Natasha Alexandrina seorang wanita cantik namun sombong dan arogan berusia 26 tahun, dia seorang wanita mandiri pemilik Alexa Butique
Cintanya kepada Andra Hadiwijaya seorang CEO muda membuatnya rela menghalalkan segala cara dengan mengajak bekerjasama seorang Mahasiswa yang juga berprofesi sebagai Driver Ojek Online bernama Prayoga Atmajaya, untuk mencapai obsesinya sebagai Nyonya Andra Hadiwijaya.
Siapa sangka sebuah peristiwa yang hampir merenggut kesuciannya, dan kebersamaannya dengan pria bernama Prayoga itu merubah alur kisah asmaranya.
Lantas apakah Natasha akan tetap berusaha mendapatkan cinta Andra atau akhirnya luluh pada Prayoga, pemuda baik hati yang selama ini menjadi Dewa Penolongnya.
Ig : Rez.zha29
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon REZ Zha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan Andra
Andra melajukan mobilnya seperti kesetanan. Ancaman yang dilontarkan papanya tadi membuat amarahnya meluap. Dia bukannya takut akan kehilangan fasilitas yang dia dapatkan sebagai CEO di perusahaan yang dia pimpin saat ini. Meskipun perusahaan itu masih milik papanya, tapi sejak masih sekolah di bangku SMA, Andra sudah mulai belajar mengelola perusahaan itu. Hingga di usianya yang saat itu baru menginjak dua puluh satu tahun dia sudah bisa memimpin perusahaan itu tanpa perlu dibimbing oleh papanya.
Bahkan berkat tangan dinginnya, perusahaan papanya itu kini berkembang semakin pesat. Kemampuannya dalam berbisnis sangat disegani kawan maupun lawan. Karena itu dia merasa sangat tidak adil, jika hanya menolak perjodohan dengan wanita pilihan orang tuanya itu, dia mesti melepas apa yang sudah selama ini yang dia bangun.
Andra saat ini menggunakan salah satu mobil sport mewahnya, berlogo prancing horse. Salah satu mobil keluaran pabrikan asal negeri Pizza itu sangat mendukung aksinya menguasai jalanan kota Jakarta. Andra masih melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Natasha yang duduk di sampingnya sedari tadi hanya bisa memegang dadanya sambil beberapa kali menahan nafas, apalagi sempat mobil yang dikendarai Andra hampir bersenggolan dengan kendaraan lain, sehingga Natasha harus memekik keras.
" Andra, hentikan! Ini berbahaya, Andra! Kita bisa mati konyol kalau begini!" pekik Natasha yang
tak digubris oleh Andra.
" Andra, tolong hentikan! Aku takut ..." ujar Natasha lagi dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Berada di samping orang yang sedang dalam keadaan emosi dan mengendarai mobil yang memang didaulat sebagai salah satu dari mobil super cepat ini sangat memacu adrenalin nya, dan menimbulkan rasa takut seperti yang saat ini Natasha rasakan.
Tapi Andra seolah tak memperdulikan ketakutan yang sedang Natasha rasakan saat ini. Nafsu amarah yang saat ini sedang mengendalikan dirinya.
" Andra, tolong berhenti! Aku takut ... tolong turunkan aku!" Natasha terus memohon, dia sampai tidak menyadari jika saat ini mobil yang dikendarai Andra sedang melaju di jalur tol.
" Diaammm ...!!" bentak Andra membuat Natasha beringsut semakin ketakutan. Bukan sekali dua kali Andra bersikap tak bersahabat dengannya. Tapi kali ini sikap Andra benar-benar di luar dugaannya. Dia bahkan hampir tidak mengenali sikap pria yang sangat dipujanya saat ini.
Natasha hanya terdiam, dia pasrah, dia berusaha menahan tangisnya yang akhirnya menyebabkan nafasnya terasa tercekat. Dia sama sekali tidak tahu akan dibawa kemana dirinya saat ini. Yang dia yakini adalah Andra tidak akan pernah mungkin membuatnya celaka.
Beberapa menit kemudian mobil yang dibawa Andra memasuki halaman perkantoran perusahaan Andra. Andra memarkirkan mobilnya dalam basement, dimana di sana masih nampak beberapa mobil terparkir, artinya masih ada beberapa karyawan yang belum pulang.
Andra keluar dari mobilnya, kemudian dia berjalan memutar, dan membuka pintu bagian lainnya. Dia kembali menarik tangan Natasha. Andra membawa Natasha memasuki lift, dia memencet tombol lantai paling atas dari gedung ini. Natasha yang tahu di mana letak ruangan kerja Andra terkesiap, karena dia tahu itu bukan lantai ruang CEO berada.
" Ki-kita mau mau apa ke sini, Andra??" Natasha semakin terkejut saat Andra mengarahkannya ke roof top gedung itu.
Natasha melangkah mundur saat dilihatnya Andra berjalan mendekatinya dengan aura wajah gelap layaknya algojo yang hendak mengeksekusi. Natasha terus mundur hingga dirinya tersudut di pagar pembatas. Matanya membulat, saat dia menoleh ke belakang. Jika Andra kalap, bisa saja dia melemparnya ke bawah sana.
" A-Andra, ka-kamu mau apa??" tanya Natasha dengan nada bergetar.
" Aku yang mestinya tanya, apa mau kamu sebenarnya, hahh?! Rencana licik apa yang ada di otakmu itu?!" suara Andra terdengar berat. " Apa maksudmu mengadu kepada orang tuaku?? Apa yang kau lakukan hingga mereka selalu menuruti kemauan mu? Bahkan papaku sampai menyuruhku berhenti dari perusahaan ini. Kau ingin menguasai perusahaan ini dengan menjadi Nyonya Andra Hadiwijaya? Itu kan yang kau incar, kan?!" seru Andra penuh kebencian.
Natasha menggeleng, " Nggak ...!! Aku nggak seperti itu, Andra!" sanggah Natasha.
" Bohong ...!! Kau memang menginginkan itu. Kau menginginkan fasilitas dan status sosial yang akan kau dapatkan jika menjadi istriku, kan?!"
" Nggak, Andra. Aku nggak pernah berniat seperti itu. Apa yang aku lakukan itu semata karena aku mencintaimu, Andra. Demi Tuhan, aku mencintaimu ...."
" Persetan dengan cintamu ...! Bagiku kau hanya penghalang kebahagiaan aku dan Adelia!" Andra masih melontarkan kata-kata yang sangat menyakitkan hati Natasha.
" Kenapa sedikit pun kamu nggak pernah bisa mencintaiku, Andra?" lirih Natasha. " Kenapa kamu lebih memilih wanita kampung itu ketimbang aku?! Apa karena dia telah memberikan tubuhnya untukmu, hahh?!"
" Diam ...!! Jaga bicaramu!!"
Natasha tertawa getir. " Benar, bukan?? Karena dia sudah memberikan tubuhnya kepadamu?? Karena dia bisa memuaskan napsumu?!"
" Diam ...!! Aku bilang diam ...!!" bentak Andra kasar.
" Kalau itu yang kamu cari, aku juga bisa, Andra. Aku juga bisa memuaskanmu. Sekarang pun aku sanggup lakukan itu. Aku siap menjadi budakmu jika itu bisa membuatmu menerima pertunangan kita." Entah dorongan dari mana sehingga Natasha nekat berkata-kata seperti itu. Pikirannya buntu yang dia pikirkan adalah bagaimana caranya agar tetap mempertahankan keinginannya untuk bisa menikah dengan Andra. Tanpa memperdulikan itu bisa menjadi boomerang untuk dirinya.
Mendengar kalimat yang diucapkan Natasha, Andra langsung menatap dengan tatapan yang sulit dijabarkan.
" Apa kau yakin dengan apa yang kau katakan?!" Seringai licik terbentuk di sudut bibirnya.
" I-iya ..." jawab Natasha terbata.
" Baiklah, aku harap kau tidak menyesali apa yang kau katakan tadi!" ucapnya dingin dengan suara berat. Dia kemudian menarik kembali tangan Natasha. Dia membawanya ke dalam ruang kerjanya.
.
" A-Andra, kita mau apa??" tanya Natasha saat Andra membuka pintu ruangan di dalam ruang kerja Andra, yang dia duga itu adalah ruangan tempat beristirahat. Dan ternyata benar dugaan Natasha, saat memasuki ruangan itu terlihat seperti sebuah kamar tidur, dengan dilengkapi spring bed berukuran king size, nakas juga lemari pakaian.
" Andra, untuk apa kita ke sini?' tanya Natasha menatap curiga apalagi saat Andra mengunci pintu ruangan itu.
" Bukankah kamu sendiri yang tadi mengatakan jika kau sanggup memuaskan ku?!" Andra berjalan perlahan ke arah Natasha.
Natasha terkesiap, dia tidak menduga jika perkataannya tadi ditanggapi serius oleh Andra. Dia sendiri tidak mengerti mengapa sampai dia bisa begitu mudah mengatakan hal-hal bodoh seperti itu.
" Nggak, Andra! A-aku ... aku ingin pulang saja." Natasha berlari ke arah pintu namun tangan kekar Andra lebih dulu menyambar tubuh Natasha, dan menghempaskan tubuh Natasha ke atas ranjang.
" Awwww ...!!" pekik Natasha saat tubuh kekar Andra tiba-tiba menin*dih dan mengungkung tubuh Natasha.
“ Andra, lepaskan ... mmppt ..." suara Natasha terhenti saat bibir Andra dengan cepat menyergap bibir Natasha.
Dengan brutal Andra mencium, mel*mat dan menyesap bibir Natasha tanpa ampun hingga Natasha kesulitan untuk bernafas. Natasha meronta-ronta, memukul dan berteriak walau suaranya tertahan karena Andra terus mengeksplor bibirnya.
" Andra, lepaskan ...!! Tolong jangan lakukan ini ..." teriak Natasha dibarengi isak tangisnya saat bibir Andra berpindah menjelajahi telinga, leher dan tulang selangka Natasha.
Tangisan dan teriakkan Natasha tak membuatnya menyudahi aktivitasnya, Andra justru semakin bersemangat, dia bahkan memberikan gigitan-gigitan di leher Natasha.
" Andra, lepaskan!! Aku mohon ... aku nggak mau ... huhuuuu ..." Andra semakin kesetanan, dia tidak perduli jika dia tidak mencintai gadis yang sedang dicumbunya itu. Dia bahkan menarik paksa blouse yang dikenakan Natasha hingga membuat beberapa kancingnya terlepas.
" Bukankah ini yang kamu ingin kan, hahh?? Kamu siap melayaniku, kan? Kamu siap memuaskan nafsuku, kan??" Andra meremas keras bongkahan kenyal di dada Natasha.
" Awwww ... Andra jangaaaannn!! Aku mohon jangan lakukan ini, aku mohon hentikan!! Huhuhuuuu ..." Natasha menyilangkan kedua tangannya di dada, menutupi sebagian dadanya yang terbuka karena bajunya yang terkoyak. Tapi Andra menyingkirkan tangan Natasha. Pandangan mata Andra mulai berkabut, sorot matanya mulai mendamba. Bagaimanapun juga dia seorang laki- laki normal, melihat tubuh putih molek di hadapannya membuat gairahnya bangkit.
*
*
*
Author Pov : Hadeuh Bang Andra, bilang ga cinta tapi mau juga🙄
Istighfar bang, istighfar...itu anak gadis orang..
Bersambung....
Happy reading 😘
sk curi2 kesempatan...😄