Bumi ~
Sampai matipun aku tak akan pernah menyentuh wanita sepertimu karena tempatmu bukan berada di sisiku tapi berada di kakiku .
Air ~
Tak apa jika kau tak akan pernah melihatku , akan kunikmati setiap sakit yang kau torehkan karena aku adalah istrimu .
Hubungan yang terjalin karena adanya paksaan . Dendamnya pada wanita yang telah menjadi istrinya membuatnya buta untuk melihat kebenaran . Akankah Air mampu bertahan ? Akankah Bumi mampu melepasnya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15
Air terpaksa menggunakan taksi agar ibu dan adiknya tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya . Tadi ia sempat ingin menggunakan angkutan umum untuk menghemat pengeluaran . Tapi ketika dipikir lagi akhirnya ia naik taksi untuk sampai ke rumah ibunya .
" Assalamualaikum .... "
Air tersenyum melihat ibunya yang sibuk melayani beberapa pembeli di warung nasinya . Dia rindu berada dirumah ini , berada di samping orang orang yang sungguh menyayanginya .
" Januuu ... cucu nenek !! " sang ibu segera menghampiri mereka ketika tahu keberadaan Air maupun Janu .
Air memeluk ibunya dengan erat seakan ia ingin membagikan beban berat yang ia tanggung saat ini . Tak terasa air matanya menetes .
" Lho kok malah nangis sih " Sri mengambil cucunya dari gendongan Air kemudian menciumi pipi gembul Janu dengan gemas .
" Air cuma kangen sama ibu dan Dewa , kok sepi rumah Bu ? Dewa mana ? "
" Biasa tadi Dewa ke bengkel sebentar , terus kuliah . Paling sore udah pulang . Kok naik taksi kesininya , nak Bumi mana ? "
" Ckk ... dia sibuk terus Bu ! Sepertinya yang harus ia nikahi itu perusahaannya ... bukan Air !! " Air pura pura merajuk di depan ibunya .
Sri hanya tertawa mendengar kata kata putrinya , hatinya bahagia melihat putrinya sebahagia itu . Setidaknya tidak salah keputusan Air nekat menikahi adik dari suaminya .
Air memutuskan untuk menginap di rumah ibunya , dia sebenarnya ingin sekali mengabari Bumi tapi dia tidak mempunyai nomor ponsel suaminya . Lagipula Bumi juga tidak akan pernah mengkhawatirkan mereka , itu pikir Air .
Janu tidur bersama sang nenek , tadi Sri bilang jika ia ingin tidur bersama cucunya . Sedang Air sedang mengupas bumbu yang dipakai besok untuk berjualan , dia duduk diruang tengah sambil menonton televisi .
Dewa mendekati kakaknya , dan dia duduk di depan kakak yang selama ini sudah bekerja keras untuk keluarga ini .
" Mbak ... "
" Eh kamu Wa , kirain udah tidur "
" Dewa habis nyelesein tugas kuliah tadi "
" Jangan capek capek dibengkel Wa , kamu harus lebih fokus pada kuliah kamu . Mbak ingin kamu jadi orang sukses "
" Kesuksesan Dewa adalah jika Dewa bisa melihat lbu dan Mbak Air bahagia , hanya itu "
Air mencoba untuk tersenyum walau hatinya sedikit tercubit mendengar kata kata adiknya . Bahkan kini ia tak tahu bagaimana cara untuk merasakan sebuah kebahagiaan .
Keputusan yang ia ambil untuk menyelamatkan nyawa papa dari mendiang suaminya malah berujung petaka .
" Mbak bahagia !? "
" Bicara apa sih kamu Wa ! Ya pasti bahagialah , Mas Bumi baik banget orangnya , seperti Mas Reynand yang sangat mencintai kami " bohong Air .
" Mbak bisa berpura pura bahagia di depan ibu , tapi tidak jika di depan Dewa "
DEGGHH ...
Air sempat kaget mendengar jawaban menohok dari Dewa , tapi ia masih mencoba untuk tenang . Dewa memang terlalu pintar untuk ia bisa bohongi . Dari dulu dia dan adiknya sudah mempunyai ikatan yang sangat kuat hingga keduanya tak bisa berbohong satu sama lain .
" Apa sih Wa ngga usah mikir macem macem deh ! Tidur sana , besok pagi ke bengkel kan !? "
" Ya sudah ... Mbak juga jangan kemalaman nontonnya . Besok pulang di jemput Mas Bumi kan !? " pancing Dewa , ia ingin mendengarkan jawaban dari kakaknya .
" Ehmm .. akhir akhir ini dia sibuk banget Wa , Mba ngga ingin ngerepotin dia "
Dewa hanya mengangguk , tapi dia menghela nafasnya . Sepertinya dugaannya terhadap hubungan kakak dan kakak iparnya benar .
" Ya sudah kalau begitu Dewa antar saja kesananya "
" Mbak udah nggak tinggal dirumah papanya Mas Bumi , kami sekarang tinggal di apartemen Kata Mas Bumi lebih tenang di sana Udah mbak kan bisa naik taksi , lagian apartemen itu jaraknya lebih jauh ... kasihan Janu kalau naik motor kesananya " kilah Air agar Dewa mengurungkan niatnya .
" Ckk ... Dewa istirahat dulu Mbak "
Air memejamkan matanya sesaat , apapun yang terjadi Dewa dan ibu tidak boleh mengetahui keadaannya yang sebenarnya . Air masih yakin jika suatu saat Bumi masih bisa berubah .
*
Bumi yang malam itu ternyata pulang ke apartemen membanting semua yang ada di dekatnya . Apapun yang bisa ia raih ia lemparkan ke tembok hingga ruang tamu terlihat sangat kacau .
Dugaannya benar , pasti Air tidak ada di rumah karena sedang check in bersama pria yang ia lihat tadi siang duduk bersama istrinya .
" Dasar perempuan hina !!! Bisa bisanya kau mengkhianatiku . Jika dulu kau bisa membohongi Kak Reynand , tapi kini aku tidak akan membiarkanmu . Akan kubuat nerakamu disini !! Aira Prameswari ... "
Hatinya sangat sakit melihat Air yang bisa tertawa lepas di depan laki laki lain bahkan Janu pun terlihat sangat bahagia dipangkuan laki laki itu . Entah kenapa semua hal yang sebenarnya tidak dianggapnya penting itu bisa sangat menyakiti hatinya .
Bumi tidak suka jika wanita itu terlihat bahagia di depan laki laki lain .
~ Lhahh uripmu ki piye to Mas Bum , nggak nyadar juga kalau udah ada tanda tanda bucin melanda 🤣🤣 ~