Azka Mahespatih (28th) bersembunyi di rumah Nandita (20th) saat ia tengah di kejar oleh beberapa orang preman yang hendak mencelakainya.
Dita yang kaget saat mendapati lelaki asing yang memasuki rumahnya sontak ingin berteriak,tapi sebelum itu terjadi Azka dengan cepat berlari menuju Dita tetapi kakinya tersandung oleh kaki kursi hingga ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh di atas tubuh mungil Dita,di saat bersamaan para warga sekitar menggrebek mereka dan menikahkan mereka. mau tidak mau mereka menikah juga. bukan tanpa sebab Azka tidak menolak menikahi Dita,karena Azka pernah di tolong oleh Dita maka dari itu ia ingin membalas kebaikan Dita dengan menikahi gadis itu.
bagaimana kelanjutan ceritanya apakah pernikahan mereka akan langgeng atau sebaliknya?
jangan lupa dukung author dengan cara klik love,komen dan subcreb ya...🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yadah elek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kejutan
"ma-maksud mama apa?"
"panggil saya nyonya,saya gak Sudi kamu panggil mama." ucapnya ketus
"maaf nyonya,kenapa anda begitu membenci saya apa salah saya?"
"kesalahanmu adalah kamu yang sudah berani masuk ke keluarga saya dan wajahmu itu saya sangat membencinya."
Dita hanya menunduk takut sambil meremas selimut yang menutupi tubuhnya. dia begitu sedih ibu mertuanya sangat membencinya karena wajahnya memangnya apa yang salah dengan wajahnya.
"me-memangnya kenapa dengan wajah saya nyonya?" dengan ragu Dita menanyakannya kepada Irina
"wa....."
Ceklek...
belum sempat Irina melanjutkan ucapanya pintu ruangan terbuka,mengalihkan kedua orang yang berbeda generasi itu menoleh bersamaan.
pintu terbuka menampilkan sosok Azka yang terlihat lebih segar dan tampan,dia menampilkan senyum manisnya kepada sang istri karena sudah sadar. sementara Dita hanya menunduk saat Azka menatap dan berjalan menghampirinya,sungguh saat ini Dita masih ketakutan jika melihat sang suami. dia menautkan jari-jarinya karena bergetar dan ketakutan.
"ma..." ucap Azka sambil mengulurkan tanganya dan mencium tangan sang mama takzim.
"sayang,kamu gak kerja hari ini?" tanyanya setelah melihat jam yang melingkar di tanganya
"gak,ma hari ini aku mau jagain Dita ma. mama pulang saja ya,biar saya yang jaga."
"baiklah,mama pulang dulu."
setelah berpamitan Azka mengantar sang mama ke lobi. saat yakin mamanya sudah pergi dengan aman,baru dia menuju ke kamar sang istri.saat sampai di kamar,dia melihat Dita yang sudah membaringkan tubuhnya memunggungi pintu.
Azka berjalan mendekati istrinya yang tengah tidur membelakanginya,di elusnya puncak kepala Dita,dia bisa merasakan tubuh Dita bergetar saat tanganya menyentuh Dita.
perlahan Azka memeluk tubuh mungil sang istri sambil terus berbisik meminta maaf.
"sayang maafin mas ya karena sudah membuatmu seperti ini,mas janji tidak akan mengulanginya lagi."
sekuat tenaga Dita melawan rasa takutnya,ia harus kuat ia tak boleh lemah. Dita membalikkan badanya lalu dengan mengumpulkan keberanian dia menatap sang suami.
"ma-mas,..."
"ya,bicaralah sayang." ucap Azka lembut sambil membelai pipi sang istri.
"mas...lebih baik kita akhiri pernikahan ini,kita gak sepadan mas. dan aku sadar aku tidak akan pernah cocok jika bersanding denganmu.maaf..."
belum sempat Dita melanjutkan ucapanya Azka sudah membungkam mulut sang istri dengan ciuman. sungguh Azka tidak rela jika harus berpisah dengan Dita,karena dia sangat mencintai istrinya ini. dia takkan pernah melepaskan istrinya ini.
"jangan pernah ucapkan kata-kata itu,mas gak suka!" tegas Azka saat sudah melepas ciumannya.
"tapi..."
"ssstttt...beri mas kesempatan,mas janji tidak akan mengulanginya lagi." ucap Azka sambil menempelkan jari telunjuknya ke bibir sang istri.
Dita hanya diam tak menjawab ucapan suaminya,jujur dia masih takut dengan sikap kasar yang di alaminya kemarin,dan terlebih lagi sang ibu mertua sepertinya benci denganya,bukan sepertinya memang sangat membencinya.
melihat keraguan dari sang istri Azka menangkup kedua pipi sang istri.
"percaya sama mas,mas tidak akan mengulangi kesalahan mas lagi."
dita menatap manik coklat milik sang suami mencari kebohongan,namun ia tak menemukanya. hingga akhirnya Dita mengangguk ragu, melihat itu Azka langsung membawa tubuh mungil sang istri dan memeluknya sangat erat.
"terimakasih karena sudah memberikan kesempatan kepada mas." bisik Azka, Dita juga membalas pelukan suaminya dengan erat. entah, ini keputusan yang benar atau tidak jika mertuanya tidak menyukainya maka itu tugasnya untuk membuat mama mertuanya itu menyukainya. dan mudah-mudahan sikap tempramen Azka akan bisa menghilang. dan Azka akan menepati janjinya.
🥀🥀🥀🥀
selama seminggu Dita dirawat,selama itu juga Azka selalu setia mendampinginya. dan hari ini Dita juga di perbolehkan untuk pulang.
"sudah siap sayang?"
"sudah mas,ayo pulang."
Azka mengangguk dan mereka berjalan keluar kamar dengan Azka memeluk pinggang Dita prosesif.
tak butuh waktu lama mereka sampai dirumah,Azka menuntun Dita menuju ke kamar.
"mas,mana mama sama papa kok gak kelihatan?" tanya Dita saat sudah berbaring di ranjang miliknya.
"papa ada pekerjaan di luar kota selama beberapa hari makanya mama ikut papa."
Dita hanya mengangguk mengerti.
"ya sudah kamu istirahat ya,mas harus ke kantor karena hari ini ada yang harus mas kerjakan."
"iya mas,hati-hati ya."
Azka tersenyum dan mengangguk,mengecup kening sang istri dengan lembut.
"mas tunggu."
langkah Azka terhenti saat istrinya memangilnya,lalu dia membalikkan badannya lalu menatap Dita dengan mengangkat kedua alisnya.
"ada apa?"
"hari ini Dita boleh masuk kuliah kan?"
"tidak..." ucap Azka tegas
"tapi...Dita sudah ketinggalan pelajaran mas,takutnya...."
"sekali tidak ya tidak,kalau kamu takut tertinggal kamu gak usah kawatir nanti mas yang urus."
Dita menunduk,ucapan Azka tak bisa di bantah,dia hanya bisa mengangguk dan menuruti sang suami.
"ya sudah mas berangkat dulu,kamu istirahat di rumah."
"iya mas..."
setelah kepergian Azka,Dita memeriksa ponselnya yang sudah seminggu ini tak ia periksa.
dia memeriksa ada beberapa panggilan dengan nomor asing,alisnya mengerut memikirkan siapa yang tengah menelponya dengan nomor asing beberapa kali.
"mending aku menelponnya balik dari pada penasaran." ucapnya lalu mendial nomor tersebut.
"halo...dengan siapa ya?" tanya Dita sat nomornya sudah di angkat.
"hish...kenapa dengan Kaka sendiri kau lupa ha?" suara bariton terdengar menjawab Dita.
"kak Abi,Kaka apa kabar?maaf kemarin ponsel Dita agak eror makanya telpon Kaka gak ke angkat."
"kaka baik,kamu sendiri bagaiman? kau yakin tidak terjadi sesuatu denganmu?"
"tidak kak,Dita baik-baik aja kok.kak Abi gak usah kawatir."
"hmmm...apa ada yang ingin kau ceritakan kepada Kaka,selama Kaka tidak dirumah?"
"emmm...kak, sebenarnya Dita sudah menikah." ucap Dita ragu.
"lalu...?"
"his...kenapa kak Abi seperti tidak terkejut?"
"ceritakan saja apa yang terjadi." ucap sang Kaka
"huh...dasar kulkas." Dita mulai menceritakan apa yang terjadi kenapa dirinya bisa menikah dengan Azka. Dita juga menceritakan kalau Sekarang ini dia tinggal bersama sang mertua dan akan meresmikan hubungan mereka,setelah tiga bulan menikah.
"kenapa harus menunggu tiga bulan?apa mereka pikir kami itu barang percobaan?"
"kak...aku yakin ini yang terbaik ka,Kaka cepat pulang ya,Dita ingin Kaka yang menikahkan Dita dan menyerahkan Dita langsung ke mas Azka."
"kita lihat nanti,Kaka disini masih banyak pekerjaan.nanti Kaka pulang juga akan memberikan kejutan untuk kamu.kaka yakin pasti kamu akan suka."
"kejutan apa ka?" tanya Dita tak sabar
"kalau Kaka beri tahu bukan kejutan namanya,adik bodoh."
"his....ya sudahlah kalau Kaka tak mau memberi tahu."
"hmmm...Kaka mau lanjut kerja dulu,kamu hati-hati disana jangan lupa selalu kasih kabar ke Kaka oke."
"iya kakaku sayang."
setelah itu sambungan terputus,sungguh Dita di buat penasaran dengan kejutan apa yang akan di berikan oleh kakanya nanti.
Dan benar2 bkn orang tuanya yg melakukan
padahal pelakunya bkn ibunya dita.
hanya saksi hidup sdh tdk ada