Casey Copeland, wanita berusia 24 tahun yang memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan ibunya sejak ia masih kecil. Casey tidak tau mengapa ibunya membedakannya dengan kakaknya. Ibunya membenci Casey.
Casey mulai lelah dengan segala upaya yang dilakukannya hanya untuk mendapat perhatian ibunya. Casey berubah, ia tidak ingin menjadi Casey yang dulu lagi.
Casey menjebak kekasih kakaknya hingga mereka berakhir di pelaminan. Benih-benih cinta mulai tumbuh pada di antara mereka. Akankah kehidupan Casey berakhir bahagia setelah mengetahui siapa pria itu sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15: Lelah
"Pokoknya tidak ada pertemuan antara Dariel dan Casey kecuali kamu sudah menikah dengannya. Mommy tidak yakin dengan anak itu. Dia benar-benar penggoda sama seperti__"
"Mom.. " Adeline menginterupsi perkataan Matilda. Ia tidak suka jika Matilda menghina Casey.
"Sepertinya Casey juga harus menemukan pasangan hidupnya mom. Aku juga ingin Casey bahagia bersama pria yang dicintainya. Tapi adik ku itu terlalu tertutup. Dia tidak pernah menceritakan tentang kekasihnya pada ku," tukas Adeline sedikit kesal dengan Casey yang tidak pernah terbuka padanya.
"Itu lebih baik, karena dengan begitu dia tidak tinggal di sini lagi dan mommy akan lebih tenang tidak dibayangi masa lalu. Ingatkan dia untuk memilih pasangan yang tidak bisa melampaui suami mu. Kamu harus tetap di atas Casey," ucap Matilda.
Casey yang mendengarnya meremas kuat piring di tangannya. Ibunya begitu tidak menginginkannya. Kata-kata itu membuatnya marah. Segala cara ia lakukan untuk mendapat perhatian Matilda. Namun semuanya tidak berarti di mata wanita itu.
"Mommy bisa tidak jangan berkata seperti itu? kalau mommy tidak suka. Aku akan membawanya tinggal bersama kami," ucap Adeline.
"Apa kamu tidak waras? kamu membawanya tinggal bersama mu dan membiarkan Casey menggoda suami mu," ucap Matilda marah.
"Mom, Casey tidak seperti itu," balas Adeline tidak terima.
"Kalau sampai kamu melakukannya, maka mommy tidak akan menganggap mu sebagai anak lagi," ucap Matilda meninggalkan Adeline.
"Mom.. dengarkan aku dulu," panggil Adeline namun tidak ada balasan dari ibunya.
Casey masuk ke dalam kamarnya, meletakkan sarapannya di atas nakas dengan air mata yang berlinang. Casey menjatuhkan tubuhnya di atas ranjangnya menumpahkan semua kesedihannya.
"Cukup Casey... jangan menangis lagi. Kamu harusnya tidak menangis seperti ini. Bukankah kamu sudah biasa mendengar hal seperti itu. Kamu hanya perlu berpura-pura seperti tidak terjadi sesuatu bukan?" batin Casey menyemangati dirinya. Namun suara tangisannya semakin pecah.
"Akhh.. memangnya aku salah apa," ucap Casey keras merusak tempat tidurnya.
"Kalau aku salah, kenapa tidak mengatakannya langsung agar aku bisa memperbaikinya, Casey lelah diperlakukan seperti ini terus mom.." ucap Casey menangis. Kamarnya kini sudah berantakan.
Keesokan paginya, Casey keluar dari kamarnya dengan memakai gaun di atas lututnya bermotifkan bunga. Tak lupa ia memakai sepatu kets putih serta tas selempangnya. Casey berjalan menuju dapur untuk mengambil buah apel dari dalam lemari pendingin. Casey berbalik, tanpa sengaja manik matanya bertemu dengan sepasang netra Matilda yang juga menatapnya. Entahlah, apakah itu suatu ketidaksengajaan, atau memang Matilda sudah menatapnya sejak tadi. Matilda yang menyadari itu langsung mengalihkan tatapannya.
"Casey... ayo sarapan dulu," ajak Adeline yang sedang sarapan bersama Matilda.
"Aku tidak lapar kak," balas Casey datar meninggalkan kedua wanita itu di ruang makan. Sejak semalam, Casey sudah memutuskan untuk menjadi Casey yang baru. Casey lelah berharap Matilda akan menyayanginya. Sampai saat ini harapannya itu tidak tercapai. Casey lebih baik menjaga jarak dengan mereka dan menikmati dunianya sendiri.
"Casey... " panggil Adeline namun Casey sengaja tidak menggubrisnya.
"Mom.. ada apa dengannya. Tidak biasanya dia seperti itu. Apa dia sedang punya masalah ya," ucap Adeline.
"Sudahlah.. dia tidak mungkin bodoh. Kalau lapar dia pasti akan mencari makan juga," balas Matilda.
"Ayo kamu lanjutkan sarapannya. Bukankah tadi kamu bilang hari ini ada rapat dengan karyawan mu," pungkas Matilda.
"Iya mom," balas Adeline.