Karya ini hanya fiksi bukan nyata. Tidak terkait dengan siapa dan apapun.
Elyra Celeste Vesellier, putri bungsu dari Kerajaan Eryndor. Lahir di tengah keretakan hubungan orang tuanya, ia selalu merasa seperti bayangan yang terabaikan.
Suatu hari, pernikahan nya dengan Pangeran dari kerajaan jauh yang miskin ditentukan. Pukulan terbesarnya saat dia mengetahui siapa gadis yang ada dihati suaminya. Namun, Elyra pantang menyerah. Dia akan membuktikan jika dialah yang pantas menjadi Ratu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rose Solace, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10
Pagi itu, istana tampak lebih tenang. Cedric sedang menghadiri pertemuan penting bersama Raja. Sebagai penerus, Cedric harus lebih aktif dan belajar banyak hal.
Karena istana Lyra sedang di bangun, Cedric menyuruhnya untuk tinggal sementara di istana nya. Istana Cedric yang megah memang tampak indah dari luar, tetapi bagi Lyra, keindahan itu adalah topeng yang menyembunyikan rahasia gelap di baliknya.
Sejak tiba sebagai istri Cedric, Lyra merasa seperti seorang tamu di dalam istana suaminya sendiri. Semua terasa asing, dan yang lebih menyakitkan adalah Cedric hampir tidak pernah benar-benar menatapnya, apalagi bersikap seperti seorang suami.
Lyra berjalan sendirian di sekitar istana. Ia mencoba mencari cara untuk mengisi waktu yang terasa begitu hampa. Hingga langkahnya membawanya ke sebuah ruang kerja kecil yang tampaknya sudah lama tidak digunakan. Debu menutupi rak-rak kayu, tetapi beberapa benda di meja tampak seperti baru saja disentuh.
Rasa ingin tahu mendorong Lyra untuk membuka laci-laci meja. Tangan nya menyentuh sesuatu. Sebuah kotak kecil terbuat dari kayu mahoni.
Lyra mengangkatnya, memandangi ukiran halus yang menghiasinya. Saat membuka kotak itu, ia menemukan sebuah cincin emas sederhana yang begitu indah.
Cincin itu terlihat seperti cincin pasangan. Berbagai pertanyaan mulai mengganggu benaknya. Namun, yang lebih mengejutkan, di bawah cincin itu terdapat sebuah surat yang dilipat rapi. Dengan tangan bergetar, Lyra membukanya dan mulai membaca.
...****************...
-Untuk Sierra
Sierra, cinta sejatiku. Hari-hari yang kuhabiskan bersamamu adalah saat-saat terindah dalam hidupku. Kamu adalah wanita yang menyelamatkanku, tubuh dan jiwaku. Aku tidak pernah bisa melupakan pengorbananmu, keberanianmu, dan cinta tulusmu.
Aku telah memberikan seluruh hatiku, dan akan selalu menjadi milikmu. Kamu adalah satu-satunya wanita yang kupilih bukan karena kewajiban, tetapi karena cinta yang murni. Aku akan melakukan segalanya untuk melindungimu.
Cedric-
Seperti itulah guratan tinta pada lembar kertas tersebut. Surat itu terjatuh dari tangan Lyra. Ia memandang kosong ke arah meja, tubuhnya terasa lemas.
Dia sudah tahu jika Cedric sangat mencintai Sierra. Dapat dia lihat dari tatapan Cedric setiap kali dia berbicara dengan wanita itu. Surat dan cincin itu membuat Lyra semakin bertanya-tanya, ada hubungan apa antara Cedric dan Sierra sebenarnya.
Keesokan harinya Lyra meminta Natasha dan Anya, pelayan baru Lyra, untuk mencari tahu lebih banyak hal tentang Sierra. Anya seorang pelayan baru yang dapat dipercaya, dan setia pada Lyra, segera memanfaatkan jaringan nya di kalangan pelayan.
Setelah beberapa hari, ia kembali dengan kabar yang mengejutkan.
"Yang Mulia", bisik Anya saat mereka berdua berada di kamar pribadi Lyra.
"Saya mendengar jika lady Sierra adalah tabib yang hebat. Dan saat ini.. saat ini lady Sierra tinggal di bagian terpencil istana ini. Tapi hanya sedikit orang yang tahu", Anya melanjutkan.
Mendengar itu, Liora merasa dadanya sesak. Wanita itu tidak hanya menjadi bagian dari masa lalu Cedric, dia bahkan berada di istana ini.
...****************...
Lyra menghabiskan malam itu dalam kesendirian, memikirkan apa yang harus ia lakukan. Amarah, sakit hati, dan rasa sedih berputar di dalam dirinya. Ia bisa saja langsung menghadapi Cedric, dan menuntut penjelasan. Namun, ia tahu bahwa meluapkan emosinya tidak akan mengubah apapun.
"Aku bukan hanya seorang istri", gumam Lyra pada dirinya sendiri, menatap bayangan nya di cermin.
"Aku adalah seorang Putri dan di masa depan aku akan menjadi Ratu. Jika Cedric memilih wanita itu, aku akan menunjukkan bahwa aku lebih dari cukup untuk posisi ini", ucap Lyra lirih, sorot matanya dipenuhi tekad.
Keputusan itu membuat Lyra mulai berubah. Ia memutuskan memanfaatkan posisinya untuk memperkuat kedudukan nya di istana. Ia akan mempelajari politik kerajaan, memperhatikan para penasihat Cedric, dan mencari tahu siapa yang bisa ia dekati sebagai pondasi keududukan nya.
Suatu hari, saat berjalan di taman istana, Lyra melihat seorang wanita muda dengan pakaian sederhana sedang memetik bunga. Wanita itu memiliki aura yang menenangkan, tetapi di balik ketenangan itu, Lyra merasakan sesuatu yang berbeda, sesuatu yang mengusik hatinya.
"Lady Sierra", gumam Lyra pelan, matanya menatap tajam ke arah wanita itu.
Sierra menoleh, wajahnya menunjukkan sedikit keterkejutan, tetapi dengan cepat berubah menjadi senyuman lembut.
"Putri Elyra".
Sierra memanggil Lyra begitu saja. Tanpa membungkuk kan tubuhnya. Bahkan Sierra menegapkan tubuhnya, seakan menantang Lyra.
Lyra tidak menjawab. Ia hanya memandang Sierra dengan tatapan yang sulit diartikan. Di dalam dirinya, ada badai emosi yang bercampur antara rasa penasaran, sakit hati, dan tekad untuk tidak membiarkan wanita ini menghancurkan dirinya.
'Berani sekali dia tidak memberi hormat padaku. Sungguh gadis yang pemberani', batin Lyra.
Pandangan Lyra tak sengaja menatap tangan kanan Sierra yang memegang sekuntum bunga mawar biru. Disana, tepatnya di jari manis, sebuah cincin melingkar dengan indah.
Cincin itu sama persis dengan cincin yang Lyra temukan di ruang kerja kemarin. Lyra merasa semakin sesak. Sepertinya sebentar lagi, Lyra akan mengetahui hubungan Cedric dan Sierra.
...****************...
pabtes az d buang m kluarganya
hadeeehhh ,, gk ada perlawanan