perjalanan kisah cinta seorang gadis remaja berusia 17 tahun bernama maura arabella davion bersama pria tampan yang umurnya lebih tua 10 tahun bernama darren arthur louis.
mereka berdua terjebak pada malam yang panas karena pengaruh obat perangsang dari grace teman maura namun hubungan itu berlanjut hingga menimbulkan konflik-konflik kecil.
mampukan mereka bertahan hingga akhir ? ikuti terus setiap bab nya ya .dan jangan lupa tinggalkan komentar dan like kalian..terimakasih readersku.. happy reading ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ls.stwn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kembali ke inggris
Darren dan maura menyiapkan keberangkatannya ke inggris berdua malam itu juga sedangkan grace dia tetap kekeh ingin berada di newyork.
maura tidak mau memaksa karena itu sudah keputusan grace untuk tetap berada disana "maura ..ayoo" ajak darren
"tunggu sebentar" ujar maura
"maura... Pergilah..aku tak apa..aku akan baik saja.. Selama ini juga aku baik-baik saja.. Aku yakin tua bangka itu tidak akan berani mengangguku lagi" ujar grace
"hmm..terserah kau saja .dasar kau keras kepala" cibir maura
”ayolah maura.. oohh atau nanti liburan musim panas aku akan ke inggris" ujar grace
"kau tidak berbohong kan?"
"tentu tidak.. Ya..doa kan saja aku lekas punya kekasih jadi aku bisa mengajaknya kesana nanti” ujar grace
"bahkan makam mama nichole belum kering tapi kau sidah memikirkan punya kekasih lagi?"
"ayolah maura... Aku tidak tahan hidup sendiri" ujar grace
"terserah kau saja .. Jangan lupa terus kabari aku..oke?"
"siap... sudah sana..lihat darren sudah menekuk wajahnya .. "
"biarkan saja dia... Siapa suruh dia menemuiku" ujar Maura santai
"ya setidaknya berterima kasihlah padanya maura.. Kalau tidak ada dia mungkin sekarang ginjalku hilang satu" gurau grace
"sssttt diamlah... Yang jelas sekarang kau harus lebih berhati-hati dan jangan ceroboh... Kekasihmu juga harus lulus seleksiku"
"kau bawel sekali .seperti mama" cibir grave
"agar kau juga terhindar dari bahaya grace.. Sudahla.h..aku pergi dulu..bye "
"bye maura hatu-hati . Kabari lagi ya" ujar grace
Maura dan darren berjalan beriringan namun mereka tak saling bicara. Maura pun terlalu gengsi untuk bertanya duluan sedangkan darren terlihat sangat acuh
"apa kau tidak pernah merasa bersalah?" ujar darren setelahnya
"aku?"
"ya..kau ..siapa lagi" ujar darren
"aku tidak merasa bersalah apapun" ujar maura
"apa dengan mengabaikan ku itu bukan kesalahan?"
"sudahlah darren itu hanya perkara kecil saja..lagian tidak setiap hari aku seperti itu" ujar maura
"terserah" ujar darren malas
"kau juga terserah.. Aku sudah malas berdebat denganmu" ujar maura lagi
Akhirnya mereka menaiki jet pribadi itu dengan saling diam dan berjarak. Maura lebih memilih tertidur sedangkan darren lebih memilih melihat keluar jendela
"seprtinya aku terlalu kekanak an" batin darren
Dareen lalu melirik kearah maura yang sedang tertidur dia lalu berjalan mendekati maura. dia tatap dalam wajah cantik maura
"maafkan aku baby..aku terlalu kekanakan dan terlalu mengaturmu" lirihnya
****
Ditempat lain terlihat eveline sedang bergumul dengan pria tua yang memesannya di newyork. Eveline dengan akting yang luar biasanya berhasil membuat pria tua itu percaya bahwa di menikmatinya.
Setelah ronde kedua lelaki itu terkapar diatas ranjang sedangkan eveline membersihkan diri nya. Setelahnya dia mengecek ke mutasi rekeningnnya saat uangnya sidah ditransfer dia tersenyum kecil
"ah.. Terimakasih pak tua..dan selamat tinggal" ujar eveline meninggalkan pria tua itu
Eveline keluar dari hotel itu dan mencari dimana kamar darren keluar tadi namun dia malah melihat seorang wanita muda yang juga masuk kesana
"tunggu!!" ujar eveline
"ya?"
"apa kau menginap di kamar ini ?"
"kemarin iya tapi sebentar lagi aku check out" ujarnya
"ah . Apa kau bersama pria ?"
wanita itu berpikir sebentar "ah.. Iya... Bersama pria dan teman wanitaku"
"apa aku boleh meminta nomer ponselnya ?"
"untuk itu maaf..aku tidak punya..kami hanya sebatas berkenalan saja" ujarnya
"sayang sekali" gumam eveline
"kalau begitu saya permisi" ujar wanita itu lalu di angguki oleh eveline
Eveline berjalan sedikit cepat karena dia ingin segera sampai bandara. Dia ingin segera kembali ke inggris untuk menemui darren.
"ah..hubungi papa" ujarnya pada diri sendiri
Dia lalu menghubungi sang papa" hallo papa"
"ya sayang..ada apa?"
"ummm..pa.. Apa diperusahaan papa tidak ada lowongan pekerjaan?"
"ya? Untuk apa?"
"umm..aku ingin bekerja" jawab eveline cepat
Sang papa mengeryitkan dahi " bukannya kau sudah senang menjadi seorang model?"
"ahhh..aku merasa bosan pa.. Boleh tidak aku melamar diperusahaan papa ?" ujar eveline
"sebentar nanti papa kabari lagi..disini ada anak magang juga ..siapa tau kau juga bisa" ujar papa eveline
"terimakasih pa... Papa terbaik" ujar eveline antusias
****
Maura dan dareen sampai di inggris maura hanya diam sedangkan darren berusaha mendekati maura. Namun maura tidak menggubrisnya
"berhentilah menghalangi jalanku darren" ujar maura malas
"maafkan aku dulu"pinta darren
"ya...aku memaafkanmu" ujar maura
"baiklah... Umm apa mau aku antar?" tawar dareen
"tidak usah... Pergilah.. disini bukan newyork"
"kalau begitu hatu-hati" ujar darren melepas maura pergi terlebih dahulu sedangkan dia pergi ke perusahaannya
Sesampainya darren di perusahannya dia disambut oleh kepala keuangan yang tidak lain adalah ayah dari eveline
"selamat siang tuan.."
"hm..siang.."
"emm apa anda sibuk ?"tanya tuan deris
"sedikit..memangnya kenapa?"tanya balik darren
"begini tuan... Saya ingin mengajukan lamaran pekerjaan untuk anak saya" ujar tuan deris
"tapi sepertinya anakmu adalah seorang model bukan? Lagi pula perusahaan belum mau menerima karyawan..dan lagi.. Itu juga bukan urusanku..itu urusan pihak hrd"
"emm..begini.. Posisi sekertaris kan kosong jadi saya me---"
"aku sudah punya sekertaris" ujar darren
"bukannya dia hanya anak magang?"
"itu bukan urusanmu tuan deris romero" desis darren
"ah baiklah..setidaknya berikan putri saya kesempatan tuan" ujar tuan derris
"aku tidak mau tau dan cepat pergilah" usir darren
Dengan wajah masam tuan deris pergi meninggalkan ruangan darren . Sedangkan darren tengah sibuk mengamati beberapa laporan yang dikerjakan oleh bawahannya.
Tiba-tiba saja pintunya diketuk oleh seseorang " ah..siapa lagi" gerutu darren
"apa kau tidak senang mama kemari?"
"ahh..mama..kenapa tidak memberitahuku dulu ?"
"untuk apa memberitahu jika seorang ibu ingin mengunjungi anaknya"cibir sang mama
"bukan seperti itu ma.."
"ya.. Mama tau .bagaimana kabarmu nak?" ujar sang mama lalu menghampiri darren dan mencium singkat pipi nya
"aku baik ma..lihat saja..aku sehat"
"ya ..kau memang pandai membual darren"
"apa maksud mama?"
"kamu pikir mama tidak tau ? Kau sedang bermasalah kan dengan maura ?"
"itu sidah selesai ma..." kilah darren
"apa katamu sudah selesai?" ujar sang papa tiba-tiba
"memang sudah selesai..maura sudah memaafkanku"ujar darren membela diri
"pa..lihatlah . Ini anak kita yang bodoh atau bagaimana"gerutu sang mama
"darren..apa kau tahu hubungan kita dan keluarga davion jadi memburuk karenamu?"
"aku juga tidak tau pa...aku akan berusaha mendekatkan diri lagi dengan orang tua maura" ujar darren
"memangnya semudah itu hm?" ujar sang papa
"aku akan berusaha pa..."
"papa harap kau tidak berulah lagi darren"ujar sang papa
"pa..kalian ini baru datang terus menodongku dengan pertanyaan ini dan itu... Aku lelah baru saja kembali dari newyork pa..ma.."
"kami tau.. Makanya kami kesini untuk mengajakmu bertemu dengan keluarga davion" ujar sang mama
"a-apa?"
"ayo..tunggu apa lagi ?"
"tap..tapi .."
Belum sempat darren menjawab tangannya udah ditarik sang mama keluar ruangan
***