Di kehidupan sebelumnya, Qin Tian adalah seorang Kaisar Abadi, hampir mencapai puncak kultivasi. Namun, di ambang keabadian, ia dikhianati oleh murid kepercayaannya dan tewas dalam pertempuran besar.
Takdir membawanya kembali seribu tahun ke masa depan, terlahir sebagai pemuda lemah dari keluarga kecil. Dunia telah berubah—sekte-sekte lama runtuh, hukum kultivasi semakin sulit, dan para penguasa baru menguasai langit.
Namun, dengan ingatan dan pengalaman kehidupannya yang lalu, Qin Tian bersumpah untuk bangkit kembali! Ia akan mengguncang dunia dengan teknik yang telah lama hilang, membangun sekte terkuat, dan membalas dendam pada mereka yang menghancurkannya!
Saat ia mendaki kembali menuju puncak, ia menyadari bahwa musuh lamanya juga telah bereinkarnasi, dan perang antara kaum fana, iblis, dan dewa akan segera dimulai!
"Langit mungkin telah melupakanku... Tapi aku akan membuat dunia kembali berlutut!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LpC, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29: Ujian Petir di Paviliun Langit
Fajar menyingsing perlahan di puncak Gunung Dalam. Kabut tipis menyelimuti paviliun-paviliun besar yang berdiri megah, dan udara pagi dipenuhi aroma spiritual dari tumbuhan langka yang tumbuh di sekitarnya. Di antara semua bangunan itu, Paviliun Petir berdiri paling mencolok dengan menara logam tinggi yang mengalirkan arus listrik di puncaknya.
Qin Tian melangkah perlahan menaiki tangga batu, mengenakan jubah abu-abu barunya sebagai murid inti. Tangannya menggenggam gulungan teknik dari Penatua Li, belum dibuka, menunggu perintah.
Saat ia sampai di gerbang utama, dua penjaga dengan mata menyala cahaya biru menyilang tombak mereka.
“Hanya mereka yang diundang oleh Penatua Li yang boleh masuk,” ujar salah satunya.
Qin Tian mengangguk dan menunjukkan gulungan bermeterai petir itu.
Kedua penjaga langsung menyingkir. “Silakan masuk.”
Paviliun itu dalamnya jauh lebih besar dari yang terlihat dari luar. Dinding-dindingnya dipenuhi ukiran petir, dan di bagian tengah berdiri sebuah altar bundar dengan lingkaran sihir yang bersinar lemah. Di atas altar itu, Penatua Li berdiri, mengenakan jubah hitam dengan benang-benang emas menyerupai kilat.
“Kau datang,” ujar Penatua Li tanpa menoleh. “Buka gulungan itu.”
Qin Tian membuka gulungan. Di dalamnya tertera nama teknik: [Langit Retak: Langkah Petir Murni]. Teknik gerakan tingkat tinggi yang dikatakan bisa menghindari bahkan serangan senjata spiritual dengan kecepatan dan kehendak petir.
“Mengapa kau memberikannya padaku?” tanya Qin Tian.
“Karena kau berbeda,” jawab Penatua Li dengan suara berat. “Kau memiliki garis keturunan petir, tapi bukan hanya itu. Kau juga memiliki… kekuatan jiwa yang tak biasa. Aku ingin mengujimu.”
Qin Tian mengangguk perlahan. “Ujian seperti apa?”
Penatua Li mengangkat tangannya, dan altar bersinar terang. Qin Tian tiba-tiba terangkat ke tengah lingkaran sihir, tubuhnya tergantung di udara.
“Tahan petirku. Jika kau bisa tetap sadar selama tiga serangan, kau layak mempelajari teknik ini.”
Tanpa peringatan lebih lanjut, petir ungu turun dari langit-langit paviliun dan menyambar tubuh Qin Tian!
ZRAAKK!!
Tubuhnya langsung bergetar, otot-ototnya kejang, namun Qi di dalam tubuhnya berputar cepat, mencoba menetralkan serangan itu. Meski nyeri menyengat hingga ke sumsum tulangnya, ia menggertakkan gigi dan menahan.
Petir kedua datang lebih cepat.
ZRRRAAAAAAKK!!
Kali ini, tubuh Qin Tian tersentak, darah menetes dari sudut bibirnya. Namun, matanya tetap terbuka. Tekadnya—lebih kuat dari rasa sakit.
“Terakhir…” bisik Penatua Li.
Petir ketiga lebih besar dari dua sebelumnya, membentuk naga petir kecil yang meluncur lurus ke jantung Qin Tian!
Namun, tepat sebelum menyentuhnya, Qin Tian memusatkan semua Qi-nya ke titik dantian, dan berteriak dalam hati:
“Tumbuhlah, kekuatanku!”
BOOOM!
Ledakan cahaya menyelimuti ruangan. Penatua Li sempat mundur satu langkah. Ketika cahaya menghilang, Qin Tian jatuh ke lantai, tubuhnya hitam terbakar, namun... masih sadar.
Penatua Li tersenyum tipis. “Lulus.”
Ia melambaikan tangan, dan energi spiritual murni mengalir ke tubuh Qin Tian, menyembuhkan luka-lukanya sebagian.
“Mulai hari ini, kau adalah murid langsung Paviliun Petir. Teknik ini milikmu.”
Qin Tian perlahan berdiri, tubuhnya masih terasa berat, tapi dalam dantiannya, sesuatu telah berubah. Sirkulasi Qi-nya meningkat, dan bahkan titik-titik baru di meridiannya mulai terbuka.
“Aku berterima kasih atas kepercayaan ini,” ucapnya.
Namun sebelum ia sempat melangkah keluar, Penatua Li menatapnya tajam. “Ingat, jalan petir adalah jalan kesunyian dan kehancuran. Semakin jauh kau melangkah, semakin sedikit yang bisa kau percaya. Termasuk aku.”
Qin Tian menatapnya dalam diam, lalu mengangguk perlahan.
