Keluarga besar Bramasta tidak menyukai Dian, gadis yatim piatu dan koki biasa yang menjadi istri Stefan karena pernikahan kilat di Las Vegas.
Tidak ada yang menyangka Dian menyembunyikan identitas aslinya sebagai hacker dan juga putri bungsu dari pemilik Perusahaan Wijaya, demi untuk mendapatkan cinta Stefan yang merupakan cinta pertamanya.
Kecantikan, kecerdasan dan kehebatan Dian memimpin Perusahaan Jayanata setelah bercerai membuat semua orang yang pernah menghinanya mati kutu.
Berhasilkah Stefan rujuk kembali dengan Dian setelah menyadari kesalahannya selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LYTIE, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15. Anggur merah
***Restoran***
Laura dan Anastasia semakin kesal melihat Chandra sangat menuruti perkataan Dian. Padahal tadi aura dingin dari tubuh Chandra sudah membuat mereka berdua ketakutan akan dibuat malu oleh Chandra, dengan mengusir mereka dari restoran itu.
Laura dan Anastasia mengira Dian takut kepada mereka berdua sehingga sikap sombong ditampilkan lagi oleh pasangan ibu dan anak yang bermuka tembok itu.
Dian berjalan santai menghampiri Laura dan Anastasia.
"Kamu tahu diri juga! Tidak berani menyinggungku dan mama. Walaupun kamu berhasil mendapatkan pria kaya, jangan harap derajatmu bisa lebih tinggi dari kita! Kamu hanyalah gadis miskin! Kak Stefan tidak akan peduli padamu. Kalau berani macam-macam, aku akan mengusirmu dari Bali!" ancam Anastasia dengan angkuh.
"Benar kata Sia! Ingat statusmu gadis miskin!" gertak Laura.
Dian tersenyum samar sekilas mendengar ancaman Laura dan Anastasia, lalu memberikan tatapan bingung.
"Apa yang kalian inginkan sekarang?" tanya Dian.
"Tuangkan segelas anggur merah untukku dan minta maaf. Lain kali cepat menyingkir jika melihatku dan mama. Kamu tidak selevel berada di tempat yang sama dengan kita," jawab Anastasia.
"Hanya meminta maaf dengan anggur merah saja?" tanya Dian.
"Iya. Kamu kan sudah biasa menjadi koki di Mansion Bramasta. Itu status yang paling cocok denganmu. Aku akan berbaik hati melepaskanmu hari ini," jawab Laura sambil tersenyum lebar.
Laura sangat yakin Dian akan merendahkan diri serta meminta maaf darinya dan Laura. Senyuman mengejek menghias sudut bibir Laura dan Anastasia saat melihat Dian sedang menuang anggur merah ke dalam gelas, menuruti permintaan Anastasia.
Dian mengangkat gelas anggur merah dan mengulurkannya ke arah Anastasia. Mantan adik ipar tidak tahu diri itu sengaja menunda waktu untuk mengambil gelas anggur merah karena menunggu ucapan minta maaf dari Dian.
"Sia. Anggur merah ini untukmu," ucap Dian.
"Ah! Ah! Kamu gila!" teriak Anastasia.
Teriakan Anastasia membuat beberapa tamu restoran melihat ke arahnya dengan mata yang membulat besar. Laura pun ikut berdiri dari kursinya dan mencabut tisu kering dari atas meja untuk mengelap rambut Anastasia.
Dian meletakkan gelas yang sudah kosong di atas meja dengan santai dan melipat kedua tangannya di depan dada.
"Dengar baik-baik Anastasia! Aku yang menceraikan Stefan dan aku lah yang membuang keluarga Bramasta. Jika kamu masih berani mencari masalah denganku, kamu akan rasakan siapa yang ditendang dari Bali!" kata Dian dengan tegas.
***
"Nona Dian. Saya datang mengantar nona ke tempat tuan Chandra," kata manajer restoran dengan sopan dan mempersilakan Dian mengikutinya.
Dian menganggukkan kepala dan mengikuti manajer restoran meninggalkan kedua anggota keluarga Bramasta yang menyebalkan itu. Caci maki serta umpatan dari mulut Laura dan Anastasia diacuhkan oleh Dian.
"Sialan! Rambut dan bajuku kotor, ma!" kata Anastasia.
Penampilan Anastasia seperti anak ayam yang jatuh ke dalam selokan. Kebencian Anastasia terhadap Dian semakin dalam dan memuncak.
Anastasia ingin sekali mengejar Dian, melabraknya dan mencakarnya. Akan tetapi, penampilannya yang memalukan saat ini membuat Anastasia tidak bisa melakukan apa pun.
Laura membuang tisu kotor bekas mengelap rambut Anastasia di atas meja, lalu melihat jam tangan di pergelangan tangannya.
"Sia. Kamu gak bisa ikut mama ke tempat arisan. Nanti sopir langsung antar kamu ke Mansion Bramasta ya," ucap Laura.
"Aku gak mau, ma! Aku harus beri pelajaran ke gadis miskin itu!" teriak Anastasia dengan suara bergetar menahan amarah.
"Tetapi rambut dan pakaianmu kotor," ujar Laura.
"Mama telepon Kak Stefan untuk jemput Sia. Sia yakin Kak Stefan akan memberi pelajaran ke Dian," kata Anastasia.
"Benar juga! Mama telepon Stefan sekarang," ucap Laura.
Laura ingin memberi pelajaran ke Dian, tetapi dirinya lebih mementingkan bertemu dengan teman arisannya sehingga menyetujui usul Anastasia.
***
Dian menyantap hidangan makanan yang sudah dipesan oleh Chandra dengan semangat, sedangkan Chandra sama sekali tidak berselera makan dan hanya menatap intens adik kesayangannya.
"Dian. Apakah selama ini keluarga Bramasta memperlakukanmu begitu buruk?" tanya Chandra.
Chandra merasa bersalah tidak mencegah niat Dian untuk mengejar hasrat cinta pertamanya terhadap Stefan.
"Selama ini aku tidak pernah terpengaruh dengan mulut mereka yang bau dan busuk. Jika mereka berani macam-macam denganku sekarang, aku pasti akan membalasnya puluhan kali lipat," jawab Dian.
"Kakak mendukungmu," ucap Chandra.
Akhirnya Chandra menemani Dian mencicipi makanan yang dipesan olehnya. Mereka berdua menikmati makan siang dengan santai sambil mengobrol. Kejadian tadi dilupakan secepatnya oleh mereka berdua.
***
Selamat malam readers. Bab ini up pukul 22.00 wita. Maaf malam karena ada kesibukan realife. Mungkin untuk dua hari ke depan juga up nya malam. Harap dimaklumi ya readers.
Author tetap usahakan up tiap hari. Semoga lancar ya 🤗🙏
TERIMA KASIH
SALAM SAYANG
AUTHOR : LYTIE