Irene Jocelyn harus kehilangan masa depannya ketika ia terpaksa dijual oleh ibu tiri untuk melunasi hutang mendiang sang ayah. Dijual kepada laki-laki gendut yang merupakan suruhan seorang pria kaya raya, dan Irene harus bertemu dengan Lewis Maddison yang sedang dalam pengaruh obat kuat.
Malam panjang yang terjadi membuat hidup Irene berubah total, ia mengandung benih dari Lewis namun tidak ada yang mengetahui hal itu sama sekali.
hingga lima tahun berlalu, Lewis bertemu kembali dengan Irene dan memaksa gadis itu untuk bertanggung jawab atas apa yang terjadi lima tahun lalu.
Perempuan murahan yang sudah berani masuk ke dalam kamarnya.
"Aku akan menyiksamu, gadis murahan!" pekik Lewis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bucin fi sabilillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Calon suami?
"Ka-kau sedang apa di sini?" tanya Clara terkejut.
"Aku yang harusnya bertanya, Kau yang sedang apa?" tanya Irene tidak percaya.
"Ini rumah Lewis, calon suamiku! Kami akan tunangan tiga hari lagi," ucapnya dengan berani.
"Oh!" balas Irene ketus.
Ia menatap gadis cantik yang ada di hadapannya dengan berani. Ia sangat mengenal gadis ini, dia adalah kakak tiri yang selalu saja menindasnya sejak kecil.
"Kau!" geram Clara dengan Kesal. "Sedang apa kau di sini? Apa hubungan kau dengan Lewis?" tanya gadis itu curiga.
"Kenapa? Saya nyonya di rumah ini!" jelas Irene membuat bola mata Clara membulat sempurna.
Semua pelayan terdiam ketika mendengar ucapan Irene. Mereka sudah mendengar sendiri dari mulut Lewis, namun pemberitaan media mengatakan hal yang berbeda.
Clara adalah calon istri masa depan Lewis, bahkan seluruh media berpihak pada gadis ini.
"Tidak mungkin! Kau pasti hanya ja*lang yang merayu Lewis biar bisa hidup enak dan memanfaatkannya!" tuduh Clara membuat Irene terdiam.
"Cih! Bukankah kau yang membutuhkan uang untuk membayar hutang ayah? Saya masih memiliki uang untuk hidup lima tahun kedepan tanpa bantuan Lewis!" sindir Irene membuat pelayan di sana terdiam.
Clara terkejut dengan ucapan Irene yang begitu berani. Gadis ini sangat berbeda dengan Irene yang ia kenal dulu.
"Walaupun tidak kaya, setidaknya uang yang saya dapat adalah hasil kerja keras, bukan hasil jual diri atau menjual saudara tiri!" sindir Irene dengan tajam.
Clara berjalan mendekat dan melayangkan tangannya. Namun dengan sigap, Irene menangkap tangan Clara dan menghempaskannya hingga membuat gadis itu terjatuh.
"Kau! Apa apa yang kau lakukan?" pekik Clara yang merasakan sakit.
"Jangan lancang kau di sini!" ucap Irene tegas.
Dua pelayan membantu Clara untuk berdiri. "Nona tidak apa?" tanya mereka dan meminta pelayan yang lain untuk mengambil kotak obat.
"Nyonya, kenapa anda berbuat kasar? Ini tidak mencerminkan wajah dari Mansion tuan Lewis!" ucapnya dengan berani.
Irene terdiam, ia masih mengingat kata-kata sarkas Pak Man kemarin, ia tidak akan menimbulkan masalah kepada mereka yang mungkin sudah lama bekerja di sana.
Pak Man menatap dari kejauhan apa yang tengah terjadi. Ia sedang menghubungi Lewis yang tengah memantau CCTV.
Ia sedang dalam perjalanan pulang pagi ini. Tidak bertemu dengan Irene membuat suasana hatinya tidak enak.
"Biarkan saja! Selagi dia tidak terluka, kita lihat apa yang akan dia lakukan," ucap Lewis membuat wajah Pak Man menggelap.
"Baik, Tuan. Apa saya harus mengusirnya?" tanya Pak Man membuat Lewis terdiam.
"Selagi tidak menyakiti Irene, biarkan saja!" titah Lewis membuat Pak Man menghela napas.
Melihat sikap Irene, ia yakin jika gadis ini pasti akan menimbulkan masalah lain.
Ia mendengar dengan sangat jelas jika pelayan masih berusaha untuk memprovokasi Irene. Namun gadis itu hanya diam dan menatap Clara dengan datar.
"Jika tidak ada urusan apapun, pergilah! Lewis tidak akan pulang sampai besok!" ucap Irene.
Ia berjalan keluar dari rumah, namun dua pelayan menahan tangannya dengan kasar.
"Nyonya, anda harus meminta maaf kepada Nona Clara! Bagaimanapun juga anda belum ada hubungan yang sah dengan Tuan Lewis, sementara Nona Clara adalah tunangan sah Tuan Lewis!" ucap pelayan itu dengan berani.
Irene menatapnya dengan malas. Ia menghempaskan tangan pelayan itu dengan kasar.
"Jangan melewati batas! Sepuluh Manager butik terkenal bisa saya pecat dalam waktu lima menit!" ancamnya membuat semua orang yang ada di sana terdiam.
Termasuk Clara yang tidak menyangka dengan tindakan Irene. "Kenapa kau begitu arogan kepada pelayan? Irene, kau dulu juga sama seperti mereka! Jangan karena kau sekarang menjadi simpanan Lewis, kau bisa bertingkah seenaknya!" ucap Clara membuat pelayan mendapatkan angin segar.
"Tentu saja, Tuan Lewis sendiri yang mengajari saya bagaimana bersikap dengan orang-orang seperti kau!" sindir Irene.
Ia berjalan keluar dari Mansion, Pak Man yang melihat kepergian Irene langsung mengejarnya.
"Anda mau pergi ke mana Nyonya?" tanya Pak Man menghentikan langkah kaki Irene.
"Ke kantor Lewis! Apa anda mau ikut?" tanya Irene ketus dengan wajah datar.
"Kantor yang mana? Daddy Mark sedang mengadakan rapat untuk pencopotan jabatannya!" tukas Clara berhasil membuat Irene terkejut.
Clara menyadari jika Irene tidak mengetahui apa yang terjadi dengan Lewis. Ia masih berusaha untuk memprovokasi adik tirinya agar segera pergi dari rumah ini.
"Kau tidak tau? Sekarang aku ingin membujuk Lewis untuk kembali ke kediaman Maddison. Jadi, kau jangan berharap banyak, karena sebentar lagi Lewis akan menjadi milikku!" ujar Clara.
"Mimpi saja!" ketus Irene.
Ia sangat ingin meninggalkan rumah dan mencari makanan di luar. Ia sungguh sudah sangat lapar saat ini.
Namun ketika hendak berbalik, ia tidak sengaja menabrak Lewis yang sudah berada di belakangnya.
"Mau ke mana kau pagi-pagi?" tanya Lewis sambil memeluk pinggang Irene dengan erat, takut gadis ini akan terjatuh nanti.
Irene terkejut dan terkesiap ketika wajah tampan Lewis berjarak begitu dekat dengannya.
"A-aku hanya ingin mencari makan," ucap Irene lirih, namun langsung membuat wajah Lewis menggelap.
Namun ucapan Irene hanya terdengar oleh mereka berdua. Lewis menatap Pak Man dengan datar.
"Lewis, kamu sudah datang? Mommy memintaku untuk menjemputmu, hari ini dokter sudah memperbolehkannya pulang," ucap Clara tersenyum manis.
"Pergilah! Siapa yang menyuruh kau datang ke sini?" tanya Lewis Ketus.
Semua pelayan terkejut dengan respon Lewis yang lebih memihak kepala Irene dari pada Clara.
"Lewis, aku...,"
"Keluar!" bentak Lewis membuat Clara terkejut.
Ia masih berusaha untuk menjelaskan, namun ketika melihat wajah Lewis yang menggelap, membuat nyalinya menciut.
"Aku akan mencari alasan kepada Mommy nanti," ucapnya melangkah pergi.
Tatapannya semakin tidak bersahabat ketika melihat tangan Lewis yang memeluk Irene dengan sangat posesif.
Ia tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti itu selama ini. Kebenciannya semakin besar kepada Irene.
Selepas kepergian Clara, Lewis menatap beberapa pelayan yang sudah merendahkan Irene. Tanpa melepaskan pelukannya, Lewis menujuk mereka dengan tegas.
"Ambil gaji dan pesangon kalian! Jangan sampai saya melihat kalian lagi sore ini!" tegasnya.
Irene terkejut. "Lupakan saja! Mereka tidak menyakiti saya," jelasnya membuat Wajah Lewis semakin datar.
"Diamlah! Saya sudah melihat semuanya! Jangan membela mereka, bahkan Pak Man sekalipun!" tegas Lewis membuat mereka menelan ludah dengan kasar
"Tuan, jangan seperti ini!" lirih Irene merasa bersalah.
Pelayan yang ditunjuk oleh Lewis memilih untuk berlutut, berharap Lewis masih memiliki sedikit belas kasih.
"Tuan, tolong jangan pecat kami!" pinta mereka dengan air mata yang mengalir.
"Pak Man, antar sarapan ke atas!" titah Lewis.
Ia langsung menggandeng Irene tanpa menghiraukan siapapun lagi.
Sementara Pam Man, ia menyadari kemarahan Lewis dari cara berbicaranya. Ia langsung menyuruh beberapa pelayan untuk menyiapkan sarapan untuk mereka.
Sementara di dalam kamar, Lewis langsung menghempaskan Irene ke atas ranjang dan menatapnya dengan marah.
"Kau ingin kabur lagi? Katakan, mau ke mana kau hari ini?" tanya Lewis.
Tangannya mulai mencengkram leher Irene hingga membuat gadis itu tercekat karena tidak sempat untuk menghirup napas terlebih dahulu.
"Cepat katakan!" bentak Lewis tidak sabar.
Sejenak ia menyadari jika mata Irene terlihat putih dan perlahan terpejam. Dengan cepat ia melepaskan cengkramannya dan membangunkan Irene.
Dia pingsan!.
semangat kak☺
gila ya lewis nyari irene cuma pengen tubuh dia doang , ayo kasih karma lewis seenggaknya biar dia ga seenaknya lagi sama irene