QUEENA NARANA, terlahir kembali setelah kematian tragis yang terjadi padanya.
dia meninggal di tangan adik kesayangannya sendiri, adik yang selalu dia manjakan, rawat dan jaga dengan hati-hati seperti berlian langka.
adiknya diam-diam membencinya dan selalu ingin membuatnya di benci oleh banyak orang, adiknya ternyata cemburu pada kehidupannya, dia iri pada kecantikan, prestasi, dan orang-orang yang mengidolakannya.
setelah terlahir kembali, Nara bersumpah untuk membalaskan dendam kepada adiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hz. ceria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
08. kerja sama Keira dan Nara
"Lo gak bakal percaya sama apa yang gue dengan kemarin ...," Keira dengan semangat ingin bercerita dengan Nara, kemarin Keira memang berencana untuk langsung memberitahu Nara, hanya saja Nara memintanya untuk bicara secara langsung besok di sekolah.
jadi hari ini keira dengan penuh semangat ingin menceritakan apa yang dia dengar kepada Nara.
" emangnya apa?" Nara yang berpura-pura tidak tahu apa-apa.
"pas gue nguping kemarin, gue gak sengaja denger Aruna lagi telponan sama seseorang, gue gak tau siapa orang yang dia telfon tapi yang jelas Aruna bakal bayar orang itu buat apa-apain Lo."
Nara yang mendengar itu sama sekali tidak terkejut, siapa lagi yang akan Lana hubungi jika bukan Aruna," terus Lo denger apa lagi?"
"gue cuma denger itu doang, soalnya gue terlalu kaget terus gak sengaja dorong pintu, karena gue takut ketahuan ya udah gue cabut aja" Keira dengan santai berkata, dan kembali melanjutkan," tapi kenapa Aruna mau nyakitin Lo? Emangnya dia punya dendam apa sama lo, sampai-sampai dia berani bayar orang. Gue benar-benar gak nyangka ternyata Aruna bisa segila itu, gue pikir mulutnya doang yang bermasalah, tapi ternyata masalah utamanya ada di otak dia."
Nara yang mendengar itu hanya tersenyum kecil, dia menebak kalau orang yang kemarin di hubungi Aruna pasti para preman.
"kok Lo cuma senyum doang sih, Lo gak takut gitu?" tanya Keira yang merasa bingung.
"takut, buat apa gue takut?"
"ya kan Lo dalam bahaya Nara, ada orang gila yang berniat nyelakain Lo, Lo harusnya panik lah...."
"nanti aja takutnya kalau udah kejadian ..," acuh Nara.
"dasar gak waras!" kesal Lana.
Nara hanya tersenyum, Nara tidak mau membuat Keira takut, Aruna bukan hanya gila tapi nekat, jika ingin menghancurkan Lana maka orang yang harus di singkirkan yang pertama adalah Aruna, sayangnya Aruna terlalu licin untuk di tangkap.
Aruna sangat pandai menyembunyikan jati dirinya, di bandingkan dengan Lana, Aruna jauh lebih sulit di hadapi.
"Lo tenang aja, gue bisa bela diri kok."
"tapi Lo cewek Nara, sendirian lagi, gini aja deh nanti pulang sekolah kita bareng aja gimana, gue khawatir sama lo, meskipun Lo nyebelin Lo tetap teman gue yang bisa gue mintain contekan pas ulang. " Keira, lagian dia juga bisa berkelahi.
Nara yang mendengar itu setuju, lagian dia tidak tahu berapa orang yang dibayar oleh Aruna, bahkan di kehidupan yang lalu saja Keira kalah dan akhirnya berakhir di tangan mereka.
"oke, nanti kita balik bareng." Nara.
"sipppp ....," Keira dengan semangat, kalau masalah berantem Keira memang sangat semangat, baginya berkelahi adalah sebuah hiburan meskipun ujung-ujungnya badannya sakit tapi dengan berkelahi, Keira bisa melupakan masalah yang ada di rumah nya.
Keira dan Nara ngobrol dengan santai sampai inti Domino muncul, kebetulan mereka satu kelas, hanya saja mereka tidak pernah bersikap saling mengenal satu sama lain.
hingga tiba-tiba seorang siswi mendatangi Nara," kak Nara Lana lagi di bully sama kakak kelas, dia minta kakak buat dateng nolongin dia." ujar siswi tersebut, siswi itu adalah teman satu kelas Lana.
"oh ..., iya nanti aku dateng kok," jawab Nara dengan tersenyum.
Siswi itu kebingungan, bukannya saat ini yang harusnya Nara lakukan adalah segera berlari dan menyelamatkan adiknya? lalu kenapa dia hanya tersenyum dan bersikap santai.
siswi itu mengira kalau Nara tidak paham dengan apa yang dia katakan, dan dia kembali berkata," kak Nara, Lana lagi di bully sama kakak kelas di toilet, kakak harus nolongin dia."
"iya ..., nanti aku tolongin Lana kok kamu pergi aja dulu."
Siswi itu semakin kebingungan tapi karena Nara sudah mengusirnya, jadi dia tidak punya pilihan lain selain pergi, siswa-siswi yang ada di kelas juga bingung, tidak biasanya Nara bersikap santai apalagi ini tentang masalah adiknya.
Julukan pawang adik sudah tersebar di sekolah, di tambah dengan sikap dan kepribadian Nara yang acuh tak acuh dan kasar, membuatnya tidak di sukai banyak orang.
Keira dengan Santai meminum susu kotaknya," gak Lo tolongin?" tanya Keira Santai.
"nanti aja deh, gue lagi males."
"cihh ..., tapi gue rasa kayaknya adik lo baik-baik aja deh. Buktinya setiap kali ada orang yang kasih tahu lo kalau Lana lagi di bully, pas lo datang ke lokasi dia nggak kenapa-kenapa kan. nggak ada luka sedikitpun di tubuhnya, kalaupun dia jadi bully pasti pakaiannya kotor, kalau nggak bekas tamparan atau pukulan pasti ada di tubuhnya, tapi dia selalu bersih dan gak kayak korban bully." Keira, Keira bahkan menggunakan nada yang cukup keras, sehingga hampir seluruh kelas mendengar perkataannya.
para siswa-siswi yang ada di kelas sebenarnya takut kalau Nara akan marah, karena ucapan Keira yang santai.
yang mereka tahu Nara paling benci jika ada seseorang yang menjelekkan adiknya, atau menghina fisik Lana, dulu pernah ada seorang kakak kelas yang mengejek Lana, dan mengatakannya penyakitan, Nara yang mendengar itu langsung memukuli siswa tersebut sampai masuk rumah sakit selama 1 minggu.
Siswa tersebut mengalami patah tulang, dan tak lama akhirnya siswa itu pindah sekolah. Nara juga mendapat hukuman skor selama 2 minggu, dan juga harus membayar denda kepada siswa tersebut.
Dari sanalah berita kalau Nara menjadi pawangnya Lana tersebar, banyak juga yang menyebutkan Nara terlalu berlebihan, apa lagi saat dia tidak masuk sekolah Lana menyebarkan berita buruk tentangnya, sehingga banyak siswa atau siswi tidak menyukai Nara.
Tapi meskipun begitu masih cukup banyak orang yang menyukai Nara saat ini, karena ada juga yang berpikir tidak ada yang salah dengan perbuatan Nara.
"kalau di pikir-pikir Lo bener juga, selama ini setiap kali ada kabar kalau Lana lagi di bully, dia selalu terlihat rapi dan enggak kayak korban bully. Tapi apa mungkin selama ini Lana cuman permainan gue? Mungkin itu cuma perasaan kita aja, Lana itu adik gue yang paling baik hati, lembut dan penyayang, dia nggak mungkin permainan kasih sayang gue kakaknya sendiri." Nara membalas perkataan keira dengan nada yang terdengar ragu-ragu.
siswa-siswi yang ada di kelas yang mendengar perkataan Nara langsung berbisik-bisik satu sama lain, mereka seolah-olah dibuat kembali mengingat dengan apa yang selalu terjadi ketika ada seseorang yang mengatakan kalau Lana sedang di-bully.
memang mereka pernah melihat kalau Lana selalu tampil bersih, dan tidak seperti korban bully. kecuali ekspresi wajahnya yang terlihat sedih, dengan air mata berderaian sementara untuk yang lainnya dia tidak terlihat seperti korban bully.
Nara yang mendengarkan bisikan-bisikan para teman-teman kelasnya diam-diam tersenyum, Keira menatap Nara sekilas dan tersenyum, seolah-olah mereka memiliki pemahaman dari apa yang saat ini sedang mereka lakukan.
Tujuan Nara adalah membuat semua orang mencurigai Lana, karena Lana dulu juga menghancurkan reputasinya, maka dia juga akan melakukan hal yang sama, menghancurkannya secara perlahan-lahan.
"Lana lo harus ngerasain apa yang dulu gue rasain, menderita di bawah tatapan semua orang, seolah-olah orang-orang itu ingin makan lo hidup-hidup, tatapan jijik dan penghinaan yang tidak ada habisnya, Lo harus ngerasain semuanya satu persatu!."