penderitaan. Penyesalan yang begitu besar membuat Angel meminta pada yang kuasa untuk memberikannya kesempatan sekali lagi.
Angel yang menginginkan kehidupannya lagi, menempati tubuh Julia yang sudah menyerah dengan hidupnya sendiri.
Angel berusaha untuk memperbaiki hidupnya lewat tubuh Julia.
Dia akan melakukan semua, meski harus menjadi boneka dari pria kaya yang menjadi suami kontraknya. Pria inilah yang mengantarkan Angel kepada pembalasan dendamnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanggar Indah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Luka Karena Cinta
"Tuan" ujar Tomas keberatan. Dia tak mengerti yang dimaksudkan tuannya.
"Kerjakan saja yang kuminta. Aku akan kembali dua bulan lagi. Kau bisa kembali ke Las Vgas untuk mengatakan pada para tetua yang tak akan hidup lama."
Tomas baru saja akan bicara sebelum suara Maxilian terdengar lagi. "Jangan kembali dan membuatku marah. kau dapat mengkonfirmasinya lewat telepon."
Tomas merasa sedih dengan apa yang baru saja didengarnya. Ada rasa keberatan namun dia tak bisa berbuat apa-apa. Tomas berusaha memenuhi segala yang tuannya inginkan.
Maxilian menggerakkan punggung tangannya beberapa kali, menandakan pengusiran yang jelas. Tomas hanya mendesah pasrah. Dia tak bisa melawan. Tuannya adalah orang yang sangat sulit dihadapi. Meski terkadang dia merasa tuannya adalah seorang yang sangat murah hati. Dia hanya tau bahwa hati tuannya telah mati.
"Pastikan kau menemukan wanita yang tak merepotkan dan tak banyak menuntut. Dan jangan lupa katakan padanya kalau aku lumpuh!" perintah maxilian dengan tegas.
"Aku akan melakukan semua yang anda perintahkan tuan." ujar Tomas dengan menghela nafas.
Tomas paham mengapa para tetua menginginkan tuannya menikah. Mereka khawatir tuannya akan hidup kesepian dan penuh luka. Berharap pernikahan dan bayi kecil akan mengobati luka tuannya.
Setelah Tomas meninggalkan rumah besar bernuansa sunyi tersebut, Maxilian kembali menuangkan wine ke gelasnya. Lalu tangannya dengan riang menarik gelas dan menggoyangkannya pelan. Saat melihat sosok Tomas di halaman rumahnya, dia berdiri pelan dan menatap Tomas dari kaca jendela di hadapannya.
Wajahnya membeku tanpa ekspresi. Tatapannya datar dan dingin tanpa emosi. Sesekali tangannya membawa gelas ditangannya ke bibir tipisnya yang melengkung sempurna.
Tubuhnya tegap dan gagah. wajahnya dihiasi dengan hidung yang tinggi meruncing. Mata indah yang berwarna coklat sayu. Alis tebal yang seakan dilukiskan dengan indah untuk menunjang wajahnya yang dingin. Ditambah dengan warna kulit kecoklatan yang sangat seksiihhh. Semua pasti setuju bahwa ketampanan pria ini begitu sempurna.
Tapi sayangnya dia dikenal dengan kekejamannya. Pria yang tidak memiliki hati, Kesendirian yang dia pilih membuat kakek neneknya sangat khawatir. Meski begitu dia bukanlah cucu yang buruk. Sekeras apapun hatinya, dia tetap dianggap cucu terbaik bagi kakek neneknya.
"Ibu aku hanya tak ingin berakhir sepertimu." ujar maxilian pelan. Kenangan lama yang tersimpan beberapa puluh tahun lalu adalah luka sepanjang usianya.
*Flashback
Dua puluh tahun yang lalu saat maxilian berumur lima tahun, dia sering melihat pertengkaran kedua orang tuanya. Dia melihat pertengkaran orang tuanya dari balik pintu lemari pakaian orang tuanya.
"Sayang, kau tak bisa melakukan ini padaku. Bagaimana dengan maxilian? Apa kau tak memikirkan masa depannya?"
Bruakk!!
Tubuh wanita itu terjatuh saat seorang pria mendorongnya tanpa ampun.
"Aku tak mencintaimu! Kau urus sendiri anak itu! Aku akan urus hidupku sendiri bersama anak istriku."
"Aku adalah istrimu sayang...kita menikah lebih dari lima tahun."
"Aku muak padamu! kau sangat membosankan!"
"Kau keterlaluan! Demi wanita seperti itu kau--"
Plakkk!!
Sebuah tamparan mendarat di pipi wanita tersebut. Matanya merah dan mengembun dengan luka hati mendalam.
"Jangan mengatakan apapun lagi! Aku akan segera menceraikanmu!"
"Sayang...sayang...sayang.."
Dari balik lubang lemari itu, Maxilian melihat ayah ibunya terus bertengkar. Saat itu dia tak tahu apa itu perceraian, yang dia tahu setelah pertengkaran itu ayahnya tidak pernah kembali. Ibunya selalu menangis setiap hari. Hari-hari yang biasanya penuh canda tawa, sekarang tidak pernah terjadi lagi.
Hari-hari selanjutnya dia melihat perubahan besar pada ibunya. Tingkahnya makin tidak waras. Ibunya sering memukulinya tanpa alasan. Makian tiap saat terlontar dari mulut ibunya. Dia merasakan sakit yang mendalam pada tubuh dan hatinya, namun dia hanya diam. Wajah Maxilian yang begitu mirip ayahnya membuat ibunya makin menyiksanya.
Dia tahu semua terjadi karena ibunya yang sangat mencintai ayahnya hingga tak mampu menerima semuanya. Lalu ayahnya, sama sekali tak memandang dirinya. Ayahnya lebih memilih memeluk wanita lain dengan gadis kecil yang terlihat sangat bahagia. Dan itu semua juga karena cinta!
Hidup mandiri dengan selalu mendapatkan pukulan setiap hari, tak menjadi masalah baginya. Melihat ibunya mabuk setiap hari dan menyebut nama ayahnya bukan hal baru baginya. Bahkan ibunya membawa pulang banyak lelaki yang berbeda tiap malam juga hal biasa dilihatnya. hal itu tanpa terasa membekukan hatinya. Kebencian itu tumbuh bersama luka dan rasa sakit yang dia pendam sendiri.
Tak ada keluhan yang dia ucapkan. Saat ibunya memukulnya tanpa ampun, dia hanya diam membiarkan rasa sakit mengalir di setiap tubuhnya. Tapi dia tidak terima saat ibunya menusuk pergelangan tangannya sendiri sejak dia mengatakan satu hal.
"Ibu, aku mencintaimu! Aku tak akan meninggalkanmu meski kau membunuhku dengan tanganmu."
Entah karena apa, setelah dia mengatakan itu, ibunya histeris menangis. Menjauhinya dan tak pernah memukulnya lagi. Tapi di suatu hari, dia mendapati sikap ibunya yang begitu manis, memeluknya, membuatkan masakan enak, dan melontarkan kata-kata candaan. Meski membuatnya senang tapi entah mengapa membuatnya kian khawatir. Dan siapa yang menduga bahwa itu adalah hal terakhir yang dilihatnya. Sebelum ibunya bunuh diri karena merasa tak sanggup dengan semua luka karena cinta.
lop u sekebon mam 😍